Normal POV
"Lu goblok atau gimana sih?!"
(y/n) hanya diam, ia malas menjawab ucapan Ayumi. Padahal Ayumi sendiri yang memaksanya memberitahu kemana ia menghilang kemarin malam tapi ia juga yang sekarang marah-marah. Fokus (y/n) teralihkan pada pemuda yang berdiri tak jauh darinya dan Ayumi, langsung saja (y/n) berdiri dan berjalan meninggalkan Ayumi yang masih marah-marah sendirian.
"Apa kau baik-baik saja, (l/n)-san? Gomen aku kehilangan jejakmu semalam .."
"Daijobu, Tokitō-san, terima kasih sudah mencariku."
Keduanya diam, bingung tak ada topik yang bisa dibicarakan dan mereka juga tidak sedekat itu untuk sekedar ngobrol santai.
"Mungkin ini terdengar lancang, tapi .. apa semalam kau menaggilku 'Mui'?"
(y/n) tidak tahu harus menjawab apa, jika ia menjawab iya, maka pasti Muichiro akan bertanya lebih jauh. Tapi jika ia menjawab tidak, apa mungkin Muichiro akan percaya? Suara teriakannya saja sangat kencang, bagaimana bisa Muichiro percaya kalau ia salah dengar?
"Um .. gomenne .. tanpa sadar aku memanggil namamu seperti itu, aku terlalu kaget sampai salah memanggil namamu."
(y/n) menundukkan kepalanya, begini lebih bagus bukan? Ia tidak berbohong, lagipula ia memang terlalu kaget sampai-sampai memanggil Muichiro dengan panggilan yang sering ia gunakan dulu.
".. aku tidak masalah jika kau memanggil namaku seperti itu, aku bertanya karena kupikir aku salah dengar."
(y/n) tersenyum tipis, 'Bagaimana bisa kau salah dengar disaat teriakanku sekencang itu, Mui?'
(y/n) menatap Muichiro, baru ia sadari kalau penampilan Muichiro tampak berbeda dari yang ia ingat, selain lebih dewasa, rambutnya juga tidak sepanjang itu, potongan normal laki-laki, ini pertama kalinya (y/n) melihat wajah Muichiro dengan potongan seperti ini dan hey! Lihatlah telinganya itu! Siapa yang menindiknya?
"(l/n)-san? Kau melamun."
Muichiro mengibaskan tangannya didepan wajah (y/n)
"Hah? Oh, gomen .. um .. kalau begitu kau juga .. jangan memanggilku (l/n) lagi atau aku akan memanggilmu Tokitō seperti dulu."
Muichiro mengangguk.
"Kau menindik telingamu ya," ucap (y/n) memecah keheningan yang kembali terjadi tadi
Muichiro menyentuh terlinganya, "Oh, ini Nii-san yang memaksaku. Apa kau pernah menindik telingamu, (y/n)?"
(y/n) menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, "Sewaktu aku masih kecil Mama menindik telingaku dan menghiasnya dengan anting lucu saat berkunjung ke Jepang, tapi waktu aku pindah ke Indonesia aku melepasnya dan sepertinya itu sudah tertutup."
"Biar kulihat," Muichiro mendekat untuk melihat telinga sebelah kiri (y/n), (y/n) mengigit bibirnya pelan saat daun telinganya disentuh oleh Muichiro
"Apa kau pernah memakai sesuatu sebelumnya selain anting?"
"Um .. walau aku bilang sudah melepasnya, tapi terkadang Mama masih memakaikanku anting dan waktu aku kecelakaan aku tidak memakai anting, bukankah 3 tahun cukup untuk menutup lubangnya?"
"Tunggu sebentar," Muichiro melepas anting ditelinga kirinya, ia kemudian memakaikannya pada telinga (y/n), "Masih terbuka."
(y/n) menyentuh anting yang dipasangkan Muichiro kemudian tersenyum tipis, "Ternyata masih terbuka ya .."
(y/n) kembali tersadar, buru-buru ia ingin melepas anting milik Muichiro tapi ditahan, "Kau bisa memakainya, (y/n)."
"Kau serius?"
Muichiro hanya mengangguk sebagai jawaban
"Arigato, Mui."
Ayumi yang sedari tadi menonton dari jauh hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Apanya yang mau move on, bullshit banget tuh bocah."
Tak mau melanjutkan tontonannya, Ayumi melangkah pergi meninggalkan (y/n) dan Muichiro yang masih ngobrol.
