22. Usaha dulu, Hasilnya belakangan

387 48 4
                                    

Naka sampai di depan pintu rumah April dengan napas ngos-ngosan. Gila saking ngebutnya dia tadi hampir nabrak kucing. Mana di tengah jalan, pake ada pohon tumbang. Jadilah Naka harus muter-muter nyari jalan lain.

Ceklek

Pintu yang diketuk Naka terbuka, menampilkan wajah mengantuk Haikal. Padahal baru jam 8 malam, bisa-bisanya anak itu sudah mengantuk.

"Apaan?" Tanya Haikal.

"April mana April?" Naka bertanya balik, tidak sabaran.

"Yang mulia ratu gak bisa diganggu, serius. Demi keselamatan umat manusia, bang."

"Jan ngadi-ngadi lu, gue mau ketemu April."

"Kagak bisa bang, nyai gak bisa diganggu. Tadi aja gue dilempar kemoceng, padahal niat gue baik mau nawarin nasgor."

Naka mendesah kecewa mendengar jawaban Haikal. Terus gimana dong, masa iya Naka terobos masuk. Bisa-bisa ditodong senapan sama bapak Arya nanti dia.

Naka berpikir sejenak, tiba-tiba di kepalanya terlintas ide brilian. "Gue balik dulu deh, thanks Cal." Sebelum pergi Naka sempat-sempatkan untuk menoyor jidat Haikal, yang langsung diteriakin sama yang orangnya.

Diam-diam Naka berjalan menuju samping rumah April. Matanya berbinar-binar senang melihat jendela kamar April terbuka lebar. Secepat mungkin ia beranjak memanjat tembok bawah jendela bermodalkan tangga milik pak Amin, tetangganya.

Namun, sayang tangganya kurang tinggi untuk mencapai jendela kamar April. Kepala Naka mentok dibawah jendela, gak bisa lebih tinggi lagi. Baiklah, sepertinya Naka harus tetap melakukannya.

"Gue harap lo denger suara gue ini." Naka mulai bersuara. "Gue Naka. Gue minta maaf karena selama ini selalu bertindak pengecut."

"Lo denger gue kan?!" Seru Naka sedikit keras.

"Hmm." Terdengar balasan dari atas. Naka tersenyum girang.

"Mulai ini gue bakal jujur tentang perasaan gue ke lo. Gue suka sama lo, bahkan kalau mau digambarkan perasaan gue ke lo itu ibarat lukisan abstrak yang penuh warna. Awalnya cuma perasaan biasa terus-menerus berubah menjadi perasaan suka yang gue sendiri gak bisa nahan."

"Gue suka sama lo. Gue gak mau kehilangan lo. Kalo kata orang, cinta itu bikin bego. Ya gue sampe bego nyatain perasaan dibawah jendela begini. Tapi gue tulus sama lo. Gue harap lo nerima perasaan gue."

Ada jeda sejenak. Naka tak mampu mendeskripsikan perasaan yang meledak di dadanya ini. Rasanya benar-benar mendebarkan, jantung Naka sampai cape diskoan mulu dari tadi.

"Cece juga suka sama abang Na. Cece mau jadi pacarnya abang Na." Jawab yang di atas.

"Eh?" Apa tadi? Naka tidak salah dengarkan? Kenapa malah Cecil yang menjawab?

"Na, lo ngapain diatas sana?" Seru April dari bawah. Kebetulan dia tadi lagi nyari Napoleon, dikiranya kucing orennya itu yang berisik disamping rumah, ternyata Naka.

"Eh?"

Brukkk

Karena linglung, keseimbangan Naka diatas tangga kacau. Berakhirlah ia jatuh tepat di depan April. Ya Allah, Naka malu banget. Rasanya pengen pingsan aja, besok baru bangun.

💌

Keesokan harinya Naka beneran baru bangun. Pura-pura pingsan, tapi malah ketiduran beneran. Bikin heboh dua keluarga tadi malam. Setelah Naka jatuh dari tangga, April refleks panik memanggil bunda. Pada dasarnya bunda juga sama panikannya dengan April, jadi mereka memutuskan untuk menelpon umi Hanin. Soalnya di rumah Naka gak ada orang, entah kemana abi Yahya dan saudara tirinya Naka.

Friend to Love || Jaemrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang