7.

132 23 3
                                    

***

Pagi hari tadi, Alaska memutuskan untuk berangkat sekolah lebih awal. Bukan karena apa, tapi dirinya ada urusan bersama seseorang di sekolah.

Mereka sepakat untuk berangkat lebih pagi agar suasana tidak terlalu ramai. Dan tidak ada yang menganggu urusan mereka.

"Ternyata, diem diem lo udah nyewa cewek toh". Ujarnya lalu tertawa remeh.

"Lo bayar berapa tu cewek?" Bisiknya.

"Ck, ngomong sama lo itu gak ada yang mutu tau gak?" Ucap Alaska dingin.

"Kenapa sih, buru buru amat. Mending lo kasih tau gue aja, dimana lo dapet tu cewek. Kalo lo udah selesai, gantian gue sabi lah. Mayan itu body-"

Alaska menarik kerah seragam cowok itu erat. Hingga membuat dia kesulitan untuk bernafas.

"Gak usah ngerendahin cewek itu, seakan akan itu adalah cewek murahan yang biasa lo temui. Gue gak pernah main kotor kayak lo". Ujarnya mengintimidasi.

"A-anjh-ing, lep-lepas!!"

Alaska melepas pegangannya pada kerah cowok tersebut. Dan menatapnya datar.

"Oke, gue bakal to the point. Pertama, gue seneng berita tentang lo dan cewek itu udah nyebar. Dan sekarang lo tinggal buktiin ke anak anak sekolah, kalau lo emang pacaran sama cewek itu".

Alaska sedikit mengerutkan keningnya, "Siapa yang nyebar?"

"Oh, jadi lo malah belum tau? Kuno banget, coba lo buka handphone". Kata cowok itu seraya tersenyum miring.

Dengan malas Alaska merogoh handphone nya Yang berada di dalam saku celananya.

"Jerk!" Umpat Alaska ketika membuka handphone nya. Terdapat banyak notifikasi tentang foto dirinya dan Alesya Yang tersebar di mana mana.

Ia marah bukan karena popularitasnya Yang akan turun. Tapi, ia marah karena banyak cacian serta kata kata pedas Yang di tunjukkan untuk Alesya.

"How?" Ujar Devin. Ya, cowok Yang sedang berurusan dengan Alaska adalah Devin.

Devin menyeringai, ketika melihat ekspresi marah Alaska.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Alaska melenggang pergi dari hadapan Devin.

***

Brakk!.

Alaska membuka pintu kelas dengan keras, menimbulkan suara dobrakan pintu yang mengejutkan para murid di dalamnya.

"Alesya?"

Tidak ada Yang menyaut perkataan Alaska. Mereka masih terkejut dan hanya memilih diam.

"Alesya teh saha, Al?" Tanya Atan.

"GUE TANYA DI MANA ALESYA?! LO PADA TULI?!!" Sentak Alaska murka.

"Ee bujett, si kapten kenapa dah?" Bisik Eric.

"Tau tuh, kita diem aja kalo gak mau kena amuk". Ujar Galang.

"D-dia tadi keluar b-bareng Gina kak". Ujar salah satu siswi dengan kepala menunduk takut.

"Kemana?" Bukan Alaska Yang bertanya. Melainkan Benua, ia tak ingin melihat kelas tak bersalah ini menjadi amukan Alaska.

"Ke perpus kak".

Setelah mendapat informasi tentang keberadaan Alesya. Alaska bergegas pergi hendak menyusulnya.

"Kenapa sih wa?" Tanya Atan bingung dengan sikap Alaska pagi ini.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang