17

361 35 0
                                    

Seperti yang di janjikan Kinn kemarin, Arthit saat ini sudah berada di mobil bersama dengan Ten yang akan mengantar.

Arthit akan bertemu dengan tunangannya di sebuah cafe di pusat kota, dan akan menginap satu hari bersama tunangannya.

Ten mengawasi Arthit dari mobil, ia melihat Arthit menghampiri pemuda berkulit, putih dengan tubuh yang cukup tinggi.

Mereka berbincang singkat di sana dan langsung pergi, Ten sebenarnya ingin mengikuti mereka tapi Kinn melarangnya. Ten hanya bertugas mengantar Arthit, dan memastikan anak itu benar bertemu dengan tunangannya.

.

.

.

.

"Apa Arthit yakin tidak ingin ikut tinggal dengan Phi?"

"Tidak Phi, kalau Arthit tinngal dengan Phi bagaimana dengan Sky? Arthit tidak bisa meninggalkan Sky sendirian Phi"

"Baiklah, tapi jaga diri Arthit baik-baik. Arthit tahukan Phi tidak bisa selalu bersama Arthit, Phi sudah sangat tidak sabar menunggu Arthit lulus agar kita segera menikah"

"Huekk...." Prapai seakan ingin muntah mendengar semua percakapan memuakkan itu

"Tidak perlu bertingkah seperti itu, kau jika bersama Sky juga sama memuakkan nya" ucap Phayu dengan santai sembari memakan kue

Alat yang di berikan Kinn memang canggih, mereka bisa mendengar percakapan Arthit dengan sangat jelas. Alat itu terhubung dengan dua perangkat, satu milik Kinn dan satu milik Prapai.

Prapai memilih untuk mendengarkan semua percakapan Arthit bersama dengan Phayu, lumayan bisa membuat Phayu panas.

"Ai Phayu, jika kau cemburu katakan saja. Tidak perlu malu-malu, kau tahu dibandingkan dengan tunangan Arthit kau yang lebih baik. Lihatlah foto yang Ten kirimkan, pria ini kecil sekali dan tidak mampu melindungi Arthit, berbeda dengan dirimu yang kekar."

Phayu memutar bola matanya malas, hari tenangnya selalu berantakan jika Prapai datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Phayu memutar bola matanya malas, hari tenangnya selalu berantakan jika Prapai datang.

"Meskipun aku menyukai Nong Arthit, aku tidak akan merebutnya dari tunangannya. Tidak baik merebut sesuatu milik orang lain, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Karma pasti berlaku, dan pembalasannya pasti lebih menyakitkan dari yang kau bayangkan" Phayu menatap mata Prapai dengan sangat serius

"Baiklah aku menyerah" Prapai mengangkat tangannya, "lebih baik aku pulang saja, mumpung Arthit sedang pergi, aku bisa berduaan dengan Nong Sky"

"Ya, pulanglah sana! Jangan mengganggu ku!"

Prapai meninggalkan condo Phayu sembari tertawa, rasanya puas sekali mengganggu Phayu.

*****

"Phi Arthit, coklat ini sangat enak! Apa Phi bisa membawakan lagi untuk Cake?" Arthit hanya bisa menggelengkan kepala melihat Cake sudah menghabiskan dua bungkus coklat yang ia bawakan. Saat ini mereka berada di ruang keluarga, lebih tepatnya Arthit menemani Cake bermain.

Arthit sudah kembali ke kediaman Theerapanyakul, dengan di jemput oleh Ten. Dan tidak ada yang mencurigakan dari tunangan Arthit, setelah diselidiki, dia hanya seorang dokter biasa yang sedang bertugas di Chiang Mai.

Anak itu juga dulunya tinggal di panti bersama Arthit dan juga Sky, dan mendapatkan beasiswa untuk sekolah kedokteran.

Kinn merasa lega karena tidak ada yang salah dengan Arthit ataupun tunangannya, memang yang mengetahui pertunangan mereka hanya orang-orang di panti, itulah kenapa informan Kinn tidak mendapatkan informasi lebih.

Ren juga sangat lega, karena temannya tidak di curigai lagi, meskipun setelah kejadian Cake kecurigaan semua orang mulai berkurang.

"Cake berhenti makan coklat! Apa kau mau sakit gigi?!" Omel Porchay

"Pa...." Cake cemberut saat di tegur

Porchay lalu membawa Cake ke kamarnya agar bocah itu menggosok gigi setelah memakan banyak coklat.

"Huh...." Arthit menghela nafasnya sembari menatap lampu mewah yang berada di atasnya

"Sepertinya Nong Arthit sangat kelelahan"

Arthit langsung terkejut, "Phi Phayu!"

"Ah, maaf. Sepertinya Phi membuat Nong terkejut"

"Tidak Phi, apa yang Phi lakukan di sini?"

"Ada sesuatu hal yang ingin Phi bahas dengan Prapai, dan tidak sengaja melihat Nong Arthit sendirian di sini. Apa Phi mengganggu?"

"Tidak Phi" Arthit menjawab dengan tegas dan terkesan lucu bagi Phayu

Mata Phayu tidak sengaja menatap lebam yang ada di tangan Arthit, "Aw, kenapa tangan mu Nong?"

"Hanya terluka karena menolong Nong Cake kemarin" Arthit langsung berusaha menutupi lebam di tangannya, tingkah nya ini sangat mencurigakan bagi Phayu.

Seingatnya Arthit hanya mengalami beberapa luka lecet, dan bukan luka lebam.

"Apa kau yakin Nong?" Tanya Phayu sembari mengangkat sebelah alisnya

"Ya Phi"

"Baiklah" Phayu lalu meraih tubuh Arthit dan memeluknya, dan membuat Arthit menegang

"Segera obati luka mu na, jangan terluka lagi" Phayu tersenyum lalu meninggalkan Arthit sendiri dan mencari Prapai.

Arthit terpaku, Arthit menarik ujung bajunya agar bisa lebih menutupi lebam yang ada di tangannya, padahal dirinya sudah memakai baju berlengan panjang tapi lebam itu masih terlihat.

Semoga saja Phayu tidak mengadukan kepada Prapai, tidak lucu jika Arthit harus di curigai lagi oleh keluarga Theerapanyakul

TBC

Finally P' Biu muncul lagi, walaupun cuma bentar. Semoga kedepannya bakal berjalan lancar 

Selasa,  21 Februari 2023

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang