𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐

1K 139 18
                                    

(y/n) POV

Hari ini Papa mengajakku ke rumah seorang kenalannya, perjalanan dari rumah nenek ke rumah kenalan Papa cukup jauh, mungkin sekitar 2 jam perjalanan. Kami akhirnya sampai di sebuah rumah sederhana, suara orang tertawa terdengar sampai ke luar, sepertinya keluarga mereka sangat bahagia.

Papa memencet bel dan pintu terbuka tak lama setelah itu, menampilkan seorang wanita cantik yang tampak anggun. Wanita itu tampak familiar untukku, aku mendengar Papa berbicara dengannya sebentar lalu wanita itu mempersilahkan kami masuk.

Aku menghentikan langkahku saat melihat wajah seorang pemuda yang sedang tertawa di sana bersama seorang gadis yang sangat kuyakinin itu adiknya. Papa yang melihatku berhenti langsung menarik tanganku untuk duduk di sampingnya, pria yang lumayan mirip dengan pemuda tadi ikut duduk di sofa depan kami.

"Jadi kau kembali ke Jepang, Seiya?"

"Yah seperti yang kuceritakan, jadi aku memutuskan untuk fokus di Jepang dan perkenalkan ini putriku, (y/n)."

Aku berdiri dan memberi salam.

"Putrimu sangat cantik, wajahnya tampak mirip denganmu waktu masih muda."

"Tentu saja dia mirip denganku, Tanjuuro."

Aku bahkan tak bisa lagi kaget saat mengetahui nama pria di hadapanku ini, setidaknya kejadian kemarin membuatku berpikir mungkin saja aku akan bertemu dengan keluarga sang pemeran utama kita.

"Anak-anak, ayo ke sini dan sapa teman Tou-san."

Kelima anak Tanjuuro-san datang dan mulai memperkenalkan diri, jika Tanjiro saat ini seumuran denganku, maka dua tahun lagi dia berumur 23, apa itu berarti cerita akan terulang seperti dulu?

"(y/n)."

Aku menoleh kearah Papa yang memanggilku.

"Kau juga harus memperkenalkan diri."

Aku tersadar, benar juga, harusnya aku juga memperkenalkan diri pada mereka.

Aku berdiri dan membungkuk, "(l/n) (y/n), salam kenal."

"Kau tampak pucat, Tanjuuro."

Tanjuuro-san tersenyum tipis lalu menjawab ucapan Papa, "Akhir-akhir ini kesehatanku menurun, Seiya, aku khawatir waktuku tak lama lagi."

"Apa kau sudah mengecek ke dokter?"

"Aku sudah kesana saat awal merasa kesehatanku mulai memburuk, tapi mereka mengatakan jika aku tidak terkena penyakit apapun."

"Aku akan mengirim dokter yang lain untukmu."

"Tidak, tidak perlu." Tolak Tanjuuro-san

"Kau yakin? Bagaimana dengan anak-anakmu nanti?"

Tanjuuro-san menatap kelima anaknya yang sedang bercanda tak jauh dari kami, "Mereka bisa mengurus diri mereka sendiri, Kie membesarkan mereka dengan baik. Kuharap kau mau membantu menjaga mereka jika kondisiku memburuk."

Papa hanya diam dan ikut memandangi kelima anak Tanjuuro-san, aku merasa kasihan dengannya, jika seperti dulu maka takdirnya adalah mati, begitu pula dengan istrinya dan ketiga anaknya. Mengubah takdir seseorang sama saja menentang Tuhan, tapi apa boleh aku menentang Tuhan juga kali ini?

"Em .. Papa, jika Tanjuuro-san menitipkan anak-anaknya pada Papa, bukankah lebih baik memindahkan mereka ke dekat rumah nenek?"

Papa dan Tanjuuro-san menatapku kemudian mulai mengangguk, "(y/n)-chan ada benarnya, jika menunggu aku tiada disini hanya membuat mereka sedih, lebih baik mereka membiasakan diri di tempat baru jadi mereka tidak perlu beradaptasi saat dalam keadaan sedih."

𝐑𝐞𝐨𝐜𝐜𝐮𝐫 || 𝐊𝐧𝐘 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 [𝐌𝐨𝐝𝐞𝐫𝐧 𝐀𝐔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang