TA#14 Turnamen Academy 2

116 30 8
                                    

Di perpustakaan Academy Rei hanya bisa menghela nafasnya, jika Jakdis menghitung mungkin itu sudah ratusan kali.

" Tenang saja masih ada waktu 7 hari sebelum tes pertarungan kandidat di mulai, aku akan membantumu ( menaikkan alisnya ) percaya padaku"

Melirik Jakdis, Rei justru tambah menghela nafas, enteng sekali mulut anak ini. Berkata memang gampang Rei juga bisa, masalahnya adalah bagaimana cara mewujudkannya. Rei tidak tau darimana ia harus mulai.

" Apa yang harus aku lakukan " Rei mengubur kepalanya di balik lipatan tangan.

" Aku punya ide "

Tanpa aba-aba Jakdis menarik Rei keluar dari perpustakaan, Rei bahkan tersandung karena ulah anak ini, untung saja ia tidak jatuh kalau tidak Jakdis pasti sudah menerima bogeman di kepalanya. Mereka terus berjalan hingga berada di depan pintu sebuah ruangan.

Tok tok tok~

Pintu itu terbuka menampakkan seorang vampir pria berusia kisaran 100 tahun lengkap dengan kacamatanya.

" Ada apa " ucapnya.

Jakdis mendorong Rei, agar berbicara pada sang guru, padahal dia yang membawaku kemari batin Rei kesal.

" Em..itu.. Jakdis bilang guru Paul bisa membantu membangkitkan darah vampir dalam tubuhku "

Akhirnya dengan susah payah Rei bisa menyampaikan tujuannya karena tekanan yang di berikan guru bernama Paul itu. Sedang Paul melihat mereka berdua tajam sebelum menutup pintu dengan sedikit membanting, membuat Rei dan Jakdis tersentak.

" Besok datang kemari jam lima pagi, kalau kau memang bersungguh sungguh ingin belajar dariku " ucap Paul dari dalam pintu. Sedang Rei dan Jakdis masih terkejut dan mematung di depan pintu.

Sebetulnya Rei cukup bingung mengapa Jakdis menyuruhnya belajar pada Paul yang seorang guru sejarah belum lagi Paul terkenal sebagai guru killer yang di takuti siswa-siswi di Academy, dan jawaban Jakdis sangat tidak terduga yaitu guru Paul adalah satu-satunya guru yang tidak memegang kelas tambahan, ya HANYA karena itu, sangat konyol bukan? membuat Rei ingin memukulinya. Tapi karna sudah terlanjur, apa boleh buat, dari pada tidak melakukan apa-apa lebih baik mencoba pikir Rei.

xxxxxxxxx

Ruang kelas yang kosong dimana terlihat Rei sedang membereskan mejanya dan bersiap untuk pulang sedang Jakdis sudah pergi lebih dahulu mengatakan ingin menemui seseorang untuk membantu Rei, tapi jujur Rei sama sekali tidak berharap banyak padanya, jangan sampai kejadiannya seperti tadi lagi, Jakdis kan punya pemikiran yang unik dan tidak bisa di tebak.

Rei berjalan keluar kelas tapi sebelum itu seseorang masuk dan menghalanginya.

" Saat pertarungan kandidat, bersiaplah karna aku pasti akan menunjukmu " ucap Danil pada Rei lalu pergi sembari melambaikan tangan.

Pada pertarungan kandidat setiap siswa akan di panggil ke area yang sudah di siapkan dengan seorang guru menjadi pengarah ( di dunia manusia di sebut wasit ) murid akan di pasangkan oleh Academy dan apa bila mereka menang, mereka dapat menantang satu murid yang ingin mereka ajak berduel.

Lagi, Rei hanya bisa menghela nafas, kenapa semua orang, tidak, maksud Rei mengapa semua vampir sangat memusuhinya padahal Rei sedikit pun tidak menggangu mereka.

Rei berjalan ke gerbang Academy berniat pulang tapi mobil yang biasa menjemput Rei belum datang. Tidak seperti vampir lain yang bisa bergerak sangat cepat. Rei harus mengendarai mobil untuk pulang pergi.

" Biasanya kesatria Dew tidak pernah terlambat menjemputku, kesatria Dew cepatlah sadar." Gumam Rei.

Karena Dew belum sadar, jadi Rei mendapat Kesatria pengganti untuk sementara, tapi Rei tau kesatria itu tidak menyukainya, tadi saja saat mengantar Rei ia dengan berani memberitahu Rei dengan mengatakan kalau bukan karena perintah raja, aku tidak akan mungkin mengawal manusia . Rei bukannya takut untuk melaporkan mereka pada Andreas tapi Rei hanya merasa itu buang-buang waktu karena meski di ganti pun belum tentu yang akan menggantikan lebih baik.

Tevallus AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang