Seorang gadis dengan rambut terurai itu duduk di kursi panjang berwarna putih yang berada di halaman belakang sekolah.Tatapannya hanya mengarah kepada satu objek yang ada di pangkuannya. Sebuah buku catatan berwarna kelabu dengan beberapa hiasan yang tertempel di sampul buku tersebut.
Ia memang terlihat tenang dan damai di luar. Namun tidak dengan pikirannya yang berkeliaran tak karuan.
"Tsk, kenapa malah ngelamun sih! Bentar lagi kan udah mau ulangan, harusnya aku belajar sekarang". Omelnya pada diri sendiri, kemudian menaruh buku kelabu tersebut di sampingnya dan beralih mengambil buku Biologinya.
Memang benar jika waktu bisa terasa lebih cepat, buktinya ia sudah hampir setengah tahun bersekolah disini. Tak lama, ia mulai membuka lembaran buku tersebut dan berusaha fokus membacanya.
Hanya ada tiupan angin yang menemani gadis itu. Hingga beberapa menit berlalu, ia merasakan kursi yang ia duduki sedikit bergerak seolah ada yang ikut duduk di sebelahnya.
Ia tersentak dan menolehkan kepalanya ingin melihat siapa yang berada di sampingnya ini.
Tatapan mereka terkunci untuk beberapa saat, hingga Alesya memilih untuk mengalihkan pandangannya, berusaha tak peduli.
"Sorry". Ujarnya dengan suara berat yang khas di milikinya.
"Untuk?".
"Semuanya".
Alesya menoleh dan menatap cowok yang duduk di sebelahnya dengan tatapan heran.
"Memangnya kenapa?". Tanya Alesya.
"Gue...". Alesya mengernyitkan dahinya menunggu kelanjutan cowok itu, tak lain Alaska.
"Gue boleh peluk lo?".
"Hah?". Beo Alesya dengan tatapan super cengo.
Grepp.
Deg.
Gila! Ada apa? Kenapa ini? Jangan bilang semua ini mimpi!? Jika iya, jangan bangunkan Alesya terlebih dahulu.
Alaska memeluknya seakan penuh rasa sayang. Pelukan hangat itu membuat seluruh tubuh Alesya kaku. Bahkan Alesya menahan nafas saking gugupnya.
"Nafas. Lo mau mati di pelukan gue?". Seketika alat pernafasannya kembali normal.
Alaska masih belum melepaskan pelukannya. Membuat kedua tangan Alesya yang semula menganggur, beralih menggenggam Almet yang di gunakan Alaska.
"Masih jeoleus, hm?".
Apa!? PD sekali manusia bernama Alaska ini!. Siapa yang cemburu coba. Ia hanya merasa tak di anggap saja, tidak lebih.
Alesya memberontak dalam dekapan Alaska hingga pelukan tersebut lepas.
"Apa manfaat yang aku dapat dari cemburu?". Ucap Alesya dengan wajah kesalnya.
Alaska terkekeh singkat. "Cukup tau kalau gue memang kurang peka sama perasaan orang lain. Tapi masalah peka sama kebohongan, gue gak sebodoh itu".
Alesya hanya menghela nafasnya, "Jadi, ada urusan apa kesini?".
"Urusan sama lo".
"Iya! Tapi apa Alaska Nalendra?". Ujarnya greget membuat wajah manisnya terlihat menggemaskan. Dan Alaska pun kembali tertawa kecil.
Ya ampun, mimpi apa Alesya semalam. Hingga bisa melihat penampakan langka ini.
"Say... sorry, maybe".
"Kamu punya salah sama aku?".
"Iya. Kayaknya". Balasnya datar.
Siapkan prabot rumah kalian, kita akan melakukan pentas gebuk Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionSederhana saja, hanya tentang kehidupan Alaska beserta 12 keinginan Alesya. ________ Alaska said : "Gue Yang mengawali semua ini, dan gue juga yang akan mengakhiri". Alesya said : "Aku akan menyambungkan semua ini seperti tali, biar gak ada akhirny...