Bab 13

458 49 6
                                    

"Hai, aku pulang."

Evelia menatap wajah itu, wajah yang tersenyum ke arah dengan kedua mata penuh binar.

"Aku bawakan sesuatu untukmu, lihat." Saat tangan itu mengangsurkan sebuah tote bag, Evelia hanya menerimanya tanpa kata.

"Kamu pasti belum makan siang, kan? Aku tadi sengaja mampir dan membeli karna itu aku pulang sedikit terlambat." Pria itu berbicara sembari melewatinya, setelah melepas sepatu di depan pintu, lalu masuk dan melangkah masuk lebih dalam.

Evelia memutar tubuhnya, mengikuti ke mana pun pria itu melangkah. Sampai pria itu mengambil sebotol air, lalu melangkah ke arahnya, berhenti di beberapa langkah darinya dan langsung duduk di atas lantai tanpa canggung dan seakan sudah terbiasa.

Evelia masih menatap, memperhatikan pria itu yang kini sibuk menegak minumannya.

Saat diperhatikan lebih serius, wajah itu bahkan terlihat begitu lelah. Ada bulir-bulir keringat membasahi wajah itu. Juga, saat ia menjauhkan botol minuman yang tinggal setengah, menggulung lengan kemejanya asal hingga siku.

"Kamu tahu, jika kamu itu masih memiliki keluarga, mama dan adik laki-laki. Apa Elang tidak menceritakannya? Atau, apa pria itu tidak membawamu menemui mereka?"

"Kenapa?"

Evelia mengerjab dan menggeleng lambat. Semua itu menjadi fokus Elang saat ini. Bagaimana wanita itu terus menatap dan memperhatikannya.

"Kamu yakin?" Pria itu terlihat tak percaya. "Atau, ada yang ingin kamu katakan? Tanyakan, atau hal semacamnya?"

Ya, apa aku masih memiliki keluarga? Dan, kenapa mereka tidak ada di sini, dan kenapa kamu selama ini tidak pernah mengatakan apa pun soal mereka? Kenapa, Elang?

Evelia ingin mengatakan itu, menanyakan banyak pertanyaan yang kini memenuhi kepalanya. Tapi,

"Vi, kamu baik-baik saja?"

Evelia tersentak saat merasakan sentuhan lembut di tangganya. Tubuhnya bahkan mundur beberapa langkah guna menjauh dari Elang yang menyentuhnya.

"Vi?" Elang tampak terkejut dengan respon yang ditunjukkan oleh wanita di depannya. Yang tiba-tiba menghindar dan menjauh.

Tidak seperti pagi tadi yang membalas dan baik-baik saja saat ia sentuh, bahkan wanta itu ikut membalas genggaman tanganya.

"Kenapa?"

"M-maaf, aku rasa,.. aku akan menyiapkan makan siang kita."

Tak membiarkan wanita di depannya berlalu begitu saja dari hadapannya, Elang segera menahan lengan wanita itu. Membuat langkah Evelia berhenti tepat di samping pria itu.

"Aku mengenal mu dengan baik, Vi. Katakan, ada apa?"

Evelia belum ingin mengatakanya, sungguh, ia hanya sedang ingin memikirkan segalanya lebih dulu. Memikirkan kemungkinan terburuknya dan-

"Vi?"

Evelia bisa merasakan remasan lembut di lengannya, bagaimana pria itu menatapnya khawatir dan cemas.

Lalu, satu pertanyaan lagi kini timbul.

Benarkah Evelia bisa mempercayai pria yang berada di sampingnya ini?

"Aku baik-baik saja, dan hanya merasa sedikit bosan."

"Kamu ingin kita makan siang di luar?"

Lihat, disaat pria itu bahkan masih terlihat lelah, ia bahkan masih ingin memberikan yang terbaik untuk Evelia. disaat keringat di kening pria itu bahkan belum mengering.

Akan'kah Badai Berlalu? (Sekat Tak Berjarak) SELESAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang