3

874 66 0
                                    

Masa orientasi mahasiswa baru masih berlangsung, dan Ren sebisa mungkin menghindari Arthit juga Sky. Kinn masih mengumpulkan informasi terkait mereka, dan selama itu pula Ren akan menghindari mereka. Ren tidak ingin terbawa arus jika tidak menghindar, ia harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.

Setidaknya dengan begini Ren tidak akan kecewa lagi, karena ia pernah menganggap seseorang sebagai teman baiknya, tapi malah mengkhianatinya.Ia mencari informasi keluarga Theerapanyakul dan berusaha menjualnya kepada orang lain, untung saja Prapai cepat tanggap dan membasminya.

Jangan heran, Prapai pertama kali melenyapkan orang saat berusia 15 tahun, ia tidak akan tanggung-tanggung dalam membasmi serangga-serangga kecil. Untuk Ren sendiri belum pernah menghabisi nyawa seseorang, paling parah ia hanya membuat seseorang terkapar selama seminggu di UGD, karena menghina ayahnya.

Meskipun sudah hal yang lumrah jika seorang pria mampu mengandung dan melahirkan tapi, masih banyak yang menganggap tabu hal seperti ini. Tak jarang Ren mendapatkan pandangan aneh dari orang-orang, tapi hanya orang-orang yang ingin pergi ke neraka yang dengan terang-terangan menghina keuarga Theerapanyakul.

*****

"Daddy sudah mendapatkan informasi tentang dua bocah itu. Sky dan Arthit, anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan, mendapatkan beasiswa untuk menempuh perguruan tinggi, tinggal di asrama universitas, melakukan pekerjaan sampingan sebagai pelayan cafe, sejauh ini tidak ada yang mencurigakan dari mereka berdua. Daddy tidak akan melarang mu untuk berteman dengan mereka Ren"

Tatapan mata berbinar tidak dapat di sembunyikan dari mata Ren, "Benarkah Dad?"

"Tentu saja" Porsche ikut bahagia melihat senyum putra bungsunya

"Tapi, aku tetap akan mengawasi kedua bocah itu. Kita harus waspada untuk kedepannya bukan?!" Si sulung kembali berulah

"Khap Phi Pai" Ren tidak masalah tentang hal itu, toh Daddy nya tidak mungkin salah dalam mendapatkan informasi.

"Abaikan kakak mu. Pa memiliki feeling baik tentang kedua orang itu dan, Daddy mu tidak pernah salah."

"Aw, Pa! Kenapa kau selalu menyakiti hati ku?!" Pai dan dramatis merupakan satu kesatuan

"Apa kau masih memiliki hati?! Lihatlah dirimu! Kenapa mirip sekali dengan ayah brengsek mu ini! Berganti-ganti pasangan, kau itu sudah dewasa sudah seharusnya mencari pasangan yang serius. Berharap saja kau tidak terkena penyakit kelamin!" Porsche rasanya sangat puas bisa memaki putra sulungnya yang memang minim akhlak.

"Sayang, itu semua hanya masa lalu bagiku saat ini hanya kau satu-satunya" rayu Kinn

Porsche tersenyum hingga matanya menyipit, "Berhentilah mengatakan sesuatu yang membuat ku mual?! Lebih baik kau ajari putra mu untuk berhenti menjadi brengsek!" Porsche menarik Ren pergi meninggalkan dua pria yang mirip itu, dia tidak akan membiarkan Ren yang polos tercemar.

Kinn menatap tajam putra sulungnya, yang selalu membuat Porsche kesal kepadanya. "Apa kau puas?!" 

"Kenapa Daddy marah pada ku?! Bukan salah ku bukan jika sifat player Daddy menurun pada ku?! Aku kan hanya memanfaatkan apa yang aku miliki!" Pai tentu saja membela dirinya, ia tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Bukan salahnya kan kalau ia terlahir sempurna?

"Ah, sudahlah!" Kinn meninggalkan Pai sendirian.

"Ck! Sungguh mengerikan, seorang mafia tunduk bagaikan kucing kecil hanya karena istrinya marah. Cinta memang mengerikan" Phai bergidik melihat tingkah Daddy nya, Kinn Theerapanyakul yang terkenal garang dalam menghadapi musuh takut akan kemarahan sang uke.

Pai yakin ia tidak akan menjadi seperti Kinn, ia tidak akan tunduk kepada siapapun. Sebagai penerus keluarga Theerapanyakul berikutnya ia yang akan memimpin bukan dipimpin, apalagi di pimpin oleh istri.

*****

"Apa aku boleh duduk di sini?" Ren mencoba mendekati Arthit dan Sky setelah hampir dua hari ia menghindari mereka layaknya kuman

"Tentu saja! Apa kau sudah tidak menghindari kami?" Ternyata Arthit tidak sepolos kelihatannya, ia cukup peka dengan keadaan.

"Aku tidak menghindar"

"Kau menghindar, iya kan Sky?"

"Dia tidak menghindar Arthit, dia hanya akan langsung memutar arah jalannya saat melihat kita, bukan begitu Ren?" Ucap Sky dengan wajah polos yang sangat bertentangan dengan ucapan sarkasnya

"Maaf"

"Tidak masalah, kami tahu kami hanyalah orang biasa yang tidak selevel dengan anak konglomerat seperti mu. Kami cukup sadar diri dengan kondisi kami" lagi dan lagi Sky mengucapkan kata-kata yang sedikit menusuk relung hati

"Tidak seperti itu...." Ren sendiri bingung apa yang harus ia lakukan, ia bukanlah orang yang pandai mengekspresikan perasaannya.

"Ai Sky! Jangan mengatakan hal seperti itu, lihatlah Ren merasa bersalah. Bukankah dia sudah minta maaf? Abaikan saja Ren, Sky memang orang yang seperti itu. Jadi, apa saat ini kita adalah teman?" Arthit mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Ren, dan seperti terhipnotis Ren menyambutnya.

Ren merasa hidupnya setelah ini akan lebih berwarna, tidak akan suram seperti sebelumnya. "Kalian tinggal di asrama kampus kan? Aku bisa mengantar kalian pulang nanti"

"Bagaimana kau tahu kami tinggal di sana? Kami tidak pernah memberitahu mu?!" Sky menatap Ren dengan pandangan curiga

"Aku melihat saat kalian pulang kemarin" untung saja Ren menemukan alasan yang tepat untuk berbohong.

"Aaa.... Apa tidak masalah kau mengantar kami?"

"Tentu tidak"

"Baiklah! Lihatkan Sky, Ren orang baik! Kau tidak boleh jahat kepadanya, karena sekarang ia teman kita. Apa kau mengerti?!"

"Hm..." Balas Sky acuh tak acuh sembari makan roti

Ren sedikit heran dengan kedua orang ini, bagaimana bisa dua orang dengan kepribadian bertolak belakang ini bisa berteman. Atau karena mereka memiliki kesamaan nasib sebagai anak yatim piatu? Mungkin nanti Ren akan mencari tahu sendiri, yang jelas kedua anak ini sudah lolos dari seleksi Kinn dan Porsche jadi, semuanya bisa dipastikan aman.

TBC

Mohon maaf bila ada kesalahan kata atau penulisan

Jangan lupa vote dan komen, dan juga share cerita ini agar makin banyak pembaca.

Minggu, 27 November 2022

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang