Sejak kecil, Zora tidak pernah percaya dengan sesuatu yang disebut takdir. Hingga suatu hari, gadis itu mengalami suatu peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal sehatnya. Sejak itu pula, Zora percaya dengan sesuatu yang disebut takdir tersebu...
"PADA AKHIRNYA, SESEORANG YANG BENAR-BENAR MENCINTAI HARUS RELA MELEPASKAN."
......SELAMAT MEMBACA.....
Tidak terasa, beberapa hari pun telah berlalu. Kini waktunya Zora untuk pulang dan menyandang status sebagai Istri sekaligus Nyonya mansion lagi.
"Sering-sering main kesini, ya?" Ucap Deisya sambil memeluk anak bungsunya.
"Hati-hati di jalan." Peringat Daddynya.
"Jaga Adikku, Awas jika kalian sampai melukainya! Terutama kau." Tunjuknya pada Xavier.
"Dan Zora, adik kesayangan ku. Bila mereka sampai membuat Zora menangis, katakan semuanya kepada kakak, ya? Kakak akan memberikan mereka pelajaran! Dan ingat juga, minumlah susunya dengan patuh!"
'Gak akan gue minum.'
Zora tersenyum seraya mengangguk patuh. Lalu gadis itu pun melambaikan tangannya dan masuk kedalam mobil yang di kemudikan langsung oleh Jonathan. Serta Xavier yang berada di samping Jonathan.
"Hikss Tata.. Alola itut.." Tangis Alora di pelukan ibunya.
•••
"Bagaimana? Apakah menyenangkan beberapa hari ini?" Tanya Jonathan sambil menyetir.
"Ya, sangat. melepas rindu dengan keluarga dan menikmati liburan. Itu Sangat menyenangkan."
"Bila kau menyukainya, sesekali kita akan berlibur bersama bagaimana?"
"Mas sibuk." Ucap Zora spontan.
"Aku akan meluangkan waktu." Tegas Nathan.
Xavier mengangguk setuju. "Aku juga akan meluangkan waktu." Ucapnya.
Bila boleh jujur, tentu Zora masih ingin menginap beberapa hari lagi. Namun chat dari Jonathan terus mengusiknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kira-kiraseperti itulah isi chat dari seorang Jonathan.
Zora tidak tahu saja, bahwa Jonathan telah tahu bila Dia bermalam dengan Xavier. Itulah yang membuat seorang Nathan kesal.
Jonathan adalah suami pertama. Tapi mengapa ia merasa dirinya selalu berada di urutan kedua?
Ini tidak adil bukan?!
Zora hanya terdiam, matanya fokus melihat luar jendela mobil dengan kepala yang ia sandarkan kepada pintu mobil. Perlahan namun pasti, kedua kelopak matanya tertutup dan suara deru nafas yang teratur pun terdengar.
Nathan yang melihat dari kaca melambatkan mobilnya, lalu berhenti di pinggir jalan. "Kau yang menyetir." Ucapnya. Lalu ia berpindah ke belakang.
Pria itupun duduk di samping istri kecilnya dan membawa kepala Zora kepundak dengan perlahan. "Cih." Decih Xavier yang melihat itu, Lalu Xavier mengemudi mobil dengan kecepatan rata-rata.
"Euh.." Nathan mengelus pucuk kepala Zora dengan lembut agar Gadis itu tidak terbangun.
'Menggemaskan.'
"Aku dengar, kau telah mendapatkan informasi dari penyelidikan itu."
"Tampaknya tidak ada yang tidak kau ketahui." Dingin Nathan.
Nathan mengetukan tangannya di paha dan menyetir dengan satu tangan. "Bagaimana apakah puas? Mau melanjutkan atau berhenti. Kau pasti sadar Istri kecil sekarang sangat berbeda!"
Nathan menatap wajah Zora lama. "Perubahannya terlalu jauh. Zora yang tidak ingat dengan cinta pertamanya hingga sikapnya yang berubah." Ucapnya, tangannya mengelus pipi chuby Zora.
"Dia sangat berubah hingga aku berpikir, bahwa dia bukan orang yang sama. Seperti jiwa orang lain yang menempatinya. Ngomong-ngomong, bisakah kau menyingkirkan tanganmu dari wajahnya!" Sinis Xavier.
Nathan menyeringai, "Rupanya kau sudah sadar dengan perasaan mu?" Ide bagus terlintas begitu saja di benak pria itu. Nathan memiringkan kepala seraya mendekatkan bibir sexynya dan...
CUP
"Bajingan ini!" Geram Xavier yang melihat itu semua melalui kaca.
"Apa? Kenapa?" Ucap Nathan sengaja memprovokasi.
Pria itu mengelus bibir ranum gadis itu. "Lihatlah, bibirnya terlihat sangat manis dan menggoda. Bagaimana bila aku mencobanya?" Hei Jonathan juga berhak atas Zora. Atas dasar apa kalian menganggap Jonathan bajingan?
Cup
Berbeda dengan kecupan tadi, kali ini Jonathan menempelkan bibirnya tepat di bibir istrinya lama dan sebuah ciuman lah yang pria itu berikan. Suara kecapan pun terdengar di indra pendengar Xavier.
Jonathan beruntung karena Zora tidak terbangun dan malah membalas ciuman Jonathan tanpa sadar.
Mungkin gadis itu sedang bermimpi mengemut permen atau Ice cream?