***
"Thank you, Galen."
Anin menerima satu cone ice cream hasil dari ia merengek selama hampir sepuluh menit kepada Galen.
Pria itu harus bertanggung jawab penuh karena telah membawa Anin lari dari kegiatan sekolahnya. Mungkin terlihat sepele jika mereka melihat bahwa Galen lah yang melakukannya. Tetapi bagi Anin tidak.
Ia harus menghadapi teror puluhan panggilan tidak terjawab dari Darel, Risa juga kemungkinan om Ilham selaku utusan dari Ryan Basupati.
Namun, dengan nada tegas Galen mengatakan bahwa ia akan menerima panggilan tersebut untuk memberikan penjelasan. Anin tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Jelas Galen.
Pria itu memang gila. Dia suka sekali mencari masalah dengan kakak laki-lakinya itu. Darel bisa menutup akses izin jika sampai tahu bahwa Galen membawa Anin pergi sebelum bel sekolah berbunyi. Tetapi sekali lagi, hatinya menuntun Anin untuk mempercayai Galen.
Dengan raut bahagia, Anin mengecap makanan manis itu yang kemudian ditolak oleh Galen ketika ia menawarkan. Galen tidak memakan makanan manis.
"Lo perokok, ya?" tanya Anin berhasil membuat perhatian Galen teralihkan padanya. Padahal pria itu tengah membayar makanan yang mereka habiskan untuk makan siang. Ice cream adalah menu penutup.
"Kenapa emangnya?"
"Gak mau dikasih makanan manis soalnya."
Galen tertawa, ia menerima kembali sebuah card yang baru saja digunakan untuk pembayaran. Sebuah card berwarna hitam legam, siapapun yang melihatnya, mereka akan berdecak kagum kepada Galen. DefinisiYoung and rich yang sebenarnya.
"Pernah, tapi gak sering. Emang ada hubungannya?"
"Gak tahu juga sih. Kata orang-orang gitu." Anin terlihat mengelap sisa ice cream yang sempat menempel pada telapak tangannya pada bagian bawah baju Galen, pria itu menoleh tetapi tidak mengatakan apapun. "Kalo gitu, berhenti aja. Jangan sampe nyoba lagi," lanjut Anin setelah menyelesaikan kegiatannya.
Alis Galen mengerut ke atas.
"Emangnya kenapa?" tanyanya kembali mengabaikan kelakuan iseng kekasihnya.
"Kok kenapa? Ya gak baiklah buat kesehatan. Otak pinter, pengetahuan cuma tentang motor aja. Sayang banget, Gal!"
Setelah menyelesaikan pembayaran, Galen menggandeng tangan Anin lalu keduanya melangkahkan kaki ke pintu keluar menuju parkir mobil untuk mengembalikan gadisnya ke rumah dengan selamat.
Kekehan terdengar dari mulut Galen, "Tumben aja ada yang merhatiin. Gak terbiasa."
"Sebagai pacar yang baik, kita harus sehat bersama. Gue sembuh, lo jangan nyari penyakit."
"Eh tapi— bukan berarti gue ngajak lo olahraga, ya. Gue gak mau soalnya! Sehat mental udah cukup buat gue. Olahraga fisik menghilangkan selera hidup."
Astaga! Gadis ini benar-benar menggemaskan.
Galen terlihat mengelus pelan pipi Anin yang terasa dingin saat bersentuhan dengan kulitnya. "Oke, tapi harus lo yang ingetin gue, gue males nginget omongan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez 2
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) Sebuah Challenge yang membuat keduanya kembali dalam perseteruan yang menyenangkan tetapi tidak membuat goyah rasa yang telah tumbuh di masa SMA. Namun, keduanya terhalang oleh jarak dan wak...