. . • ☆ . ° .• °:. *₊ ° . ☆
(y/n) membuka pintu rumah, ia baru saja pulang dari menjalankan misi solonya. Rasanya sangat melegakan karena tak ada gangguan saat sedang menjalankan misi, tidak seperti sebelum-sebelumnya. (y/n) mengernyitkan keningnya. biasanya saat terdengar suara pintu Neneknya akan keluar menyambutnya, tapi saat ini sosok sang Nenek tak nampak sama sekali.
"Obāchan?"
berkali-kali (y/n) memanggil sang Nenek sekaligus mengitari seisi rumah, bahkan ia juga mengecek halaman belakang rumah tapi tak juga menemukan sang Nenek. Ia kemudian berjalan keluar rumah, pas sekali Ayumi datang dengan sekantung belajaan ditangannya.
"Oi Ayumi, liat Nenek gw dimana gak?"
Ayumi berjalan kearahnya dengan raut wajah bingung, "Lu gak ngecek hp?"
(y/n) menggeleng, ia kemudian mengeluarkan hpnya dari saku rok miliknya, "Mati karena gw pake buat senter semalaman."
"Goblok, Papa sama Nenek lu pergi ke pemakaman temen Nenek lu, kalo gak salah katanya dua atau tiga hari baru pulang, lu juga katanya kalo males masak makan aja di rumah keluarganya Tanjiro, Papa lu udah ngomong katanya."
(y/n) hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "Okelah, kalo gitu gw mau tidur, bye bye!"
Ayumi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan (y/n), tapi kemudian tertawa saat ide jahil melintas diotaknya. ia kemudian berjalan masuk untuk menaruh belanjaan dan kembali keluar mencari seseorang.
. . • ☆ . ° .• °:. *₊ ° . ☆
Ayumi tersenyum jahil saat melihat wajah tenang (y/n) yang sedang tidur, ia kemudian mengguncang tubuh (y/n) hingga ia terbangun.
"Apaan sih!?"
"Lu kok tidur sih?"
Dalam keadaan setengah sadar (y/n) menatap Ayumi bingung, "Hah? Kan gw ngantuk habis kelar misi."
Ayumi berusaha mempertahankan raut wajahnya agar tidak ketahuan sedang menjahili (y/n), "Dih gimana sih! Kan lu nyuruh gw buat nyari Muichiro karena lu ngajak makan di luar sama dia."
(y/n) diam memikirkan ucapan Ayumi, sedangkan Ayumi mati-matian menahan tawaanya melihat (y/n) yang masih berusaha mencerna ucapan Ayumi.
"Kapan gw bilang gitu?"
Ayumi menggelengkan kepalanya pelan sambil menghela napas, "Kan kebiasaan deh lu, lu sendiri yang bilang ke gw waktu gw baru habis belanja, lu bilang gini 'okelah kalo gitu gw mau makan diluar ah bareng Mui habis mandi, Ayumi tolong cariin tuh anak ya', gitu lu bilang."
"Masa sih? Kok gw gak inget ya .."
Ayumi menarik tangan (y/n) agar bangkit dari tempat tidur, "Muichiro udah nunggu diluar, buru siap-siap sana."
Masih dalam keadaan bingung (y/n) akhirnya masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan bersiap-siap. Ayumi melambaikan tangannya pada (y/n) dan Muichiro yang berjalan menjauh dari rumah, walau masih dalam keadaan bingung tapi (y/n) tetap bersiap-siap dan pergi bersama Muichiro. Ayumi tertawa terbahak-bahak saat (y/n) tak terlihat lagi, puas mengerjai sahabatnya, tapi tawanya terhenti saat melihat seorang pemuda lewat di depan rumah (y/n), pemuda yang sangat ia kenal.
'Kurang ajar, masa iya karma gw cepet banget datangnya,' tanpa basa-basi langsung saja Ayumi masuk kedalam rumah dan menutup pintu sedikit keras membuat pemuda itu menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sumber suara
"Rengoku-san! Cepatlah, semua sudah menunggu!"
Pemuda itu mengangguk kemudian berjalan mengikuti gadis yang baru saja menghampirinya dan pergi dari sana.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.•》25 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐨𝐜𝐜𝐮𝐫 || 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 [𝐌𝐨𝐝𝐞𝐫𝐧 𝐀𝐔]
Fiksi Penggemar「𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 𝐎𝐟 𝐊𝐚𝐦𝐚𝐝𝐨 𝐒𝟐」 「𝐕𝐞𝐫𝐲 𝐒𝐥𝐨𝐰 𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞」 (y/n) terbangun di rumah sakit, ayahnya mengatakan jika (y/n) koma selama 3 tahun dan akhirnya kembali terbangun "Apa semua itu mimpi?" "Sayang, bersiaplah, kita akan kemba...