2.

201 21 0
                                    

Hei hei hei everyone!!!

Firstt! Trimss buat kalian yang udah mau baca cerita aii. SEMOGA KALIAN SUKAA, DAN TERUS SUPORT AII.

Aku masih agak amatir so.. maaf kalo ada kata kata yang gak pas and info yang kurang akurat.

TAPI AKU BAKAL USAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN!. Oqeii gausah banyak menye menye lagii andd...

_HAPPY READING📖_

Perempuan itu refleks memeluk Alaska dengan kedua tangannya yang memegang erat bahu Alaska. Dengan mata terpejam rapat. Alaska ingin membuang perempuan ini sekarang juga, bahu nya terasa sakit 2x lipat saat perempuan itu memegang nya erat.

Alaska berdiri tegak dan menatap wajah polos perempuan di depannya yang sedang ketakutan itu. Perempuan itu juga langsung melepas pelukan nya dan menunduk takut.

"Sshh," Alaska meringis saat sedikit merenggangkan bahu nya. Membuat perempuan itu segera mendongak menatap Alaska.

"Eh? Kamu kenapa? Aku megang nya kenceng banget ya? Aduh, maafin yah, aku ngga sengaja!" Ujar perempuan itu merasa bersalah. Ia terus memilin ujung baju yang ia kenakan dengan tatapan khawatir sekaligus takut.

Perempuan berpawakan mungil dengan pipi sedikit tembam, mata polos nya yang indah, bibir merah chery alami dan rambut panjang nya yang terurai. Dia adalah
Alesya Luana. Anak dari pengasuh yang bekerja disini, yaitu bi Muna.

"Lo siapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Alesya. Alaska justru bertanya balik.

"Ak-"

"Loh, Eca? Den Laska?" Ujar seorang wanita paruh baya dengan baju baju yang akan di setrikanya di dalam keranjang.

"Maaf yah den, bibi lupa bilang kalau anak bibi mau kesini sekarang.. dia juga harus pendaftaran segera soalnya, maaf banget den" Ucap Wanita paruh baya itu adalah Bi Muna. Dengan rasa tak enak dalam hatinya.

"Hm, ngga apa apa bi" Saut Alaska dengan raut wajah datar namun terdengar lembut.

"Eca, kamu masuk aja udah malem, nak" Kata bi Muna.

"Saya mau ajak dia bentar boleh bi?" Ujar Alaska.

"Eh? Mau di bawa kemana den emangnya?" Tanya bi Muna.

"Di ruang tamu doang, ada yang mau saya bicarain"

Glek

Alesya meneguk saliva nya susah payah. Ia sangat takut saat ini. Bagaimana kalau cowok di depan nya akan memarahi nya nanti. Atau lebih parah lagi kalau dia mengamuk dan memecat ibu nya. Itu tidak bisa di biarkan.

"Ikut gue!" Perintah Alaska dingin pada Alesya. Kemudian melangkah lebih dulu meninggalkan anak dan ibu tersebut yang di landa kebingungan.

"Eca, kamu punya urusan apa sama den Laska?"

"Enggak ada bu, mmm tapi lesya tadi ga sengaja nabrak dia" cicit nya lirih.

"Ya udah kamu ke sana dulu, den Laska baik kok. Sekalian minta maaf gih" Ujar Bi Muna pada Alesya. Yang di balas dengan anggukan lesu.

"Obatin!" Perintah Alaska dingin seraya menunjuk kotak P3K yang tergeletak di meja ruang tamu dengan dagu nya.

Alesya melotot tak percaya pada manusia di depannya ini. Alaska melepas jaket dan kaos hitam yang dipakai nya. Dan jadilah sekarang ia bertelanjang dada.

Melihat itu kedua bola mata Alesya hampir keluar karena terus melotot. Namun saat Alaska berbalik badan dan menghadap dirinya, Alesya langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang