"Ren, makan makanan mu dengan benar?! Apa ada yang salah dengan makanan Ren?"
"Tidak Pa" jawab Ren sembari menatap tajam kakaknya yang asik makan
"Ayo makan Nong Ren! Bukankah ini makanan kesukaan mu?" Pai menatap Ren dengan pandangan menggoda.
"Pai jangan menggoda adikmu?! Nong Arthit, Nong Sky jangan sungkan-sungkan, anggap saja di rumah sendiri." Sepertinya Porsche tidak perlu mengatakan hal itu karena Arthit dan Sky makan dengan lahap, mereka sepertinya lupa jika harus menjaga tata Krama.
*****
"Kenapa Phi Pai sudah pulang?! Bukankah Phi Pai masih harus menemani Daddy?!" Ren langsung meluapkan amarahnya setelah Arthit dan Sky pulang di antar oleh Ten.
Karena terlalu emosi Ren tidak sadar ia meninggikan suaranya, wajah Prapai mulai terlihat tidak santai. Perlu di ingat Prapai adalah anak Porsche, pria dengan kesabaran setipis tissue, belum lagi ia baru pulang dari luar kota. Sedari tadi Ren bersikap sinis kepada Prapai, entahlah ia terlihat sangat memusuhi Prapai.
"Apa sudah selesai?! Apa kau lupa kau bicara dengan siapa Ren Theerapanyakul! Apa pantas kau meninggikan suara mu kepada ku! Apa kau tidak suka dengan kepulangan ku?! Apa kau ingin aku tidak pulang?! Apa kau ingin KAKAK mu ini tida pulang?!" Prapai menekan kata kakak agar Ren tahu posisinya, jika Ren hanya mengomel biasa akan ia maklumi tapi Ren berani meninggikan suara terhadapnya itu sudah di luar batas.
"Berhentilah kalian berdua?!" Porsche segera melerai sebelum Prapai melepaskan emosinya lebih dalam, anak itu akan sangat-sangat mengerikan jika marah.
"Baiklah jika begitu, aku akan pergi dari sini! Apa kau senang Ren?!" Prapai langsung meninggalkan rumah, ia pergi menggunakan motor besar miliknya.
Ren masih terpaku karena melihat kepergian Prapai, dan Porsche hanya bisa memijat kepalanya. Kenapa hanya karena masalah sepele mereka bertengkar?! Di saat seperti ini Porsche berharap Kinn ada di sini, pria itu lebih bisa menghadapi anak-anak.
.
.
.
.Malam telah tiba dan suasana rumah utama keluarga Theerapanyakul sangat kelam, berbanding terbalik dengan suasana pagi tadi. Ren langsung mengurung diri di kamar setelah kepergian Prapai, Porchay dan juga Cake memilih pulang ke kediaman mereka.
Porsche saat ini berada di depan pintu kamar Ren, ia berusaha menyusun kata-kata yang tidak akan menyakiti hati putranya. "Ren...." Porsche masuk dan menemukan sang putra menatap langit malam dari jendela kamarnya.
Lampu kamar yang di padamkan membuat Porsche harus benar-benar memfokuskan pandangannya, Ren sama sekali tidak menoleh padahal ia tahu ada orang yang masuk.
"Apa Ren baik-baik saja?"
"Apa Phi Pai tidak pulang Pa?" Porsche dapat melihat tatapan kesedihan di mata Ren, selama ini Prapai dan Ren memang tidak pernah bertengkar hebat.
"Sepertinya tidak, tapi Pa yakin Phi mu akan baik-baik saja."
"Tapi Phi Pai akan pulang ke rumah kan?"
Porsche tahu Ren ketakutan jika Prapai tidak kembali ke rumah. "Tentu saja! Kalau sampai Phi mu tidak pulang Pa akan meyeretnya untuk pulang."
"Apa tadi Ren sudah kelewatan Pa?"
"Uhm.... Pa tahu Ren sangat senang memiliki teman, dan sangat ingin melindungi teman Ren belum lagi riwayat Prapai sebagai playboy. Tapi, Pa memiliki keyakinan kalau Prapai tidak akan bermian-main dengan Sky, Ren tahukan kalau Phi Pai sangat menyayangi Ren?! Pa yakin Phi Pai tidak akan mengecewakan Ren. Saat melihat Prapai Pa seperti melihat Daddy, mereka berdua sangat mirip, keburukan mereka pun sama. Pada akhirnya Daddy juga berhenti menjadi nakal setelah bersama Pa, mungkin saja Sky bisa merubah Prapai menjadi lebih baik, Pa lihat dia sudah jarang bersama jalang. Bukankah lebih bagus jika Sky menjadi kakak ipar Ren? Kalian bisa menjadi keluarga, bukan lagi seorang teman." Porsche mengelus rambut Ren lalu beranjak pergi, "Ren tahukan kalau Pa tidak suka anak-anak Pa bertengkar? Jika dalam satu minggu kalian tidak berbaikan maka Pa akan menghukum kalian." Porsche langsung meninggalkan Ren setelah memberikan ultimatum.
Semoga saja kedua anak itu cepat berbaikan jadi Porsche tidak perlu memberikan hukuman, tapi mengingat Kinn cukup tegas dengan anak-anak mereka pasti akan tetap mendapatkan hukuman, walaupun tak seberat yang akan di berikan Porsche.
Porsche sudah mengetahui keberadaan putra sulungnya, dan ia sudah cukup tenang. Untung saja anak itu tidak pergi ke club untuk melampiaskan amarahnya, memang akhir-akhir ini anak itu terlihat lebih tenang dan tidak banyak berulah.
Porsche benar-benar berharap kalau Prapai bisa berubah menjadi lebih baik, bagaimanapun juga Prapai adalah penerus keluarga Theerapanyakul berikutnya, dan Porsche tidak ingin citra keluarga Theerapanyakul menjadi jelek.
Anak bernama Sky juga terlihat baik, setelah melihatnya hari ini Porsche merasa bahwa Sky sedikit mirip dengan dirinya, dan Porsche memiliki keyakinan kalau Sky adalah orang yang tepat untuk Prapai. Semoga saja kisah cinta anak-anak dari keluarga Theerapanyakul akan berjalan mulus tanpa hambatan sepeti masa lalu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionHidup sebagai mafia tentu tidak lepas dari rahasia, termasuk keluarga Theerapanyakul. Sebuah rahasia kelam yang tidak di ketahui oleh generasi baru akankah terkuak atau tetap menjadi rahasia? Desember 2022