Halo,
Untuk semua pembaca di cerita ini, sekali lagi aku minta maaf.
Unpublish cerita bukan untuk menghilang tetapi diperbaiki agar tidak terjebak plothole. Plothole di cerita ini bener-bener besar dan bikin aku gak bisa lanjut cerita ini. (Bisa search apa itu plothole)
Oleh karena itu, akan ku revisi pelan-pelan supaya ceritanya tetap pada tujuan akhir dan gak melenceng serta terkesan dipaksakan.
Terimakasih yang udah mau memaklumi dan tetap menunggu update cerita ini.
Sekali lagi, gak ada paksaan, ya ❤
Best Regards
Notice perubahan nama karakter
Albert Daniar : Liam Marcello Daniar
***
Risa telah merapikan kembali ruangan yang akan ditempati oleh nona mudanya yang masih betah berlibur di tempat kelahirannya. Berlin.
Hampir seminggu penuh gadis itu meninggalkan rumah sementara Darel sendiri telah kembali dua hari yang lalu karena memiliki urusan bersama teman-teman yang lain. Ia juga harus mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk kekasihnya, Aileen.
Hampir setiap malam Risa diteror oleh deringan telepon dimana sebelum ia tidur Anin akan selalu menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat tidur. Hanya untuk itu dan Risa tidak merasa terganggu jika saja nada Anin hanya sekedar mengucapkan selamat malam.
Pada kenyataannya, anak nakal itu menggoda Risa yang masih belum berpasangan.
"Selamat tidur nyenyak, Risa. Berdoa terus biar Jefri peka sama lo. Lambat banget hubungan kalian."
"Selama belum official, gue yang akan ngucapin selamat-selamat itu buat lo, Risa."
Seperti itulah kira-kira.
Meski Risa tahu jika gadis itu tengah menunjukkan kerinduannya terhadap dirinya, tetap saja Risa memiliki sedikit rasa kesal yang terpendam. Dan ia membiarkan hal itu berlalu.
"Dia minta jemput. Lo aja, ya. Gue sibuk."
Darel terlihat tengah mengikat tali sepatunya di depan salah satu anak tangga terakhir menuju pintu keluar.
"Gue ada sparring. Kunci aja pintunya."
"Emang gak ada niat pulang?"
"Ck! Kalo sempet ya pulang."
"Nanti Anin nyariin kamu, Rel."
"Baru pulang udah bawa bencana, gue balikin dia sama kamarnya sekalian ke Berlin."
Pria itu tertawa pelan atas perkataannya. Risa ikut tersenyum. Sesungguhnya, Darel tidaklah sejahat itu. Pria itu hanya tengah mengungkapkan kerinduan kecilnya pada sang adik. Ia telah tumbuh menjadi sosok kakak yang dapat diandalkan. Meski masih terkesan naik-turun dalam perubahan yang tengah pria itu alami.
"Gue pergi, ya!"
Darel terlihat menurunkan kaca helmnya dan membunyikan klakson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez 2
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) Sebuah Challenge yang membuat keduanya kembali dalam perseteruan yang menyenangkan tetapi tidak membuat goyah rasa yang telah tumbuh di masa SMA. Namun, keduanya terhalang oleh jarak dan wak...