Extra Part : Friend to Family

484 44 0
                                    

Suara angin terdengar mendesau-desau ribut di luar sana. Sejak malam menjelang, cuaca siang hari yang cerah mendadak berubah mendung dan akhirnya turunlah hujan lebat mengguyur kota. Dengan suasana dingin nan sejuk ini jelas para makhluk hidup lebih memilih berdiam diri daripada melakukan aktivitas. Apalagi manusia, sudah pasti bergelung nikmat dibawah selimut. Tak terkecuali keluarga kecil kita yang satu ini, siapa lagi kalau bukan keluarga cemara ayah Nakama Sadewa Aji dan ibu Aprillia Meilen berserta buntut satu mereka, Nalia Zafira Nareaji. Ketiganya sedang bergumul dibawah satu selimut yang sama, berbagi kehangatan dengan saling memeluk satu sama lain. Posisinya tuh gini Naka-Nalia-April. Bocah perempuan berusia empat tahun itu dengan posesif memeluk leher ayahnya erat. Tidak mau berbagi dengan sang ibu.

Tapi bukan April namanya kalau tidak mau mengalah dengan anaknya. April berpindah posisi, mengambil tempat disamping suaminya, jadilah Naka sekarang yang di tengah-tengah.

"Ihh ibu gak usah peluk-peluk yayah!" Suara melengking Nalia berseru tidak terima. Jemari kecilnya berusaha menjauhkan tangan sang ibu yang melingkar di pinggang ayahnya.

"Loh kenapa?! Yayah kan suami ibu, suka-suka ibu dong mau peluk yayah." Balas April setengah mengejek. Sumpah liat muka siap meledakkan tangisan Nalia adalah sebuah bentuk kepuasan April. Entah sejak kapan jiwa jahil Naka dulu menular pada April.

"Yayah, ibu mau ambil yayah Nana." Adu bocah perempuan itu dengan bibir mencebik, tinggal tunggu beberapa menit lagi pasti nangis dah tuh bocil.

Naka menghela napas berat, sejak tadi dia cuma bisa pasrah ditempeli dua belahan jiwanya ini. Jika di luar sana kebanyakan seorang ayah yang akan menjahili anaknya, beda lagi dengan keluarganya. Malah April yang seperti punya dendam kesumat pada Nalia, hobi banget nangisin anaknya. Entah itu Nalia yang bikin sebel ibunya, atau April yang suka ngisengin anaknya. Memperebutkan Naka adalah salah satu rutinitas ibu dan anak itu. Contohnya yaa gini, karena kalah saing, Nalia memilih mengeluarkan jurus terakhirnya, yaitu menangis.

Mau tidak mau Naka harus turun tangan kalau sudah seperti ini.

"Jangan nangis dong, anak cantik. Ibu gak ambil yayah kok, yayah itu emang punya ibu sama Nana."

Gimana tanggapan April? Dia mah cuma ketawa cekikikan di belakang Naka.

"Ibu, Nana mau peluk." Rengek Nalia kelar menangis.

Walaupun sering bertengkar karena hal-hal sepele, April dan Nalia tetaplah ibu dan anak pada umumnya. Meski sering sebel dijahilin ibunya, Nalia tetep ae manja luar biasa pada April. Ngambeknya mah formalitas doang.

"Ibuuu ihhh!! Ayo peluk Nana!" Lagi Nalia berseru sebal karena April pura-pura tidur.

"Hahaha iya iya, bentar ibu pindah dulu." Karena tidak tega mendengar suara anaknya yang mulai ada hawa mau menangis lagi, April beranjak bangkit kembali ke posisi semula dengan Nalia di tengah-tengah mereka.

"Hihi hangat, Nana suka." Celoteh Nalia senang karena dipeluk sekaligus oleh kedua orang tuanya.

Naka dan April saling pandang tersenyum. Sambil memeluk Nalia, kedua jemari mereka tertaut erat. Udara dingin terasa berhembus membuat kaca jendela berembun. Tidak butuh waktu lama, ketiganya sudah jatuh terlelap masuk ke alam mimpi masing-masing.

- Fin -

- 10 Juli 2023 -

Friend to Love || Jaemrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang