***
Hidungnya terasa sedikit perih mengingat betapa banyaknya cairan berwarna merah itu keluar dari hidungnya beberapa saat lalu.
Clara bahkan sempat ikut panik saat darah Anin tak kunjung berhenti keluar dan memaksanya untuk pergi ke rumah sakit agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Sayangnya, Anin tetaplah Anin. Meski kesadaran yang ia miliki sebanyak lima persen, gadis itu akan menolak kunjungan paling ia benci dalam hidupnya.
Ia berakhir tertidur di dalam UKS sampai pelajaran berakhir. Dan kini, saat terbangun telah ada lima orang penjaga yang dengan setia menunggu tetapi kompak memandang tajam ke arah Anin.
Aduh! Bisa jadi urusan panjang.
"Lelap banget tidurnya tuan putri," sindir Aciel sebagai orang yang sedari tadi meributkan keberadaan Anin saat jam pulang.
Pria itu memiliki tugas untuk mengantar Anin pulang. Tetapi yang ia dapati, kursi kosong bersama dengan seorang murid yang wajahnya sama sekali tidak enak dipandang saat Aciel masuk.
Anin bilang namanya Jean. Niat untuk sekedar berkunjung dan berkenalan, Aciel malah terkena dampratan teman sebangku Anin yang memiliki sifat persis seperti teman di sebelahnya. Mereka sama-sama memiliki omongan yang pedas.
"Lo tahu di mana si Anabel?"
Jean hanya terdiam di tempat dan melanjutkan kegiatan menulisnya.
Aciel yang merasa diabaikan, berjalan mendekati meja Jean lalu mengetukan tangannya di atas meja milik Jean sebanyak tiga kali.
"Knock! Knock! Knock!"
"Ada orang loh di sini. Lo gak budek, 'kan?"
Bukannya mendapatkan jawaban, Aciel malah diserang oleh sebilah tatapan tajam yang berasal dari kedua bola mata Jean yang begitu dingin. Ia tidak pernah merasakan intimidasi sebesar ini selain dari ketiga orang temannya. Dan mereka semua adalah laki-laki. Galen, Revan dan Jaden.
"Lo manusia, 'kan?"
Sekali lagi Aciel mencoba keberuntungannya. Ia merasa bahwa perempuan ini hanya sedang jual mahal kepada Aciel. Bisa-bisanya ia diabaikan seperti ini.
Lagipula, selain kepada Jean, ia tidak dapat bertanya kepada siapapun. Clara dan Fahmi sedang sibuk dengan kegiatan OSIS-nya sementara Sherly dikabarkan sedang sakit.
"Anin di UKS," kata seorang pria yang baru saja melewati Aciel hendak berjalan ke pintu keluar.
Dia adalah Alan. Meski sebenarnya Alan malas berbicara dengan murid paling tidak menyukainya di Adara. Aciel adalah penghalang Alan untuk mendekati Anin.
"Kenapa dia di UKS?"
"Sakit," jawab Alan sebelum ia benar-benar menghilang di pintu keluar.
"Shit!"
"Sakit apalagi dia?" kata Aciel dengan panik lalu segera mengetikkan sesuatu di ponselnya. Setelah selesai, ia sempat melirik ke arah Jean yang masih sibuk menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez 2
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) Sebuah Challenge yang membuat keduanya kembali dalam perseteruan yang menyenangkan tetapi tidak membuat goyah rasa yang telah tumbuh di masa SMA. Namun, keduanya terhalang oleh jarak dan wak...