"dua puluh satu"

422 57 58
                                    

peringatan konten dewasa.
kebijaksanaan pembaca diharapkan.

Flashback On

Deru mesin kendaraan yang melaju dengan kecepatan sedang menapaki jalanan pinggir kota. Mengarahkan dirinya pada jalanan besar lain yang lebih tinggi. Menjauhi kehidupan padat yang menyesakkan di pusat kota.

Yoona menggenggam tangannya erat-erat. Keputusannya sudah bulat.

Gadis itu menerima bantuan kedua yang diberikan oleh Jaehyun padanya. Perang dalam dirinya yang panjang harus segera disudahi. Menurutnya ini sesuatu yang tepat, walaupun terasa berat tetapi ia tak ingin hidup bersama pria yang sudah menikah. Ia tak ingin hidup bersama Taehyung.

Bersamaan dengan itu sebuah mobil lain melaju dengan kencang dari belakang, memutar gesit dan memotong jalan mobil yang ditumpanginya. Tetapi matanya tenang. Tak terusik sedikitpun walau dua penjaga di bangku depan tersentak karena harus mengerem mendadak.

"Sialan, ada apa didepan?"

Sang ajudan yang berada di bangku kemudi melongokkan kepalanya kebingungan, mencoba memahami situasi yang janggal. Disaat yang sama, beberapa pria dengan jas hitam turun dari mobil yang menghadang mereka, berjumlah tiga hingga empat orang, dan salah satunya khas dimata Yoona.

Mark turun dan melonggarkan kancing jasnya.

"Kami akan turun, tetaplah disini Yoona-ssi" Dua pria itu melepaskan sabuk pengamannya dan turun secara bersamaan. Pemandangan berikutnya yang tertangkap dimata Yoona adalah sebuah adegan aksi panjang.

Beberapa pria asing didepan sana tanpa aba-aba melayangkan pukulannya, berkelahi dengan dua ajudan milik Taehyung. Mereka menangkis dan saling adu tinju yang dilayangkan kearah satu sama lain, elakan dan tendangan yang begitu cepat, bagaikan adegan aksi perkelahian seperti yang biasa ia tonton di film laga. Yoona dengan tenang menyaksikan semuanya, seolah-olah gadis itu sudah tahu seluruh skripnya. Beberapa tangkisan terlihat sia-sia karena pria-pria asing itu dapat dengan mudah menjegal dan menginjak punggung tak berdaya sang pengawal Yoona. Situasi yang mendadak dan jumlah lawan yang tak seimbang membuat mereka kalap dan dapat dilumpuhkan oleh pihak lawan.

Dua pria itu berakhir pingsan tak sadarkan diri dibawah sana.

Dari sisi lain, Mark yang bahkan tak perlu mengeluarkan tenaganya hanya menatap perkelahian itu datar. Tepat pada detik berikutnya, saat kemenangan di pihaknya sudah terlihat jelas. Ia melangkahkan kakinya kearah mobil dibelakangnya.

Membukakan pintu bagi Yoona.

Perempuan itu menatap Mark dengan air muka yang tak bisa dibaca. Membiarkan sekertaris Jaehyun itu membawanya ke mobil lain. Yoona berjalan melewati dua orang yang terkapar di jalanan beraspal, darah segar yang mengalir dibawahnya membuat matanya menajam, semua itu terjadi karenanya. Tetapi ia menulikan dirinya sekali lagi, dan melewatinya begitu saja.

Flashback End

°°°

07.02 am

Pada pukul tujuh tepat sinar matahari sudah menjejakkan diri disela-sela ruang kerja rumahnya. Menggantikan gelap malam yang hilang ditelan cahaya. Diantara ruangan mewah itu, beberapa pajangan mahal sudah remuk menjadi pecahan kaca tak berbentuk. Sengaja dihancurkan tanpa mempedulikan nilainya yang bisa mencapai jutaan. Di depan jendela besar, seorang pria berdiri dengan kaku. Kedua tangannya dijulurkan ke arah meja didepannya, tetapi pandangannya datar kearah jendela dengan urat-urat yang tercetak jelas diantara tangannya.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang