||tak pasti||

64 41 75
                                    

Hai prenn.... 💙💙

Ketemu lagiii... setelah yaaa beberapa hari lah ya.

Baca dengan cermat! Tandai jika ada typo
Jangan lupa vote dan komen!!

Harap hargai author!! dengan votemu, dan jangan ada plagiatt. Karna ini karya murni pemikiran sendiri.

Absen dulu prennnn....
Jam berapa kamu baca inii??
.
.
.
.

⚠️⚠️BANYAK UCAPAN KASAR YANG TIDAK⚠️⚠️
BAIK UNTUK DITIRU

Awan itu berwarna putih, namun kadang berwarna kelabu. Iya, kelabu seperti ucapannya waktu itu.

Mendekatinya itu membuatku sakit, namun aku suka. Entah mengapa, mengagumimu membuatku tak baik-baik saja. Tapi, bukannya aku berhenti kagum. Aku malah semakin kagum, tapi kembali lagi pada awal. Jika aku, bukan siapa darinya.

empati, rasa yang wajar dirasakan orang lain juga, bukan hanya aku. Empati, yang digadang-gadang menurut orang hanya sekedar peduli. Yang kenyataanya berkebanding balik mungkin.

Mungkin hanya aku yang merasa, dan ia tidak. Bagaimana mungkin sosok sepertinya mampu menengok kebelakang, ke arahku.

•••

Seperti hari-hari sebelumnya, kami melaksanakan apel pagi. Hari ini sedikit berbeda, aku yang biasanya berbaris didepan hari ini belakang. Hal itu dikarenakan aku sedikit terlambat, iya hari ini aku sedikit terlambat datang ke sekolah. Sungguh aku tak dapat melihat apa yang ada didepan.

Hingga saat suara itu terdengar ''udah pendek, idup lagi, pingin gue pites!''

Suara, suara yang tak asing masuk ke indra pendengaran ku. Suaranya yang agak berat. Awan, tentu dia orangnya. Setelah beberapa hari yang lalu kami saling mengenal ditempat ini, kami sedikit lebih dekat.

''Cot! Mending pendek, dari pada tinggi kek lo!'' tekanku tak terima, atas apa yang ia ucapkan.

''Yakin?'' sahutnya, menaikkan sebelah alisnya. ''Iya,'' jawabku tak lagi memandangnya.

''Masa?'' kini dengan deep voice nya yang sangat, menggelitik siapa pun yang mendengarnya.

''Iyaa!'' tekanku menutup pembicaraan tersebut, bukannya aku kesal atau apa. Aku hanya merasa malu jika hanya bercakap berdua dengannya itu.

Seterusnya ia masih saja, menjunjingku, yah walau aku malas untuk meladeninya. Biarlah ia akan diam sendiri.

Tak lama, apel pagi itu selesai. Menghamburkan siswa-siswi Kesuma Bangsa untuk masuk ke dalam kelas.

Yah, bisa dibilang aku dengan Awan tidak terlalu dekat. Mungkin orang lain menilai aku dengannya begitu, namun kenyataanya tidak.

Aku tak mengerti ini apa? Bagaimana aku bisa terjebak kedalam sini? Bagaimana cara aku bisa keluar? Aku bingung! Apa yang kurasakan?

Jujur aku sama seperti kalian, saat didekatnya rasanya ada yang ingin meledak didalam sini. Mungkin seterusnya akan lebih banyak monolog, dari pada dialog. Karena memang itu kenyataanya. Aku yang lebih banyak bermonolog, dari pada berdialog.

Aku tidak mengetahui, sampai mana kisah ini. Apa cukup disini? Atau tetap berjalan mengikuti hari.
Ahh entahlah tapi, yang selalu pasti diingat orang datang dan pergi, bersama dan berpisah, bahagia dan sedih, utuh dan retak. Semua tak bisa di prediksi.

•••
Hujan, menjadi hal yang mutlak terjadi di kehidupan sehari-hari kita sebagai umat manusia. Hujan, hujan yang menjadi obat penenang dalam kesenjangan.

Aku suka hujan, tapi ketika aku sakit karenanya. Aku menyalahkan hujan sebagai sebabnya.

Aku suka awan, tetapi awan selalu pergi meninggalkan ku mengikuti angin. Awan, putih menyukainya? Sudah pasti. Banyak hal yang membuatku menyukainya. Bentuknya seperti arum manis, melihatnya bergerak mengikuti angin dan melihatnya saat melihatku nengeluh padanya.

Awan, aku tak bisa menggambarkannya, aku bingung padanya yang selalu mendengar tangisanku, mendengar keluh kesah ku.

Apakah aku bisa? Untuk selalu melihat awan, apakah aku bisa untuk selalu berkeluh pada awan? Apa seorang sepertiku bisa membuat awan menggenggam ku?

Hujan tak kunjung reda, aku menunggu hujan berhenti sampai titisan terakhir. Bukan hanya aku, ada beberapa murid Kesuma Bangsa yang ikut meneduh di halte depan sekolah. Kami tak saling menegur, hanya sekedar mengetahui nama apakah bisa dinamakan mengenal?

Hujan mulai reda, beberapa orang sudah pergi menginggalkan kami yang hanya seberapa. Suara motor terdengar dari arah sana, ia berhenti tepat didepanku. Mataku seolah tak melihatnya, mengalihkan pandangan kearah lain.

"Bareng?" Ia menawarkan tumpangan kepadaku. Dengan tangan yang menyalurkan sebuah helm kearah ku. "Cepetan jamett!" Ia geram uluran helmnya tak kunjung kuterima.

Kami melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, melihat hujan yang bertambah deras tak memungkinkan kami untuk melaju lamban menikmati suasana.

"Pegangan, terbang mampus lo!" Ia memperingati ku untuk berpegangan padanya. Awalnya aku hanya memegang sejimpit hoodie putihnya namun tanganku ditarik untuk masuk kedalam kantung hoodienya yang mulai basah terkena hujan.

Hanya butuh beberapa menit kami sampai didepan gerbang rumahku, "mampir dulu. Lo basah!" Ujarku dengan suara yang agak besar sebab suara hujan yang deras mendominasi.

Senyumnya kembali ia terbitkan, membantuku membuka helm. "Lo sendirian dirumah?" Tanyanya ku angguki. "Gak enak nanti ada apa-apa," ujarnya menepuk beberapa kali pucuk kepalaku.

"Gue duluan aja ya!" Ia dengan cepat melaju meninggalkan pekarangan rumahku.

"Dosa lu, bikin anak orang salting tai!" Aku menghembuskan napas kuat saat membuka pitu utama rumah besar berwarna coklat ini.

"Ah gilaa!" Aku berlari masuk rumah sambil tersenyum lebar. "Bangsat, manis banget anjing!" Begitu aku langsung masuk kedalam kamar mandiku.

"Ah, stop lo tau dia buaya Yol! Jangan ambil hati, Huh! Sabar," aku menatap dalam mataku di kaca wastafel. "Tapi dia manis!" Senyum lebar ku tak kunjung luntur, terus membayangkan senyuman Awan yang begitu jelas tercetak.

Bahkan aku sudah meyakinkan diriku untuk tidak jatuh padanya, "dia itu gak baik buat lo. Jadi sadar!" Aku menepuk pipiku beberapa kali hingga terasa panas.

"AHHH! GAK BISA BANGKE!"

T.B.C

Agak aneh tapi, udahlahh cape juga ternyata. Oh ya jangan sebel kalo aku sering revisi karna aku sendiri kadang kurang puas sama tulisan aku..

Jangan lupa terus pantauu perkembangan cerita ini sampai tamat. Kalo ga nyerahhhhh

Jangan lupa votenya miskahhhh...

.
.
.
.
.

Spam '🐒' disini sebanyak-banyaknya!!
spam 'next' juga sebanyak-banyaknya!!

oh iya jangan lupa follow ig dan tiktok dan wp aku fyolaaaa itung' pansos gitu kannn ....

Salamm
Calon istri Gojo

💙💙

empatheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang