TA#3 New World

218 43 1
                                    


Tiga hari berlalu setelah kejadian Rei bertemu dengan Andreas, ayahnya. Pertemuan yang masih membuat Rei antara percaya dan tidak akan sosok sang ayah yang adalah seorang vampir, dan dirinya juga yang memiliki darah vampir, half blood.

Pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan akan dirinya yang akan ikut ke dunia ayahnya, Azela, setelah bujuk rayu dari kedua orangtuanya serta ia sudah berpamitan pada teman dan Nenek Yashinta.

Tidak, Rei tidak mengatakan alasan yang sebenarnya mengapa ia tiba-tiba mengucap kata perpisahan dengan para temannya, yang benar saja, teman-temannya pasti berpikir Rei sudah gila jika ia memberitahu yang sebenarnya. Tapi tidak dengan neneknya, Yashinta. Ternyata beliau sudah mengetahui sosok asli Andreas meskipun Yashinta sudah sedikit bias dengan ingatannya sendiri.

Dan hari keberangkatan pun tiba. Persis setelah matahari baru saja terbit, bahkan cahayanya masih agak kemerahan, Rei bersama Andreas dan Iridina pun bergegas meninggalkan rumah.

Mobil yang membawa ketiganya berhenti di sebuah hutan yang sedikit lebat. Andreas turun terlebih dahulu, membukakan pintu mobil untuk Iridina. Rei sendiri tak langsung turun. Dipandanginya hutan yang ada di sampingnya melalui kaca mobil. Ada kesan kurang mengenakkan yang hutan itu keluarkan.

Ketukan kaca mobil memutus prasangka-prasangka dalam kepalanya.

"Ayo turun, Rei," suara ayahnya menyusul ketukan itu.

Rei pun turun dan berdiri di sebelah Iridina, sedang ayahnya bergegas ke bagasi belakang mengambil tas ransel berisi beberapa potong pakaian milik Rei. Padahal, Andreas sudah mengatakan tak perlu membawa apapun, karena di Azela sudah tersedia apapun kebutuhannya termasuk pakaian.

"Iridina sayang, kami pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik sampai aku datang menjemput mu," ucap Andreas seraya memeluk istrinya. Kecupan di dahi tak lupa ia bubuhkan di kepala istri yang sangat ia sayangi.

"Pasti. Jaga Rei bersamamu," Iridina mengangguk, mengurai pelukan lalu beralih memeluk anaknya.

"Dengarkan perkataan ayah mu, jangan nakal yah Rei,"

"Iya Bu. Jaga diri ibu. Rei pasti sangat merindukan Ibu," balas Rei.

Andreas pun memajukan satu tangannya dan membaca entah mantra apa lalu di depan mereka, hutan yang gelap tiba-tiba menyibakkan cahaya yang cukup menyilaukan.

Perlahan, cahaya itu meredup lalu menampilkan sebuah jembatan yang sangat cantik.

"Ini adalah jembatan dimensi, penghubung dan satu-satunya jalan keluar masuk dari dunia manusia ke Azela begitupun sebaliknya," Andreas menjelaskan.

"Kembalilah, aku sudah mengutus salah satu pengawal untuk menjagamu pulang ke rumah," Andreas berbalik kepada Iridina.

"Baik. Naiklah, setelahnya aku akan pulang,"

Andreas dan Rei pun menaiki jembatan dimensi itu. Mata Rei pun tertuju pada ibunya di bawah sana, tersenyum dan menahan tangis. Begitupun Iridina, ia sama sedihnya melihat anak yang selama ini ada di sisinya akan pergi.

" Jaga diri ibu baik-baik! " Teriak Rei, yang dibalas anggukan dan lambaian tangan dari sang ibu.

Rei dan ayahnya melanjutkan berjalan, hingga mereka sampai ke dunia itu, dunia vampir, Azela.

~0~0~

~0~0~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Gambar by wallpaperbetter )

Rei sangat terpukau dengan keindahan Azela. Pohon-pohon di sini berbeda dengan pohon yang ada di dunia manusia. Begitupun juga dengan hewan-hewan nya.

Suhu udara di sini sangat nyaman. Matahari bersinar dengan indahnya, tidak redup, tidak pula terlalu terik.
Bangunan yang ada di sini juga berbeda. Banyak bangunan megah dengan taman-taman luas.

" Bagaimana Azela menurutmu Rei? " Tanya sang ayah.

" Seperti berada dalam dongeng," Jawabnya semangat.

"Karena mendengar kata vampir, aku pikir tempat ini akan menyeramkan tetapi, ternyata aku salah, ini sangat indah " Lanjut Rei sedikit merasa bersalah karena telah berburuk sangka terhadap Azela.

" Baguslah kalau kamu suka. Sekarang, ayo kita ke istana "
Ucap sang ayah yang di angguki Rei.

.
.
.

Sesampainya di istana, Rei betul-betul tak habis pikir, bagaimana bisa ada istana seindah dan semewah ini.

Rei berjalan mengikuti langkah ayahnya, melewati lorong-lorong panjang sambil mengamati dan mengapresiasi setiap sudut interior istana itu. Sungguh, Rei benar-benar terpukau.

Mereka berhenti di depan sebuah pintu yang dijaga oleh dua pengawal.
Lalu ke dua pengawal itu membukakan pintu untuk mereka.

Di dalamnya terdapat ruangan yang luas dengan meja panjang di tengah, dengan kursi yang mengisi setiap sisinya. Terlihat sudah ada beberapa orang yang menunggu kedatangan mereka.

Andreas masuk diikuti Rei yang menyusul langkah di belakangnya. Segera setelah melihat raja, orang-orang itu menunduk, memberi hormat.

Andreas mengambil duduk di kursi paling ujung.

"Kebetulan kalian semua disini, biar kuperkenalkan anakku, Rei," Andreas membuka percakapan.

Orang-orang itu terkesiap mendengar perkataan raja mereka.

"Dan ia akan menjadi pewaris ku," pungkas Andreas yang semakin membuat mereka yang berada di ruangan itu semakin tak percaya.

" Tapi raja, kami tidak pernah tau anda memiliki seorang anak, belum lagi aku mencium bau darah darinya, apakah ia manusia?"
seorang bangsawan berucap.

"Ya, dia setengah manusia, half blood, "
Balas raja singkat.

"Anda tidak bisa menjadikan seorang half blood sebagai pewaris," tentang bangsawan lain.

"Selain itu, melakukan penobatan seseorang sebagai putra mahkota tanpa seorang ratu yang mendampingi seorang raja, penobatan nya dianggap tidak sah Yang Mulia," suara salah satu bangsawan di ruangan itu.

"Aku tidak butuh pendapat kalian, mau setuju atau tidak, aku akan tetap menjadikan dia pewaris" ucap sang raja penuh penegasan.

Andreas keluar dari ruangan itu, menyeret Rei untuk ikut bersamanya.

.
.
.

Ke esokan harinya, di taman istana yang biasa sunyi kini ramai di penuhi rakyat dan bangsawan Azela.

Pasalnya sang raja menurunkan perintah agar semua orang berkumpul di taman, karena ada berita penting yang akan di sampaikan.

"Terimakasih atas kedatangan kalian semua,"Ucap sang raja.

"Aku akan memperkenalkan Rei anakku, mulai sekarang dia adalah pangeran dan penerus Kerajaan Azela" Lanjut sang raja.

Ucapan tersebut mendapat berbagai reaksi dari rakyat Azela. Bagaimana tidak, raja mereka bahkan belum memiliki seorang ratu dan tiba-tiba saja mengumumkan bahwa dia sudah mempunyai anak?

Suara-suara keberatan berdengung memenuhi area taman. Ada yang menyambut dan ada pula yang menentang.

Penentangan terbesar berasal dari para bangsawan dan petinggi istana.
Alasannya sudah jelas, karena Rei bukan vampir murni. Terlebih, posisi ratu kerajaan juga kosong.

Akan tetapi, Andreas tetap pada keputusannya. Sekali raja berkata tidak, maka itu artinya tidak dan tak ada seorang pun yang dapat mengganggu ketetapan raja, kecuali ia ingin mati.

Itulah alasan mengapa pengangkatan Rei sebagai pangeran, hari ini tetap berlangsung, meski mendapat penolakan dari bangsawan dan petinggi, meskipun ratu yang seharusnya berdiri di sampingnya tidak ada. Terlebih, berkat Andreas 18 tahun lalu, Azela dapat selamat dari serangan pasukan werewolf.

Hari itu, seluruh rakyat Azela yang datang, mengetahui bahwa penerus kepemimpinan kerajaan di dunia mereka adalah seorang pangeran yang berdarah campuran, half-blood prince.

.
.
.
-to be continued

Terimakasih dan selamat membaca:-)
Feel free to give a comment. Trus jangan lupa klik tombol bintang di area kiri bawah yah^_^
#JanganLupaBahagia💜

Tevallus AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang