.....SELAMAT MEMBACA.....
Keadaannya sangat canggung, Walaupun ia pernah tidur satu ranjang dengan Xavier. Namun itu dalam kondisi yang berbeda, pertama Xavier mabuk, kedua dirinya yang tertidur terlebih dahulu.Namun, kali ini keduanya dalam kondisi yang sama-sama sadar! Zora membuka hanphonenya dan membuka aplikasi drama- mengalihkan pandangan dari Xavier agar pria itu tidak mendengar detak jantungnya yang kian cepat. Zora pun membesarkan Volume hanphonenya.
Xavier juga sibuk dengan benda pipihnya, sesekali pria tampan itu melirik kearah istri kecilnya. 'Bagaimana ini? Istri kecil semakin terlihat menggemaskan!' Batinnya tidak tenang.
"Mas!" Suara Zora kian meninggi tatkala Xavier merebut hanphone nya dengan tiba-tiba.
Xavier menaruh ponselnya di samping bantalnya, tubuhnya beralih posisi menjadi di atas istri kecilnya. Xavier menaruh jari telunjuk di bibir istri kecil. "Ssssttt, Sepertinya kita harus melakukan sesuatu!" Ucapnya. Suara Bariton itu membuat Zora terdiam.
Zora mengedipkan mata tidak mengerti. Xavier mendekatkan bibirnya di telinga Zora, membuat gadis itu reflek menutup telinganya. Xavier memegang tangan Zora, ditatapnya gadis itu lama. Hingga membuat gadis itu salah tingkah.
Hei! posisi ini. Bukankah terlihat agak... Ekhem.
Xavier pun mendekatkan bibirnya lagi ke telinga istri kecil seraya berbisik. "Ada Mamah," Ucapnya. Yang kemudian membuat Zora mengangguk paham.
Masalahnya, Zora jadi teringat beberapa puluh menit yang lalu. Ia takut Suaminya menggigit telinganya lagi.
Sementara Clara yang mengintip tersenyum malu seraya berbalik. "Yes! sebentar lagi, Gue punya cucu." Ucapnya sumringah.
"Mamah lagi apa?" Tanya Bian yang sedari tadi melihat tingkah ajaib mamahnya. Clara membekap mulut anaknya. "Syutt.. Nanti kedengeran." Ucapnya. Menarik Bian menjauh.
Sementara di dalam kamar. "Udah pergi?" Tanya Zora.
"Belum," Jawab Xavier bohong.
•••
Sementara Nathan yang tengah duduk di sofa terus menatap jam. Sesekali pria itu menatap pintu yang tidak kunjung terbuka.
"Xavier sialan." Ucapnya kemudian. Sebagai madu, Xavier memang sangat licik dan pria itu selalu menang.
Beginikah rasanya menunggu? Sangat menyebalkan.
•••
Zora tidak tahu apa yang telah terjadi kepada suami pertamanya. Ia yang baru turun dari mobil langsung didekap erat oleh Jonathan seolah suaminya itu tidak akan pernah melepaskan pelukannya.
Xavier yang melihat itu berdecak. "Ck," Ternyata bukan hanya dirinya yang sudah kalah. Sialan! kali ini persaingan untuk merebut perhatian telah di mulai.
Zora, kamu harus kuat-kuat iman yah~
Zora melingkarkan tangannya di pinggang Nathan. Siapa yang akan menolak pelukan dari pria tampan, coba? Zora tidak munafik bila dirinya suka orang tampan.
Nathan menenggelamkan kepalanya, sesekali pria itu menduselkan kepalanya. "I miss you, Baby Girl." Ucapnya.
Hah?
Zora mengedipkan matanya. "Bukankah baru beberapa jam kita tidak bertemu?"
Nathan mengeratkan pelukannya. "Yeah, but I always miss you." Deep voice, itu mampu membuat Zora terkesima.
Zora mengelus punggung Suaminya lembut.
Xavier memutar bola matanya malas. "Sudah?" Tanya nya dingin.
"Belum." Jawab Nathan yang masih setia menempel pada Zora.
Zora melepaskan pelukannya dari Nathan. "Mas, kita masuk dulu yuk?" Ajaknya. Jonathan pun mengangguk patuh.
Ketiganya pun masuk kedalam Mansion.
Tentu peristiwa itu tidak luput dari penglihatan para pekerja yang berada disitu. Yang tidak menyangka Presdir dingin itu menjadi manja.
Mereka bersyukur hubungan majikannya terlihat lebih dekat. Sepertinya...mereka harus siap dengan kehadiran Tuan muda atau Nona kecil.
Disisi lain, Mark yang melihat itu mengelus dadanya sabar seraya berucap. "Tenang Mark, ada saatnya kau seperti itu."
Sementara Fransh yang di samping Mark menepuk pundaknya. "Sabar," Ucapnya.
"Kau, kan, jomblo juga." Ucap mark yang langsung menembus uluh hati Fransh. Lalu Mark pun menepuk pundak Fransh.
Keduanya sama-sama memberikan semangat pada satu sama lain.
_B E R S A M B U N G_
I think you'd like this chapter!
25-NOVEMBER-2022

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ZORA
FantasySejak kecil, Zora tidak pernah percaya dengan sesuatu yang disebut takdir. Hingga suatu hari, gadis itu mengalami suatu peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal sehatnya. Sejak itu pula, Zora percaya dengan sesuatu yang disebut takdir tersebu...