Bab 15

533 41 4
                                    

Sorry ya Guysss... Semalam aku kelewatan up bab 15nya🤣🤣🤣🤣 kayak kalian, aku juga manusia biasa yang bisa khilaf dan salah 🤭

Jadi hari ini aku up lagi..

Oh iya satu lagi, aku akan up cerita ini setiap hari Sabtu ya... Dan karna banyak yang chat aku buat cepet up cerita ini... Dan bilang kalau mereka udah nunggu lama. Jadi akan aku up semua bab di sini sampai selesai...

So, selamat membaca...

Jangan lupa komen dan tinggalkan jejak ya...

*****

Tangis Evelia menguat, kian kuat dan hebat. Apalagi saat ia mengingat lagi dengan apa yang telah ia lakukan, ia sama sekali tidak bisa menghentikan tangisnya.

Elang yang melihat itu pun bergerak bangkit, meletakkan gelasnya begitu saja. Lalu mendekati Evelia yang kini masih menangis dengan kedua tanganya menutup wajahnya. Duduk di pinggir ranjang tepat di depan wanita yang kini masih menangis.

Ada yang terasa sakit, menusuk dan luar biasa nyeri saat menemukan wanita yang sangat ia cintai menangis hebat. Namun ia hanya bisa diam dan melihat, tanpa bisa menenangkan wanita itu seperti dulu. Jika dulu istrinya itu menangis, marah dan sedih, Elang tidak akan ragu untuk memberikan pelukan bagi wanita itu. Menenangkannya dengan segala ucapan penuh cinta dan membujuknya agar berhenti menangis.

"Aku dulu pernah marah." Dia hanya bisa menatap wajah yang penuh air mata itu. Tanpa berani menyentuh atau bahkan memeluknya. "Marah tanpa mendengar penjelasan dan mendengar semua yang terjadi padamu, Vi. Dan aku tidak mau mengulangi hal itu lagi kali ini."

Tangis Evelia terhenti sejenak, ia menurunkan tanganya guna menatap Elang yang kini menatapnya penuh rasa sakit. Kedua mata itu bahkan berembun menatapnya.

"Cukup kali itu aku membuat kesalahan." Ia menggeleng lemah. "Aku janji nggak akan pernah mengulanginya lagi."

Saat wajah itu menunduk, menatap tangan Evelia yang ada sisa air mata, ia memberanikan diri untuk menggenggam tangan itu. "Aku akan kasih apa pun yang kamu mau." Itu adalah janjinya selama ini. Asal bisa melihat wajah penuh bahagia wanita yang ia cintai, bisa melihat wajah itu tersenyum lebar penuh bahagia. Ia akan melakukan apa pun. Sekalipun jika wanita itu memilih pergi, meninggalkannya atau ingin ia melepaskannya.

"Apa pun yang bisa membuat kamu bahagia, aku akan kasih semua itu. Meski pun itu sulit, sakit atau bahkan nggak mudah buat aku, tapi akan aku lakukan sebisa mu. Semampuku. Aku akan-" Ucapan Elang terhenti begitu Evelia tiba-tiba memeluknya. Memeluknya erat dengan isak yang kembali terdengar. Elang bahkan sampai terhuyung ke belakang karna pelukan tiba-tiba wanita itu.

Kendati marah atau kesal, Elang hanya bisa tertegun. Mematung karna pelukan tiba-tiba wanita yang kini membenamkan wajahnya di pundaknya.

"Bodoh." Gumam Evelia setelah tangisnya sedikit reda. Menjauhkan sedikit wajahnya guna menatap wajah pria yang kini masih mematung. "Apa cinta membuat kamu bersikap bodoh seperti ini?"

Elang masih diam menatap wajah itu dengan kedua mata mengejab-ngerjab kaku. Namun saat sadar jika wanita yang berstatus istrinya itu menatapnya lebih hangat, tanpa ragu ia melingkarkan tanganya di pinggang wanita itu. Wanita yang kini sedikit lebih tinggi darinya, yang menatapnya dengan kedua mata yang bening dan sedikit berembun.

"Maaf," Ucap Elang yang setelah itu kedua matanya sedikit melotot karna terkejut-yang mana Evelia yang tiba-tiba memukul pundaknya keras.

"Bisa nggak sih kamu jangan buat aku semakin merasa bersalah?"

Akan'kah Badai Berlalu? (Sekat Tak Berjarak) SELESAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang