Dua pasang mata itu saling melotot tajam. Keduanya sama-sama tidak mau mengalah. Sambil bersedekap dada, salah satu diantara mereka akhirnya menyodorkan sebuah kertas kosong. April, nama gadis kecil yang menyodorkan kertas itu. Raut wajah kesalnya masih mendominasi.
"Kita bikin perjanjian," ucapnya mutlak.
Sementara itu, Nakama atau biasa dipanggil Naka, anak laki-laki yang dari tadi dipelototi oleh April menghela napas. Mau protes juga percuma, gadis itu mana pernah mau ngalah. Jadilah, Naka cuma mengangguk pasrah.
Setelah mendapat persetujuan dari Naka, April buru-buru mengubek-ubek isi tas princess-nya, nyari pulpen.
Perjanjian Persahabatan
Kami,
Naka dan April dengan ini menyatakan tidak akan pernah menaruh perasaan satu sama lain.Tidak ada yang suka-menyukai.
Naka dan April adalah sahabat selamanya.
Tertanda,
Nakama dan April
"Gimana? Deal?"
Naka membaca kertas itu sekali. Duhh tulisan April jelek sekali, mirip cacing. Makanya Naka harus baca berulang-ulang baru bisa paham.
"Oke, deal." Keduanya berjabat tangan. Resmi sudah ikrar persahabatan mereka. Kini tidak ada yang harus ditakutkan. Mereka akan bersahabat selamanya.
💌
Naka menatap kertas lusuh tujuh tahun lalu itu, yang sekarang di figura dengan rapi tergantung di dinding kamarnya. Ujung bibirnya terangkat, berusaha menahan tawa mengingat kejadian itu.
Saat itu April benar-benar kesal karena semua orang selalu menggoda mereka berdua pacaran, padahal masih bocah juga. Sampai akhirnya gadis itu menyeret Naka untuk membuat perjanjian persahabatan.
Sahabat selamanya yaa, Naka membatin.
Ia mengangkat bahu, segera berlalu keluar dari kamar.
Tidak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan, akan selalu ada yang menaruh perasaan.
Naka tahu pasti itu.
💌
Penumpang kapal Jaemrina mari merapat^^Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend to Love || Jaemrina ✓
FanfictionGara-gara perjanjian konyol tujuh tahun lalu, keduanya terpaksa memendam perasaan masing-masing. Perjanjian untuk tidak saling menyukai sampai kapanpun. Apalah daya, manusia berencana, akan tetapi takdir terus berjalan sebagaimana semestinya. Nakama...