2

1.1K 78 0
                                    

Akhirnya hari yang melelahkan telah usai dan Ren bisa bernafas dengan lega, setelah ini ia akan beristirahat.

"Aw!" Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, Ren tuh terpeleset, sangat tidak elit bukan? Anak seorang mafia jatuh karena terpeleset.

"Kau baik-baik saja Ren?" Arthit dan Sky mencoba membantu Ren, di saat orang-orang hanya melihat tanpa berniat membantu, hanya dua bocah aneh ini yang berani membantu Ren

"Apa kau bisa berjalan Ren? Kau pulang dengan apa? Atau perlu kami antar kau pulang?!" bocah ini benar-benar berisik, merek bahkan kenal belum sampai sehari, tapi bocah ini bertingkah seolah merka telah berteman seumur hidup.

"Arthit berhentilah mengoceh! Apa kau tidak lihat wajah Ren langsung pucat mendengar suara mu!" 

"Ah! Maafkan aku Ren."

"Tidak masalah. Terimakasih telah menolong ku, aku bisa pulang sendiri"

"Benarkah? Apa kau yakin?"

"Ya. Sudah ada yang menunggu ku di parkiran"

"Baiklah kalau begitu aku dan Sky akan mengantar mu sampai ke parkiran. Benar kan Sky?"

"Hm..."

Ren tampak tak bisa menolak saat bocah lincah itu memapah dirinya, berharap saja Ten tidak bersikap berlebihan.

"Khun Ren! Apa yang terjadi pada mu? Apa kalian yang mencelakai Khun Ren!" Benarkan Ten akan berlebihan

"Aku hanya terjatuh Ten! Berhenti bersikap berlebihan! Mereka berdua yang menolongku"

"Khap. Terimakasih telah menolong Khun Ren" Ten mengucapkan terimakasih kepada Arthit dan Sky

"Tidak masalah. Ren teman kami, tentu saja kami harus menolongnya. Baiklah kalau begitu kami pulang dulu" dua bocah itu langsung pergi 

"Khun Ren, kita pulang sekarang?"

"Hm..." Ren masuk ke dalam mobil dan membiarkan Ten melakukan tugasnya.

Ren mulai menyukai dua bocah tadi, terutama si lincah, Arthit. Menyukai bukan dalam hal percintaan, tapi lebih ke nyaman sebagai teman. Selama ini tidak ada yang memperlakukannya seperti itu, apalagi dua orang tersebut seperti orang biasa.

*****

Makan malam di keluarga Theerapanyakul berlangsung dengan khidmat.

"Ren Daddy dengar kau sudah mendapatkan teman di hari pertama, apa benar?" Sudah pasti Kinn mengorek informasi dari Ten, satu hal yang tidak Ren sukai.

"Mereka kebetulan mengambil jurusan yang sama dengan ku, dan tadi mereka juga sempat menolong ku, Dad."

"Kau terluka?" Porsche jelas khawatir dengan kondisi si bungsu, itu menunjukkan kalau Kinn belum menceritakan semuanya kepada Porsche.

"Hanya terpeleset Pa. Tidak perlu khawatir"

"Oii... Kau harus berhati-hati lain kali, jangan ceroboh!"

"Bukan kah mirip dengan mu?"

"Tutup mulut mu, ai Kinn!"

"Berhentilah marah-marah Pa! Apa Pa ingin cepat tua? Kalau Pa tua, Daddy bisa mencari laki-laki lain yang lebih imut" ucap Prapai, yang semakin menyulut emosi Porsche

"Kau mendoakan ayah mu berselingkuh Phi?! Aku akan memotong penisnya, jika ia berani berselingkuh!"

"Kau tenang saja sayang, aku tidak akan berselingkuh darimu" Kinn menampilkan senyum tanpa dosa, yang membuat mata sipitnya menghilang.

"Ew..."

Ren tidak memperdulikan keributan yang di buat oleh keluarganya, ia menikmati makan malamnya dengan tenang. Sudah biasa hal seperti ini terjadi, Daddy nya yang terlihat tenang dan dingin, juga akan bertingkah kekanakan jika berhadapan dengan Pa. Belum lagi kakaknya yang suka sekali memancing keributan, hanya dirinya yang paling normal di rumah ini.

"Ren.." suasana ceria seketika berubah saat Prapai memanggil adiknya dengan suara yang tegas, pertanda bahwa ia sedang serius.

"Khap Phi?"

"Aku ingin memperingatkan mu untuk berhati-hati, jangan mudah percaya pada seseorang. Aku tidak ingin ada yang menyakiti atau memanfaatkan adik ku?!" Jika sedang dalam mode ini Prapai akan sangat menakutkan, Ia tidak akan bisa di bantah.

"Aku mengerti Phi, aku juga tidak ingin hal seperti dulu terulang lagi"

"Baguslah kalau kau mengerti"

"Jangan terlalu keras pada adik mu Pai?!" Porsche tentu tidak ingin si bungsu tertekan, selama ini ia tahu putra bungsu nya kesepian dan ingin memiliki teman.

"Aku hanya memperingatinya Pa. Menjadi keluarga Theerapanyakul, membuat kita harus selalu waspada bukan?! Kita harus bis melihat mana kawan dan mana lawan" apa yang dikatakan oleh Prapai memang tidak salah. 

"Daddy sudah meminta orang Daddy untuk menyelidiki anak-anak itu, dan Ren jika memang ada yang mencurigakan dari mereka jangan pernah berurusan dengan mereka. Jika tidak ada yang salah, kau bisa berteman dengan mereka."

"Aku mengerti Dad. Aku sudah selesai, apa boleh aku kembali ke kamar?"

"Tentu. Beristirahatlah, Pa tahu kau pasti lelah" Porsche mengusap rambut putra bungsu nya begitupula dengan Kinn

"Selamat beristirahat adik kecil" Pai tidak ingin ketinggalan

Setelah Ren tidak terlihat lagi, "Jangan terlalu keras pada Ren. Ia sudah dewasa, tidak akan terjadi sesuatu padanya. Biarkan ia mendapatkan teman"  Porsche menasehati sepasang ayah dan anak itu, jika seperti ini mereka berdua terlihat semakin mirip.

"Meskipun sudah dewasa, Ren masih polos Pa. Ia akan dengan mudah mempercayai orang lain"

"Yang dikatakan Pai benar Porsche. Ren bisa berteman dengan dua anak itu, jika aku sudah mendapatkan informasi tentang mereka. Kau tidak ingin Ren di sakiti kan? Kau tenang saja, tidak perlu terlalu cemas seperti itu"

"Terserah kalian saja" Porsche hanya bisa pasrah.

Menjadi bagian keluarga Theerapanyakul memang tidak mudah, sebenarnya Pai juga mengalami hal seperti itu. Ia tidak memiliki teman, hanya saja Phai memiliki sifat licik Kinn, ia akan memanfaatkan seseorang sebelum ia di manfaatkan. Sebenarnya Phai memiliki beberapa teman, tapi teman yang menguntungkan dirinya tentu saja, jiwa mafia Kinn menurun sempurna pada si Sulung.

Sangat kontras bukan? Prapai yang Ceria tapi licik, dan Ren yang Dingin tapi polos. Memang benih hasil kerja keras KinnPorsche tidak bisa di anggap remeh, mereka berdua sudah di bekali ilmu bela diri sedari kecil, dan Porsche sendiri yang melatih mereka.

TBC

Semoga suka, dan maaf kalau bahasanya berantakan dan kurang rapi. Jangan lupa vote dan komen ya.

Kamis, 24 November 2022

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang