Hallo
Good morning
Im here...
Ayo siaap yang masih on?
Hahaha
Happy Reading
.
.
" Life never be a real if you don't face the pain"
.
.
Gulf terlihat bersemangat pagi ini, bahkan ia sudah berkutat di dapur keluarga sebelum Patchara dan anggota keluarga lain datang.
" wow... Bukankah ini perkembangan yang Bagus, Phi? "
Bisik Patchara pada suaminya.
Gulf menyapa kedua pemilik rumah, begitu dengan Mile dan Mew. Sapaan yang lebih berkeluargaan dari pada biasanya yang selalu terdengar formal untuk seorang yang hampir 6 bulan tinggal satu rumah.
" ada apa? "
Tanya Mew, bingung.
Jelas bingung, biasanya istrinya itu tidak akan turun ke dapur sebelum semua siap dan bahkan menghindari basa-basi di meja makan bersama anggota keluarga yang lain.
" nanti aku tidak pulang ya, aku ingin pulang ke rumahku dan adik-adik ku"
" ada apa? "
Gulf menggeleng.
" na? "
Mew? Dia mengangguk pelan, masih bingung juga harus bagaimana dengan sikap Gulf yang tiba-tiba berubah. Mew juga tidak memberikan komentar apapun untuk perubahan istrinya dan memilih menikmati sarapan dengan nikmat daripada mengurusi keanehan Gulf yang menurutnya sangat baik jika berkelanjutan.
Mile menatap ponselnya yang bergetar, membuka pesan yang baru saja masuk. Bersamaan juga dengan Mew yang meletakkan cangkirnya untuk membuka pesan yang kemungkinan memiliki kesamaan.
Dua dominan itu saling bertatapan sebelum mengangguk kecil seolah sepakat jika mereka harus melakukan sesuatu setelah sarapan.
Gulf bersemangat membawa beberapa makanan dalam box kecil, cuaca pagi yang mendung tidak membuatnya kehilangan alasan untuk bersemangat menerobos gerimis yang mengguyur kota Bangkok dan mengabaikan Patchara yang memintanya membawa supir untuk mengantar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Point Of View
FanfictionMenceritakan dimana sebuah rasa tumbuh dari rasa penyesalan dan penyesalan. Kepercayaan dan kekecewaan tidak akan tumbuh hanya karena kita berbeda atau kita sama. Build harus menjadi orang lain demi kebebasan yang ia impikan... " jaga Nongku..."