Bab 2

1.2K 102 3
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini, kalian wajib baca cerita aku yang SEKAT TAK BERJARAK, ya. Biar kalian gak bingung kenapa bisa begini, atau bertanya-tanya asal muasal mereka dari mana. Wkwkw...

Selamat membaca!!! ❤️❤️❤️

Rumah mewah dengan aksen modern di lengkap dengan barang-barang mewah juga suasana asri adalah hal pertama yang Evelia temukan begitu masuk ke dalam rumah Elang. Rumah yang pria itu katakan akan menjadi tempat tinggal mereka mulai detik ini.

Dilihat dari segi mana pun- Evelia tahu jika rumah itu bukanlah rumah orang biasa. Rumah itu terlalu mewah juga besar untuk ukuran rumah orang biasa pada umumnya.

Belum lagi perabotan rumah itu. Terlalu luar biasa mewah sampai Evelia dibuat takjub. Seberapa kaya sebenarnya suaminya itu? Kenapa memiliki rumah semewah ini?

"Bagaimana, kamu suka rumah kita? Atau kamu ingin mencari rumah baru?"

Evelia mengalihkan pandangannya, menatap Elang yang kini menatapnya lurus. Menunggu jawaban darinya dengan tatapan yang-err jika Evelia tidak salah tangkap adalah khawatir?

Oh, apa Evelia sudah mengatakan jika selama dia dirawat di rumah sakit. Pria yang berstatus sebagai suaminya itu tidak pernah meninggalkannya barang sedetik? Belum, kan?

Yeah, dia--Elang akan selalu berada di sampingnya nyaris dua puluh empat jam lamanya. Sama sekali tidak pernah meninggalkannya. Dia akan keluar hanya untuk mengganti baju atau mengangkat telepon. Kadang Evelia bertanya-tanya, apa dia tidak punya kegiatan lain selain duduk diam menemaninya? Kenapa dia terus berada di sekitar Evelia tanpa jeda?

Dan setiap Evelia menanyakan hal itu, Elang hanya tersenyum tipis. Tidak berkomentar apa pun. Sampai Evelia lelah bertanya seperti itu padanya, hingga akhirnya ia pun memilih menyerah. Membiarkan pria itu melakukan apa pun yang pria itu mau.

"Rumah ini bagus..." komentar Evelia. Menerbitkan senyum manis di wajah Elang. Pria itu terlihat suka dengan jawabannya.

"... Dan mewah." Tambahnya lagi. Bukan hanya senyuman yang terbit di bibir pria itu. Tapi juga kekehan kecil. Layaknya apa yang baru saja Evelia katakan adalah hal yang lucu menurutnya.

Elang terkekeh kecil dengan tangan yang merambat ke kepalanya. Mengacak-acak rambutnya lembut. Untuk sepersekian detik Evelia hanya diam. Hingga seolah tersadar, dia buru-buru menghindar. Menjaga jarak sejauh mungkin dari Elang.

Entahlah, setiap kali pria itu mulai menyentuhnya. Melakukan skinship maka alarm bawah sadarnya seketika bereaksi. Mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi dia seolah langsung menjaga jarak begitu pria itu menyentuhnya. Seakan dia takut--atau bahkan merasa asing dengan semua gerakan itu.

Semua perlakuannya itu membuat Elang senyum pria itu luntur dengan tubuh yang seketika membeku. Pria itu langsung mematung dengan wajah kaku, semua itu ditangkap oleh Evelia dengan jelas. Dia menggigit ujung bibirnya kuat guna mereda kegugupannya. Tatapan Elang, ekspresi wajah pria itu membuat Evelia merasa takut dan merasa bersalah.

Apa ia terlalu berlebihan?

"Akh, maaf." Seru Elang seakan tersadar. Buru-buru menjaga jarak dari wanita yang berstatus istrinya agar Evelia tidak takut lagi padanya.

Meski ada sebagian dalam dirinya yang kecewa lantaran respon Evelia yang ditunjukkan padanya akhir-akhir ini. Tapi Elang berusaha memakluminya. Berusaha mengerti karna kondisi wanita itu.

Tidak apa-apa Elang, dia masih belum mengingat mu.

Sejauh ini, itu adalah mantra terbaik yang bisa membuat Elang merasa lebih baik. Mengembalikan moodnya yang mendadak terasa buruk lantaran respon Evelia padanya.

Akan'kah Badai Berlalu? (Sekat Tak Berjarak) SELESAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang