08. Nadine atau Betadine?

367 70 0
                                    

"Masa katanya Naka sama Nadine putus?!" Ucap salah satu murid perempuan tak sengaja didengar April saat menikmati jam istirahatnya di kantin.

"UHUK!!!" April keselek mie gacoannya gara-gara denger Naka putus sama pacarnya. What? Gimana bisa? April ketinggalan cerita atau bagaimana ini?

"Lo tau darimana?" Tanya temannya murid tadi.

"Gue denger dari temennya Nadine, katanya Nadine cuma manfaatin Naka. Lo tau sendiri si Naka orang berada, jelas Nadine cuma mau hartanya doang."

"Uhukk uhukkk!" Beneran deh hidung April sekarang jadi ingusan gara-gara keselek pedes. Jessi, teman April menyodorkan segelas es teh. Kasian ngeliat April sampe mau nangis dari tadi batuk-batuk.

Saat itu mereka masih kelas sembilan sekolah menengah pertama. April benar-benar tidak menyangka, pasangan terfenomenal di sekolahnya, Naka dan Nadine putus. Dan penyebabnya Nadine memanfaatkan Naka. Wah April saja yang sudah hampir seumur hidup bersama Naka tidak pernah memiliki pikiran memanfaatkan cowo itu. Berani sekali si princess ice mochi alias suka bikin emosi itu menyakiti sahabatnya.

Pulang sekolah, April memutuskan untuk menyambangi kelas Naka, sekalian mengecek keadaan cowo itu takut-takut sedang galau. Biasanya Naka dulu yang mendatangi kelas April, mengajak pulang. Namun, saat April sampai, kelas itu kosong. Semua penghuninya telah pulang. April berpikir sejenak, tidak biasanya Naka pulang duluan tanpa bilang-bilang.

April merogoh saku tasnya, mengambil ponsel untuk menghubungi Naka.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan.

Lah kemana anak itu? April menghela napas, memutuskan untuk pulang ke rumah. Siapa tahu Naka juga sudah pulang.

Sama halnya dengan di kelas tadi, April juga tidak menemukan Naka di rumahnya. Umi Hanin bilang Naka belum ada pulang. Kalau seperti ini April jadinya khawatir. Naka bukan tipe yang suka kabur-kaburan begini. Terakhir kali cowo itu kabur dari rumah ketika berusia lima tahun, gara-gara kelinci kesayangannya mati. Itupun kaburnya Naka cuma di lapangan komplek doang.

Sampai malam tiba, Naka belum juga pulang. Tadi umi Hanin nelpon April, minta tolong cariin Naka. Duhh April jadi makin gelisah. Apa ini ada hubungannya sama kabar putusnya Naka dan Nadine? April tahu pasti, kalau Naka benar-benar menyukai Nadine. Naka itu tipikal love language-nya adalah receiving gift, suka ngasih hadiah sebagai bentuk rasa sayangnya. Makanya pas Naka bucin jatuhnya bucin tolol alias bulol, apapun bakal dia kasih buat Nadine. Mungkin saat tahu Nadine hanya memanfaatkannya, Naka langsung merasa kecewa.

"Lo kemana sih, Na? Ya Allah." April tidak tahu lagi harus mencari Naka kemana. Semua teman-teman Naka sudah April kontak, tapi tidak ada yang tahu dimana cowo itu berada.

April meneruskan perjalanannya dengan mengayuh sepeda pink kesayangannya. Sesekali berhenti untuk mengecek tempat-tempat yang memungkinkan untuk Naka bersembunyi.

Di mushalla juga tidak ada, padahal Naka paling suka shalat Magrib dan Isya berjamaah disana. Bahu April merosot lemas, belum pernah ia merasa ketakutan seperti ini. Takut Naka hilang, kenapa-napa, diculik dan sebagainya.

Tak lama kemudian, ponsel di saku hoodie April berdering, tanda ada yang menelpon. April berseru tertahan saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Naka menelpon.

"LO KEMANA AJA, SAT?! LO GAK TAU GUE HAMPIR GILA NYARIIN LO?!" Rasanya emosi April sampai ke ubun-ubun saking kesalnya. Namun, alih-alih membalas kemarahan April dengan kemarahan balik seperti yang Naka lakukan biasanya, malah terdengar suara isak tangis kecil. April jadi merasa bersalah.

Friend to Love || Jaemrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang