#8

20.7K 1.8K 4
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Setelah menjelaskan, tampak Zora sesekali melihat reaksi kedua suaminya. Ketahui lah! Zora terlihat sangat mengemaskan di mata dua Pria itu.

Kedua jari telunjuknya yang di adukan dengan pipi chuby nya yang terlihat sedikit memerah.

"Kau tidak perlu menjelaskan." Ucap Xavier dengan suara seperti biasa yaitu dingin. Setelah mengucapkan itu, pria itu langsung pergi menuju kamarnya. Walaupun ia berucap dengan dingin bila di teliti lagi...

...Telinganya tampak memerah.

"Aku percaya padamu," Ucap Nathan. Setelah mengelus pucuk kepala Zora, pria itu pun langsung pergi menuju kamar nya juga.

Hingga kini tersisa Zora yang sudah merasa lega, gadis itu menghela nafas. Kemudian kakinya melangkah menuju ruangan khusus berisi camilan-camilan ringan.

Lalu duduk kembali seraya menonton drama dengan di temani oleh camilan-camilan gurih itu, ini baru kehidupan.

Di salah-satu kamar, seorang pria mengambil sebuah foto yang berada di kotak. Tampak rautnya berubah menjadi sendu.

'Jelas-jelas aku masih mencintaimu.'

                •••

Hari sudah mulai pagi lagi. Hari ini Zora kedatangan tamu. Ia tidak tahu harus berbuat apa! Ketahuilah Zora merasa canggung.

"Mommy?" Panggilnya ragu.

Sedangkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tersenyum dan merentangkan kedua tangannya.

"Gak mau peluk nih?" Ucapnya dengan cemberut. Dengan ragu Zora melangkah untuk maju dan memeluk Mommynya. Ah, apakah ia boleh menganggap nya seorang Ibu?.

Zorakan hanya jiwa asing yang tersesat.

'Hangat,' batinnya.

Ini adalah sebuah pelukan yang sangat Zora rindukan.

Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya dan menatap Zora dengan memincing.

Tuk

"Awsh," Ringis Zora. Gadis itu mengusap dahinya yang di sentil oleh Mommynya ini.

"Si nakal ini berulah lagi," ucapnya sambil menunjukan sebuah foto.

"Duduk dulu Mom.."

Kini keduanya sudah duduk dan para maid pun sudah menghidangkan cake.

"Zora gak nakal ko, itu gak sengaja." Ucapnya. Karna sifat Deisya atau Mommy nya Zora tidak merasa canggung lagi.

Deisya menghela nafas, ia memeluk Zora sambil mengelus punggung Zora. Ia sangat tahu bahwa Zora tertekan. Ia juga tahu bahwa anaknya masih mencintai cinta pertamanya itu.

Memang Zora berpisah dengan cinta pertamanya itu bukan karena perselisihan namun karena sebuah keadaan yang tidak memungkinkan pada saat itu.

Cit

Cit

Suara sepatu anak kecil memenuhi ruangan itu. Tampak seorang anak kecil dengan pipi yang chuby itu berlari dan tersenyum dengan ceria.

"Tata...huaa... Tata endong," Ucap anak kecil itu usai sampai di hadapan Zora. Gadis kecil itu memeluk kaki Zora sambil menangis.

Arghhhhh! Zora sungguh merasa gemas! Boleh gak sih bikin satu? Ohok berjanda ygy...

Tidak lama kemudian seorang wanita memasuki ruangan itu juga. Anak kecil dan wanita itu adalah kakak dan keponakan Zora. Anak kecil itu yang bernama Alora sedangkan wanita yang tidak lain ibu bocah itu bernama Araya.

Zora merupakan anak bungsu, gadis itu mempunyai satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan.

"Cup, cup, cup. jangan nangis dong! Sini, sini sama kakak." Zora mengangkat lalu menggendong Alora ala koala.

Sedangkan Araya sudah duduk di samping sang Mommy. "Kapan nih mau bikin?" Ucapnya menggoda Zora.

"Gak denger, sumpah gak denger," Ucapnya langsung membuat Mommy dan kakaknya itu terkekeh.

"Ikut kakak ke taman yuk." Ajaknya pada Alora. sedangkan Alora yang sudah nemplok bak koala itu hanya tersenyum dan mengangguk semangat.

"Let's go...."






















_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

20-agustus-2022

ABOUT ZORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang