Rei baru saja hendak tidur sebelum ketukan pintu kamarnya terdengar.
" Ada apa? " Membuka pintu.
" Yang mulia raja memanggil anda keruangan tengah " kesatria itu berucap menyampaikan perintah Andreas. Rei mengangguk dan berjalan di belakangnya.
Melalui Koridor yang mewah dengan lantai marmer dan ornamen klasik di setiap sisi. Rei akhirnya sampai di depan ruang tengah. Pintu terbuka dan Rei dapat melihat Andreas dan ke dua pamannya di dalam, sedang menunggu.
" Kami baru saja mendengar kabar burung dari Academy, apa itu benar? " Tanya Jero langsung to the poin setelah Rei duduk di hadapan mereka.
" Ya, itu betul " Rei menarik nafas tipis, bersiap untuk dimarahi. Tapi selang beberapa waktu menunduk tak terjadi apa-apa, ia kemudian menatap ketiga orang didepannya itu yang ternyata sedang tersenyum.
" Itu bagus " Derson menepuk punggung Rei yang masih bingung
" Sekarang kau hanya perlu mengasah kekuatanmu "" Tapi kenapa kau tidak memberi tahu ayah atau paman soal ini? " Andreas yang sedari tadi diam kini membuka suara.
" Jadi...."
Rei akhirnya menceritakan semua yang terjadi bagaimana ia tiba-tiba bisa menggunakan kekuatan vampir saat bertarung dengan Paul, juga ia yang beberapa kali kehilangan kendali. Alasan mengapa ia merahasiakan dari ayah dan pamannya karena kekuatan itu belum pernah ada sebelumnya, dan yang terakhir karena Rei adalah manusia yang bisa menggunakan mana, Rei bukan vampir.
" Jadi maksudmu kau belum membangkitkan darah vampir tapi bisa menggunakan kekuatan vampir? " Rei menjawab pertanyaan dari Jero dengan anggukan. Sama seperti Paul mereka yang ada di ruangan itu bingung karena ini baru pertama terjadi.
Andreas menatap Rei lekat " bisa kau tunjukkan kekuatan itu " pintanya.
Rei kemudian menutup mata dan membayangkan aliran mana dari jantung menuju tangannya.
" Red Haema " cahaya berwarna merah muncul pada telapak tangan Rei dan merubah menjadi pedang ukuran sedang yang berwarna merah darah mendekati hitam.
" Apa kau yang menamainya?"
" Iya, karena warnanyaa merah " ujar Rei dengan senyum kikuknya. Agak malu karena ini pertama kalinya ia menyebutkan nama dari senjatanya di depan ayah dan sang paman yang terkesan aneh.
" Ini betul-betul darah, tapi kenapa tidak berbau " Derson menyentuh pedang dan melihat bekas cairan merah yang menempel padanya. Rei menaikkan bahunya sebagai jawaban saat Derson menatapnya, ia juga tak tau.
" Karena banyak anak bangsawan melihat dirimu tadi, sekarang bangsawan dan rakyat jadi tertarik padamu mereka mengira darah vampirmu sudah bangkit. Jadi untuk sementara hal yang lebih baik adalah berpura-pura bahwa kau sudah bangkit. Karena akan sulit menjelaskan bagaimana kau yang masih manusia bisa menggunakan kekuatan " Andreas berujar setelah berunding beberapa saat dengan Jero dan Derson.
" Dan guru yang mengajarimu, bisakah kau memberitahu agar menghadap ke istana besok? "
" Tentu ayah, tapi ayah memanggil bukan untuk sesuatu yang buruk kan, misalnya memberi hukuman karena menyembunyikan kekuatan milikku "
" Dia sudah mengajarimu dengan baik jadi tidak mungkin " Andreas menepuk kepala Rei, dengan senyum setipis kertas yang hampir tak terlihat.
xxxxxxxxx
Rei menatap kearah sekitar dengan bingung, ' apa yang terjadi '
Koridor menuju kamarnya yang biasa sunyi tiba-tiba di penuhi kesatria di sepanjang lorong, bahkan pelayan pun bertambah padahal tadinya hanya ada Aelen yang menyiapkan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tevallus Academy
VampireSuatu hari, Tevallus Academy yang terletak di Azela, dunia vampir, kedatangan murid baru. Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun dari dunia manusia. Ia datang ke Azela untuk mewarisi tahta sang ayah, yang merupakan raja vampir. Akan tetapi, fakta...