" Rei, jangan jauh dariku "Jakdis, pemuda bermata hitam memberitahu temannya. saat ini mereka sudah berada di hutan Saphon, Hutan yang lebat di penuhi pohon-pohon yang besar dan menjulang tinggi. Total 18 murid ikut kehutan sebagai hukuman karena tidak bisa menyelesaikan tugas menghafal dari Kassain.
" Hukuman kalian adalah membunuh 3 monster, tipe apapun itu terserah. Lalu bawakan padaku dan kalian bisa kembali ke Academy "
Kassain memberi perintah, kepada seluruh murid yang ikut. Lalu mengambil tempat duduk di bawah salah satu pohon. Semua murid berpencar setelah mendengar perkataan sang guru. Termasuk Rei dan Jakdis.
" Kita sudah sampai "
Karena saran Jakdis, mereka berdua sedang memburu Auroch yaitu monster dengan wujud sapi bertanduk besi. Menurut Jakdis Auroch itu adalah monster yang paling lemah karena hanya perlu menghindari serudukan tanduk dan hantaman kaki yang kuat, setara dengan benturan mobil. Dan yang lebih penting monster ini tipe berkelompok terdiri dari 5 sampai 10, jadi mereka bisa langsung menyelesaikan hukuman dalam sekali gerak.
Rei yang masih belum menghafal jumlah atau nama monster yang hidup di Azela, mau tak mau harus mengikut dengan ide sang teman.
" Itu Auroch? "
Rei berucap sangat terkejut melihat wujud monster itu. Ukurannya memang terlihat seperti sapi biasa, tapi ke dua tanduknya yang terbuat dari besi sangat lah besar dan tajam, memiliki 4 mata. Juga kulit Auroch terlihat keras. Jika itu yang terlemah, lalu bagaimana dengan monster lainnya?
" Ada 7, ayo bergerak "
Jakdis memberi aba-aba, mereka berdua langsung menyerang kearah sekelompok Auroch.
" Aerum Ragoon "
Tanaman merambat muncul dari dalam tanah, Jakdis mengincar kaki monster itu agar memperlambat gerakan mereka, sedangkan Rei dan Ann menyerang tubuhnya atau lebih tepat bagian leher.
4 dari tujuh Auroch berhasil mereka bunuh. Namun saat mengejar sisanya yang lari, mereka justru di hadapkan dengan tamu tak di undang.
" Apa yang kau lakukan, minggir! "
Suara Jakdis terdengar kesal, tapi anak dihadapan mereka sama sekali tak bergeming.
" Kau Sepertinya belum sadar "
Glenn yang entah datang darimana, dengan cepat berada di belakang Rei dan menyeretnya pergi. Tapi Glenn tidak tahu, Rei sudah tidak seperti dulu. Anak bermata hazel itu tanpa aba-aba menghempaskan Glenn, membuatnya hampir terjatuh.
" Sepertinya kau tidak di ajarkan sopan santun " Ucap Rei tegas.
Jakdis dan Glenn terdiam sejenak melihat apa yang barusan dilakukan anak bermata hazel itu.
" Ingat, aku adalah pangeran di sini. Jaga sikapmu jika kau tidak ingin berakhir di penjara kerajaan "
Disini yang kuatlah yang berkuasa. Tapi kekuasaan bisa memerintah yang kuat. Sekarang Rei paham hal itu. Rei berfikir untuk menjadikan statusnya, sebagai tameng.
' aku tidak ingin menjadi jahat atau licik, tapi aku sadar, aku tidak bisa melindungi ataupun menjadi pemimpin jika terlalu naif '
Sejak malam itu Rei memutuskan untuk melindungi Azela, ia akan bertarung dan melakukan apapun untuk memenangkan peperangan yang akan terjadi.
" Jangan diam saja, berlutut dan minta maaf karena telah menyerang pangeran kerajaan "
Tatapan tajam dari manik hazel Rei terlihat sangat dingin seolah tak berbelas kasih. Dalam keterkejutan, Glenn mengepalkan tangan dan menggerakkan giginya. Ingin menyerang, tapi yang dikatakan Rei adalah fakta. Mau tak mau Glenn berlutut dengan satu kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tevallus Academy
VampirSuatu hari, Tevallus Academy yang terletak di Azela, dunia vampir, kedatangan murid baru. Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun dari dunia manusia. Ia datang ke Azela untuk mewarisi tahta sang ayah, yang merupakan raja vampir. Akan tetapi, fakta...