Extra Part : Edisi Kisah Pengantin (2)

442 44 0
                                    

Mual-mual yang dirasakan Naka tadi pagi berangsur-angsur hilang saat malam tiba. Mungkin habis dikelonin seharian sama April, sakitnya langsung sembuh tanpa perlu obat. Emang dari dulu cuma April obat yang manjur buat Naka.

Sekarang mereka berdua lagi siap-siap mau pergi ke rumah ayah Arya sama Bunda, ada acara selamatan disana. Masih ingat dengan sepupu bengal April, Harsakha. Nah malam ini acara selamatan Harsakha berhasil lulus dari pondok pesantren. Bukannya apa yaa, mama Ital terharu banget anaknya yang paling bebal itu bisa lulus juga dari pesantren. Gak pernah kebayang dalam benak siapapun, Harsakha yang berandalan nomor satu di keluarga milih mondok. Walaupun alasannya agak nyeleneh gara-gara mau nyari bidadari surga, tapi mama Ital bener-bener pengen sungkem sama cewe yang berhasil bikin Harsakha berubah jungkir balik dari sebelumnya.

April memoleskan make up tipis ke wajahnya. Tinggal satu sentuhan lagi dan siap, April menatap pantulan wajahnya di cermin. Tiba-tiba dari belakang Naka datang memeluknya erat. April tersenyum, tidak heran lagi dengan kelakuan manja Naka. Setelah menikah, tingkat kemanjaan Naka pada April semakin gak ngotak.

"Ay, aku mual lagi." Lirih Naka menenggelamkan wajahnya di ceruk leher April.

Raut wajah April berubah cemas seperti tadi pagi. "Kita ke dokter aja ya." Bujuk April yang dibalas gelengan Naka. April menghela napas, harus ekstra sabar menghadapi Naka mode rewel seperti ini.

"Na, kamu sakit loh dari tadi pagi. Ke dokter ya."

"Tapi kita kan mau ke rumah ayah."

"Nanti aku bilang sama ayah, kita gak usah datang aja. Kamu lagi sakit gini."

Naka melepaskan pelukannya. Ia menatap April tidak terima, "mana bisa kita gak datang, ay. Lagian aku baik-baik aja, gak usah ke dokter segala. Paling ini cuma masuk angin."

Sungguh tidak konsisten sekali bapak Nakama ini, tadi pagi bilangnya asam lambung kambuh, sekarang masuk angin.

"Kita ke dokter atau aku panggilin abi biar periksa kamu sekarang." Ancam April sambil melotot.

💌

Sungguh Naka bener-bener takut kalau April sudah mode serius begini. Setelah perdebatan mereka tadi, dengan amat sangat terpaksa Naka harus ikut April pergi ke klinik. Istrinya itu tidak main-main saat mengatakan akan menelpon abi Yahya kalau Naka tidak mau periksa. Sumpah deh ketimbang dokter lain, Naka lebih takut diperiksa sama abinya.

Sekarang mereka berdua sedang duduk di depan seorang dokter laki-laki paruh baya. Dokter itu terlihat memperhatikan pasangan suami-istri muda di depannya dengan seksama.

"Pengantin baru ya?" Tanya dokter itu sambil tersenyum.

Naka dan April kompak mengangguk, rada bingung sih hubungan sakitnya Naka sama status mereka sebagai pengantin baru.

"Pak Naka sepertinya agak sedikit tertekan sehingga asam lambungnya naik. Tapi menurut saya ada penyebab lain yang membuat anda akhir-akhir ini sering merasa mual." Dokter itu masih senyum. Naka jadi merinding, dia gak lagi sakit parah kan.

"Kenapa dok? Saya gak lagi sakit parah kan, dok?" Tanya Naka takut-takut.

Anehnya bukannya menjawab, dokter itu malah tertawa. Mungkin ngetawain komuk Naka yang lagi ketakutan.

"Ihh dokter kok ketawa sih? Beneran kan dok, saya gak lagi sakit keras? Pliss lah dok, saya baru kawin tiga bulan masa udah sakit aja?" Oceh Naka ngelantur yang langsung digaplok sama April.

"Maaf dok, suami saya mulutnya emang minta dilakban." Ucap April tidak enak.

Dokter itu menggeleng, mulai menghentikan tawanya. "Maaf, maaf. Saya gak bisa tahan ketawa, kalian lucu sekali."

Naka dan April bilek : 😑

"Sepertinya istri pak Naka harus segera periksa ke dokter kandungan." Lanjut dokter itu.

Baik Naka maupun April mengernyit bingung. Ini yang sakit sebenarnya siapa sih? Kok April harus ke dokter kandungan? Ehh apa tadi? Dokter kandungan?

Pasangan pengantin muda itu saling pandang, mulai paham maksud si dokter menyuruh untuk segera periksa ke dokter kandungan.

"Selamat Pak Naka, istri anda sedang hamil. Sudah lima minggu" Setelah mendapat saran dari dokter paruh baya tadi, Naka dan April buru-buru mendatangi dokter kandungan.

Mata bulat Naka melebar mendengar kalimat dari dokter perempuan yang memeriksa April. Apa tadi? April hamil? Sungguh Naka benar-benar senang sekali. Buru-buru ia memeluk April dengan erat. Saking senangnya, Naka sampai menangis.

"Makasihh sayang." Bisik Naka pelan.

- To be continued -

Friend to Love || Jaemrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang