Pertandingan pertama berlangsung dengan cepat, dapat terlihat dengan jelas kesenjangan kekuatan di antara mereka. Pertandingan terus berlanjut dan sampai sekarang di urutan nomor ke 29 dan 30 yang berakhir dengan kemenangan Louis ( nomor 29 ).
Guru Rella yang menjadi penengah pertandingan ( wasit ) tiba-tiba mengumumkan hal yang tak terduga.
" Louis dari keluarga Baron Vuitton menantang beradu duel dengan siswa bernomor 153 "
Begitu pengumuman dari Rella selesai muncullah dua orang dalam papan magic, ya Rei dan Louis beserta nomor mereka tertera di bawahnya. Hal ini membuat podium yang ramai semakin ribut, baru pertama kali seorang dengan status bangsawan terendah dalam kekaisaran kerajaan Azela menantang pangeran, mereka betul-betul meremehkan Rei karena ia seorang manusia, mungkin mereka berpikir Rei adalah lawan termudah dia Academy.
" Beraninya seorang Baron menantang pangeran " menggepalkan tinjunya Jakdis siap menerjang ke arena tapi tarikan dari Rei membuatnya tersentak.
" Jangan buat masalah, aku sudah menganalisis cara bertarungnya, aku rasa tidak apa-apa " setelah berbicara pada Jakdis, ia berjalan menuruni podium menuju arena disertai tatapan semua orang termasuk guru disana. Ada yang menatap cemas ( takut apabila terjadi sesuatu pada Rei kerajaan akan turun tangan ) dan ada pula yang menatap remeh. Rei sekarang menjadi pusat perhatian.
" Manusia melawan vampir, bukankah sudah jelas siapa pemenangnya " celetuk Danil yang sudah berada di samping Jakdis entah sejak kapan.
" Kau lupa, Rei bukan manusia seutuhnya. Bersiaplah untuk
terkejut "Ucapan Jakdis membuat Daniel mengerutkan dahinya heran, ia juga tahu Rei bukan manusia seutuhnya tapi biar bagaimanapun kekutan mereka yang half blood jauh berbeda dengan mereka yang berdarah murni.
Bagaimana bisa ia sepercaya itu Rei bisa menang." kalau kau sepercaya itu mau bertaruh, jika Rei menang aku akan bersediah menjadi pelayanmu selama 2 hari, begitupun sebaliknya "
Jakdis mengangkat alisnya dan tanpa ragu menjabat tangan Daniel.
" Setuju "Mungkin Daniel merasa dirinya akan menang sehingga ia tersenyum begitu lebar, andai ia bisa mendengar isi kepala Jakdis yang sedari tadi sudah mengatainya bodoh karena menawarkan taruhan tanpa tau kekuatan yang dimiliki Rei.
( Rei bukan hanya half blood, tapi ia istimewa, aku tidak sabar melihat wajah terkejut Daniel ) batin Jakdis, tersenyum.
Kembali pada area pertandingan, sekarang Rei sudah bersiap bertarung dengan Louis dalam arena. Dapat Rei lihat tatapan remeh yang di berikan oleh anak didepannya itu, Rei tak ambil pusing karena tujuannya saat ini adalah memenangkan pertandingan tanpa membuat masalah dengan kehilangan kendali.
" Apa kalian tahu peraturan pertandingan? "
" Ya " ucap Louis dan Rei bersamaan.
Peraturan pertandingan, di mana kemenangan dinyatakan apabila salah satu dari mereka pingsang, terluka parah ( tidak memungkinkan bertanding ) dan mengaku kalah ditengah pertandingan.
" Bukankah dia seharusnya mengalah saja"
" tapi jika mengalah makan gelarnya akan di pertanyakan "
" Seorang pangeran yang bahkan tak bisa menggunakan kekuatan, siapa yang mau menerimanya "
" Untuk membuktikan dirinya layak setidaknya dia harus menjadi kandidat Academy "
Bisikan dari berbagai arah mulai terdengar, itu wajar mengingat Rei yang half blood dan belum membangkitkan darah vampirnya.
Boom~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tevallus Academy
VampirSuatu hari, Tevallus Academy yang terletak di Azela, dunia vampir, kedatangan murid baru. Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun dari dunia manusia. Ia datang ke Azela untuk mewarisi tahta sang ayah, yang merupakan raja vampir. Akan tetapi, fakta...