***
Anin terlihat tengah menyeruput es kopi yang Clara pesankan untuknya. Gadis itu meminta maaf kepada Anin karena waktu yang berkurang untuk bermain bersama.
Sebagai wakil ketua OSIS, Clara benar-benar dibuat sibuk karena kepemimpinan Fahmi tidak se cemerlang Jaden. Kedua temannya itu harus saling bahu-membahu mengatur dan mengingatkan semua murid untuk taat pada aturan yang ada. Sampai saat inipun, murid Adara masih menganut sistem kasta.
Anin bahkan menawarkan perlindungan kepada keduanya agar tidak ada yang berani mengganggu Fahmi ataupun Clara.
Mereka menolak. Fahmi mengatakan bahwa hal seperti itu tidak perlu Anin lakukan. Fahmi mengerti jika Anin mengkhawatirkan nasib temannya tetapi ia berjanji bahwa ia akan mengubah stigma negatif para orang kaya kepada murid berbasis beasiswa seperti dirinya dan Clara.
Namun, meskipun ditolak, Anin beberapa kali melancarkan perlindungan melalui antek-antek yang selalu menjaganya di saat Galen tidak ada di samping Anin.
Jordi dan Aciel selalu sigap memenuhi apapun keinginan Anin yang masih mereka anggap normal termasuk memberikan deathglare kepada mereka, teman seangkatannya, yang masih menganggap rendah keberadaan Fahmi dan Clara meski mereka telah memiliki jabatan paling penting di Adara.
"Lo gak mau dengerin ketua OSIS? Pandang gue, nyenggol mereka sama aja berurusan sama gue."
Ia melihat ke arah tangannya, masih dalam kondisi yang sama. Perban putih dengan ukuran lebih kecil masih menempel disana. Kali ini, Risalah yang memasang dan membersihkan luka di tangan Anin. Perempuan itu sangat apik dalam hal pengobatan dasar. Anin cukup berbangga diri melihatnya.
"Pulang jam berapa?" tanya Aciel ikut mendudukkan diri di sebelah Anin setelah berlarian di depan lapangan basket. Pria itu tengah menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu ACE dalam tim kepada para juniornya. Dan Anin datang untuk menonton kesombongan Aciel.
"Kayak biasa, jam dua. Kenapa?" tanya Anin merasa bingung.
"Pulangnya sama gue. Jordi mau kencan katanya."
Sontak gadis itu tertawa remeh mendengar bahwa Jordi mulai serius dengan salah satu perempuan yang masih belum Anin tahu siapa.
"Tumben."
"Cari cewek biar ada gandengan pas wisuda."
"Astaga! Kalian para cowok, yang bener aja niatnya."
Aciel ikut tertawa. "Cewek juga sama, Nin. Lo tanya deh beberapa murid di sini yang seangkatan sama gue. Jawabannya pasti sama. Mereka gak ada yang mau jomblo pas kelulusan."
"Wajib banget punya pacar?"
"Gandengan, bukan berarti pacar. Nah si Jordi lagi seleksi."
Keduanya terlihat menertawakan cerita Aciel sendiri. Sebagai orang yang tahu bahwa Jordi pernah menyukai gadis di sebelahnya ini, Aciel masih terkejut mendengar Jordi akan berkencan.
Pria itu kesulitan menyukai seseorang secara spesial.
"Lo gak nyari juga, Yel?" tanya Anin sembari melemparkan tatapannya kepada seorang murid perempuan yang melewati dirinya dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez 2
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) Sebuah Challenge yang membuat keduanya kembali dalam perseteruan yang menyenangkan tetapi tidak membuat goyah rasa yang telah tumbuh di masa SMA. Namun, keduanya terhalang oleh jarak dan wak...