18

382 35 0
                                    

"Apa minggu depan kau ada acara?" 

"Apa kau memanggilku ke sini hanya untuk mengajak ku berkencan?!" 

Prapai menatap wajah Phayu dengan jijik, "Apa kau gila?! Aku masih menyukai pria manis seperti Nong Sky, bukan pria menyebalkan sepertimu! Minggu depan Cake berulang tahun, dan rencananya kami akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuknya. Bagaimanapun juga akhir-akhir ini ia terkurung di dalam rumah, jadi tidak ada salahnya kan mengadakan pesta ulangtahun untuk nya?"

"Tenang saja aku akan datang, tidak mungkin aku tidak datang di pesta kan?"

"Baiklah.... Sekarang kau bisa pergi, aku ada kencan dengan Nong Sky" Prapai berdiri lalu merapikan pakaiannya dan menepuk bahu Phayu

Phayu melotot, "Kau memanggil ku hanya untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya bisa kau sampaikan lewat telepon?!"

"Sudah jangan marah-marah, kau akan cepat tua jika terus marah-marah Phayu..." Prapai menepuk pundak Phayu 

*****

"Apa ada yang ingin Nong Sky beli lagi?"

"Tidak ada Phi" Sky membalas sembari tersenyum manis

"Baiklah pacar Phi yang manis" ujar Prapai sembari mengelus pucuk kepala Sky, kenapa Sky sangat manis

Pacar? Tentu saja! Prapai telah mengutarakan perasaannya kepada Sky, dan tidak disangka-sangka Sky juga memiliki perasaan yang sama. Sudah hampir satu minggu mereka berpacaran, dan belum ada yang tahu tentang hal itu.

Sky meminta Prapai untuk merahasiakan dulu hingga kondisi membaik, bagaimanapun mereka masih harus bertahan hidup dari serangan orang gila. Sangat tidak etis rasanya jika mereka mengumumkan hubungan di kondisi yang genting ini

Prapai membawa Sky masuk ke mobil yang akan membawa mereka pulang, tapi sayangnya hal buruk akan selalu menghampiri mereka.

Bagasi mobil Prapai meledak yang membuat Prapai maupun Sky yang baru masuk tidak sempat untuk melarikan diri.

"Nong Sky apa kau baik-baik saja?" Prapai masih sempat mempertanyakan kondisi Sky saat kondisinya lebih parah

Kaca bagian belakang yang pecah mengenai kepala Prapai, sedangkan Sky kepalanya terhantam dashboard di depannya.  Sepertinya bom itu memang di atur posisinya untuk mencelakai Prapai.

"Tunggu sebentar na, Phi akan menolong Sky" Prapai berusaha sekuat tenaga membuka pintu mobil yang nyaris hancur

Prapai tidak memperdulikan kepalanya yang mengucurkan darah, yang terpenting saat ini adalah Sky. Prapai berhasil keluar dari mobil dan berjalan dengan sempoyongan untuk membuka pintu mobil untuk Sky.

Prapai menarik Sky dari dalam mobil ke gendongannya, lalu membawa Sky menjauh. Ada kemungkinan orang gila itu masih ada di sini. Prapai membawa Sky dengan posisi bridal style, karena tidak memungkinkan menggendong Sky di punggungnya.

"Phi Pai, turunkan Sky! Sky masih bisa berjalan sendiri" Sky sedikit memberontak dalam gendongan Prapai, bagaimanapun juga Prapai lah yang kondisinya lebih parah.

"Tidak!" Prapai bersikeras menggendong Sky

"Tapi Phi terluka.." mata Sky sudah berkaca-kaca 

"Luka ini tidak ada apa-apanya Sky, Phi akan lebih terluka jika nong Sky sampai celaka. Phi sangat kuat, Nong Sky tenang saja na.." Prapai tersenyum lebar, yang justru tampak mengerikan di mata Sky. Bagaimana orang ini masih bisa tersenyum di saat seperti ini. 

Bagaimana tidak? Darah mengalir dari kepala Prapai dengan cukup banyak, Sky hanya memar dan mendapatkan luka di bahu akibat ledakan dan Sky masih sanggup berjalan.

Apa Sky memang sepenting itu bagi Prapai? Entah kenapa Sky merasa tersentuh, ia merasa dilindungi.

"Phi Pai..." Ucap Sky pelan

"Tenang saja Nong, Phi yakin akan ada yang menolong kita"

Dor...

Suara tembakan terdengar seiring memelannya langkah Prapai, Sky juga terkejut, karena ia tahu Prapai terkena tembakan itu.

"Phi baik-baik saja, Nong Sky bisa berjalan kan?" Sky hanya mengangguk, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi

"Dengarkan Phi na, masuklah ke dalam Mall dan cari bantuan oke?" Prapai dengan perlahan menurunkan Sky

"Pergilah nong! Phi akan menunggu di sini" Ucap Prapai saat Sky sudah bebas dari gendongannya

Sky berjalan dengan sekuat tenaga untuk mencari bantuan, hingga suara tembakan terdengar lagi 

"Phi Pai!!!!" Prapai tertembak untuk kedua kalinya, dan pada akhirnya Prapai tumbang.

Prapai merasa tubuhnya mati rasa, punggungnya panas akibat dua tembakan dan luka akibat ledakan di mobil, kepalanya juga terasa sangat pusing. Hidungnya hanya bisa mencium bau anyir darah, meskipun begitu mata Prapai masih bisa melihat Sky yang menangis menatapnya.

Prapai tersenyum untuk menenangkan Sky, "Rak Sky na..." Ucap Prapai pelan sebelum ia kehilangan kesadarannya,

Sky langsung berlari menghampiri Prapai, tidak perduli bahwa ia akan dalam bahaya. 

Penembak itu juga sudah pergi saat tahu misinya telah berhasil, membunuh putra sulung keluarga Theerapanyakul.

"Tidak.... Phi Pai sadarlah Phi.... Tolong!!!!" Sky hanya bisa berteriak sekuat tenaga agar ada yang menolongnya

Berharap saja bantuan datang tepat waktu agar putra kebanggaan Kinn dan Porsche itu bisa selamat

TBC

Selasa, 21 Februari 2023

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang