Gemuruh suara mesin motor dan mobil yang melesat bersahutan di jalan terdengar hingga di dalam kamarku. Well... memang di dekat jalan raya sih but sekedar pembuka gak papa lah ya.
Penjaga depot air isi ulang di depan kamarku juga sudah dari sejam lalu melakukan daily chores-nya. Membersihkan galon, mengisinya kembali, taruh di dalam mobil, dan antar.
Kehidupan pagi yang meriah dan hangat disambut sinar redup milik sang mentari yang entah sudah melihat berapa banyak manusia di dunia ini datang dan pergi.
Apalagi di musim hujan seperti ini, terkadang dari pagi pun langit sudah di kerumuni awan abu-abu ingin berebut mengambil tempat bersiap menurunkan tetesan rahmat yang diberikan tuhan kepada bumi dan penghuninya.
Jika kau bertanya aku, ya pagi seperti ini setelah bangun subuh tadi suka langsung membuka media sosial kesayangan dan cek apakah ada notifikasi atau chat orang-orang gabut tengah malam gak ada teman. meh... sepertinya kosong. Maklum besok masih masuk sekolah, so... pada tidur cepat buat bangun pagi dan berangkat ke sekolah.
Ketika langit sudah mulai lebih terang dan hawa hari sudah mulai menghangat. Aku keluar membawa beberapa lembar uang dua ribuan membeli sayur untuk sarapan dengan nasi yang udah dari tadi aku masak di penanak nasi.
Pulang membawa sebuah kantong plastik putih berisi sayur dan beberapa potong daging ayam sudah membuatku semakin lapar ingin sarapan ala-ala seperti ini haha..
***
Beberapa menit sudah habis sepiring nasiku, aku memasak nasi hari ini sedikit lebih banyak soalnya aku berencana makan lebih. "Lagi Pengen.." kataku.
Ketika aku sudah mulai memakan porsi kedua, tiba-tiba pikiranku melayang memikirkan bagaimana kelak aku nantinya setelah lepas dari kehidupan kampus yang membelit ini?. Nyari kerja ya mau kerja apa? Nguli? gak sih. Masa iya bakar duit banyak-banyak cuman buat nguli. banter-banter ya guru ato PNS. Sebenarnya miris gak sih sudah capek mendaki semester demi semester hingga puncak skripsi dan mendapat gelar tapi tidak menjadi jaminan kita mendapat kerja.
Ya bukan salah siapa juga...
Itu kembali lagi ke pengguna, dia apakan semua waktunya ketika masih duduk di kampus. Mendalami bidang yang dia ampu atau hanya mencari teman baru dan berganti tempat belajar? Semuanya kembali dengan niat si pengguna.Jikalau saja misalkan dia tekun dan giat dalam mendalami bidang studinya, bisa saja setelah lulus akan ada jalan lurus. Ya... minimal dijadikan asisten dosen yang itu pun sudah gerbang menuju pekerjaan yang bisa dibilang lumayan memberi...
Menjadi dosen...
***
Piring dan sendok sudah bersih ku cuci, penanak nasi juga sudah dirapikan dan kamar juga sudah di sapu bersih. Ingin cucian tapi masih menunggu rendaman sedikit lebih lama. Pemikiran yang tadi sekarang menghantuiku. Waswas tak dapat kerja yang mumpuni dan takut menyia-nyiakan dana dan waktu hanya mendapat pekerjaan yang tak perlu kuliah pun kau bisa dapat.
hah...
Aku menghembuskan nafas berat. Hidup itu seperti sungai yang penuh batu. Waktu tak akan menunggu siapapun dan apapun. Mengalir terus hingga akhir tetapi setiap aliran dan kelokan yang dia terjang tak selalu mulus dan lega, bebatuan karang suka menumpul di beberapa bagian sungai dinhilir sehingga harus menubruknya dan menghantamnya sebelum bisa melewati bagian sungai tersebut.Tetapi memang manusia di desain sebagai karung tinju. Mereka diberi kesabaran yang sebenarnya tak ada batasnya, cuman manusia itu sendiri memberi batas. Dengan bantuan tuhan dan niat yang kuat, Jamin deh apa saja bisa kau raih. Apa sih yang gak bisa dilakukan di jaman sekarang tuh?

KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA
Não FicçãoAntologi cerita pendek maupun coretan hasil produksi nebula yang tak berujung bersemayam di ruang kepala penulis sejak tahun 2018 hingga waktu terkini sebagai museum dan gudang menaruh aspirasi dan segala tulisan yang terlintas dan tumbuh sebelum la...