Semuanya selalu berawal dengan pertemanan. Pertemanan yang akan membawa kejenjang keseriusan. Arhan tentu saja sangat bersemangat untuk membuat Fiona merasa nyaman dan akhirnya mereka bersama.
Arhan tidak ingin terlalu terburu-buru untuk mengajak Fiona menikah, karena sangat yakin Fiona akan menolaknya karena belum siap.
Sebuah toko roti Soffio yang berarti Soffi dan Fiona, berada di pinggir jalan yang terlihat sangat estetik. Banyak pengunjung yang mampir untuk membeli kue atau sekedar ingin berphoto karena pemandangan toko yang indah.
Fiona sangat semangat untuk berjualan, apalagi pelanggan hari ini lumayan banyak. Bersyukur karena masih diberi kesehatan dan rejeki yang bagus.
Ketika Fiona sedang asik berbicara dengan pelanggan, tiba-tiba suara seseorang membuat Fiona kaget.
"Fiona."
Fiona melirik dengan kaget, tidak menyangka dengan kedatangan seseorang yang selama ini tidak menyukainya.
"Tumben papa kesini?" tanya Fiona sopan.
"Fiona, lebih baik kamu tinggal sama papa, papa akan memperlakukan kamu dengan baik, tolong jangan tinggalkan papa," ucap Toni dengan lirih.
"Maaf pah, aku sudah nyaman hidup bersama mama, aku tidak benci sama papa. Aku berharap papa bisa bahagia," saut Fiona dengan senyuman sendu.
Toni memeluk Fiona dengan erat, menyesal karena telah menyia-nyiakan anak dan istri dalam hidupnya. Ketika mereka saling berpelukan, tiba-tiba Soffi datang membawa barang yang yang akan dijualnya.
Keadaan yang sendu manjadi canggung karena kedatangan mantan istri.
"Soffi, itu pasti berat, biar saya yang bawa," ujar Toni dengan senyuman yang merekah.
"Tidak perlu, Toni. Saya bisa sendiri," balas Soffi lirih.
Fiona sebenarnya merasa sangat sedih karena kedua orangtunya sudah tidak ada gurat bahagia. Tapi yang Fiona tahu mereka sama-sama saling menyayangi, tetapi kalah karena orang ketiga.
"Mah, pah, ayo masuk dulu. Kasihan kulit kalian nanti gosong!" teriak Fiona.
Soffi dan Toni serempak menoleh dengan tertawa bahagia. Sudah lama mereka tidak melakukan hal sederhana karena komunikasi yang buruk dan tidak pernah pergi untuk berlibur.
"Fiona, papa akan pergi ke Amerika, kalian berdua jaga diri dengan baik. Semoga saja kalian tetap bahagia," ucap Toni dengan pelan.
"Kenapa papa pergi?" tanya Fiona lirih.
"Maaf, Fiona. Papa harus bekerja di Amerika selama 6 bulan. Papa sangat yakin kalian pasti akan hidup bahagia tanpa seorang peria yang payah ini," tunjuk Toni dengan tatapan yang sendu.
"Kamu jangan bicara seperti itu Toni. Kamu sudah menjadi seorang ayah yang baik dan suami yang selalu membuat aku bahagia," saut Soffi dengan wajah yang sendu.
"Tapi itu dulu Soffi. Saya telah berubah menjadi monster yang menakutkan bagi kalian. Kalau begitu saya pergi dulu, kalian jaga diri dengan baik," ucap Toni lirih.
Fiona memeluk Toni dengan erat, tidak pernah terpikirkan membenci ayahnya yang selalu ada, meskipun itu hanya kenangan masa lalu. Andai saja orang ketiga itu tidak hadir, mungkin mereka sekarang akan berlibur ke Amerika dengan penuh tawa bahagia.
"Papa jaga diri dengan baik, kalau udah sampai tolong hubungi Fiona. Fiona sayang banget sama papa," ucap Fiona.
Toni melambaikan tangannya kearah Soffi dan Fiona. Soffi hanya memandang mantan suaminya dengan perasaan kacau.
Siapa sangka ketika mereka sedang melakukan aksi haru, ternyata ada seseorang yang memandang mereka dengan datar.
"Kalian akan sengsara," gumamnya sembari tersenyum misterius.
Senyuman yang merekah terbit dari bibir Arhan. Hari ini Arhan begitu semangat untuk menemui calon istrinya. Tapi senyumannya hilang karena melihat seseorang yang dirindukannya malah membuat hati menderita.
"Arhan!"
Teriakan mamanya tidak membuat Arhan menolah. Terluka, itu yang dirasakan Arhan saat ini. Seorang ibu yang selama ini dicarinya ternyata hidup dengan baik bersama seseorang yang Arhan benci.
Mengendarai motor dengan kecepatan tinggi karena kesal terhadap sang mama. Tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri.
Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit, akhirnya Arhan tiba didepan toko roti. Arhan membawa martabak kesukaan Fiona dan Soffi.
"Asalamualikum," ucap Arhan.
"Waalaikumsalam," jawab Fiona dan Soffi kompak.
"Tante aku boleh main ke sini, gak?" tanya Arhan canggung.
"Main aja Arhan, gak bayar kok. Tapi kalau Arhan gak ada kerjaan bisa tuh bantu kami," ucap Soffi tertawa.
"Iya siap Tante," saut Arhan tersenyum.
"Sudah, sudah, kalian asik banget ngobrolnya, sampai Fiona gak diajak," saut Fiona cemberut.
Serentak Soffi dan Arhan terkekeh geli melihat wajah Fiona yang cemberut.
Karena hari ini toko roti lumayan rame, mereka bertiga memutuskan pulang karena dagangan mudah habis. Fiona dan Arhan meminta ijin kepada Soffi untuk berjalan-jalan sebentar.
"Arhan, ini indah banget, kamu jago banget mengenai tempat-tempat yang indah, aku suka," ucap Fiona bahagia.
"Apapun akan aku lakukan untuk membuat kamu bahagia Fio, nanti aku akan mengajak kamu ketempat paling indah, aku jamin kamu pasti suka banget," balas Arhan tersenyum manis.
"Aku akan selalu menanti hari itu tiba Arhan. Terima kasih karena kamu sudah memberi warna dalam hidup aku, kalau tidak ada kamu, mungkin aku akan selalu membosankan," ucap Fiona. Fiona memegang tangan Arhan dengan lembut.
Arhan tentu saja merasa kaget dan senang karena selangkah lagi akan membuat Fiona menjadi miliknya.
Arhan mengajak Fiona berjalan kesuatu tempat yang lebih indah. Mereka sekarang berjalan kearah tempat patung yang digunakan untuk berphoto. Tempat yang paling romantis, mereka berdua mengambil gambar dan tersenyum bahagia.
Fiona tentu saja baru pertama kali datang ketempat yang paling Indah dan romantis. Karena dari dulu tidak ada kebebasan dirinya. Semenjak kecil selalu dituntut untuk anggun dan tidak pergi ketempat yang menurut keluarganya tidak baik.
"Kamu sepertinya sangat senang?" Arhan bertanya dengan nada tidak percaya.
"Bukan senang, tapi senang banget, Arhan. Semenjak kecil aku gak pernah main ketempat terbuka begini, papa selalu melarang, entah alasannya apa," saut Fiona dengan wajah yang berbinar.
"Kalau begitu aku berhasil membuat cinderela ini bahagia. Aku selalu berharap hidup kamu bahagia selalu Fio, aku sayang banget sama kamu," peluk Arhan dengan lembut.
"Terima kasih Arhan. Tapi kita hanya sebatas sahabat, tidak lebih," balas Fiona lirih.
"Tidak masalah Fio, aku selalu bahagia apapun keputusan kamu. Aku hanya berharap kita akan selalu bersama sampai kapan pun," ucap Arhan.
"Terima kasih, karena kamu sangat mengerti aku Arhan," bisik Fiona lembut.
Setelah jalan-jalan Fiona memutuskan pergi untuk menemui seseorang yang selalu ada dihatinya. Merindukan tetapi tidak bisa bersama.
"Hallo, aku datang lagi. Hari ini aku bahagia banget. Kamu tahu tidak? Aku jalan-jalan ketempat yang akan kita kunjungi. Meskipun bukan bersama kamu, tetapi kamu tidak perlu khwatir karena aku selalu menganggap kamu ada bersamaku," lirih Fiona.
Fiona membawa bunga putih kesayangan seseorang dengan sayang," ah, aku kemarin kesini tidak bawa apa-apa karena sedih. Tapi sekarang aku bawa bunga untuk kamu. Semoga kamu bahagia selalu, aku sayang kamu," ucap Fiona.
Sedangkan ditempat lain seseorang sedang merencanakan sesuatu yang buruk.
"Buat dia menderita, apapun yang terjadi jangan pernah melepaskan orang itu!"
Siapakah orang misterius itu dan rencana buat siapa kah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMOPHOBIA (End)
RomanceFiona yang takut dengan pernikahan dan laki-laki dipertemukan dengan sosok laki-laki gila yang penuh obsesi untuk memilikinya. Apa yang akan terjadi dengan hidup Fiona yang bermula tenang menjadi berantakan karena hadirnya Arhan Adraja. "kalau Lo ga...