BaB 20

7 0 0
                                    

Takdir manusia Tuhan yang menentukan, tidak ada yang bisa mengubah takdir yang Tuhan rencanakan.

Semilir angin menerbangkan rambut panjang Fiona dengan kencang. Setelah kejadian balapan yang mengalami kecelakaan Fiona dan Arhan pergi ke sebuah Villa yang banyak pemandangan.

Fiona dan Arhan tidak ada yang membuka handphone karena ingin menenangkan diri. Mereka butuh waktu untuk memikirkan pristiwa yang membuat kepala sakit.

"Fio, apa kamu merasa tenang?" tanya Arhan lembut.

"Entah kenapa perasaan aku tidak enak, mungkin karena bersalah sama mama," balas Fiona lirih.

"Aku berharap kamu melupakan semua masalah dalam hidup kamu, ayo kita berbahagia di Villa ini. Kamu tahu? banyak kejutan yang sangat seru," ucap Arhan dengan senyuman yang merekah.

"Terima kasih Arhan, aku selalu membuat kamu repot, sekali lagi aku minta maaf," ucap Fiona pelan.

"Aku sebenarnya bosan dengar kamu minta maaf terus, tapi karena kamu calon istri aku, maka aku akan maafkan kamu," ucap Arhan tersenyum manis.

"Dih siapa yang calon istri kamu, kamu selalu mengaku-ngaku Arhan," ucap Fiona cemberut.

Arhan membawa Fiona kesebuah tempat yang sangat indah. Bunga-bunga yang ada di Villa begitu indah dan bagus. Fiona yang melihat pemandangan itu tentu saja merasa senang dan terhibur.

Fiona bagaikan anak kecil yang sedang bahagia, berlari dan menari dibawah sinar bulan. Menikmati momen yang sudah lama tidak pernah dirasakan.

Arhan tersenyum manis dan memfhoto Fiona dengan senyuman yang lebar. Sejenak masalah yang dihadapi mereka berdua sirna entah kemana.

"Arhan sini!" teriak Fiona dengan senyuman yang lebar.

Arhan dengan cepat berlari, tidak lupa tersenyum geli karena menyaksikan Fiona yang seperti anak kecil.

Fiona mendekati bunga dan menciumnya dengan perasaan nyaman.

"Fio, kenapa bunganya tidak kamu petik?" tanya Arhan lembut.

"Bunga ini bahaya Arhan, banyak duri yang akan melukai tangan aku, tapi ketika aku hanya memandangnya tidak akan membuat tangan aku terluka," jawab Fiona tersenyum manis.

"Tapi kalau hanya dipandang tidak ada kepuasaan tersendiri Fio. Aku suka dengan bunga itu dan siap untuk terluka supaya mendapatkan bunga yang aku suka," ucap Arhan.

Arhan mengambil bunga mawar dengan cepat dan durinya menancap tangan Arhan. Fiona yang sedang tertawa seketika panik karena melihat luka Arhan yang lumayan parah.

"Apa yang kamu lakukan, Arhan?" tanya Fiona marah.

Arhan yang sudah berdarah hanya tersenyum dan memegang bunga mawar itu lebih keras. Tidak peduli dengan luka di tangannya. Seakan Fiona adalah obat dari lukanya.

"Aku gak suka kamu berdarah begini Arhan, kalau kamu melakukan hal begini lagi, aku marah," sentak Fiona marah. Fiona pergi dengan berlari secepat kilat.

Fiona datang dengan napas yang ngos-ngosan dan langsung mengobati Arhan dengan wajah yang marah.

"Fio, kamu marah sama aku?" tanya Arhan tersenyum.

Fiona tidak menjawab karena marah dan kesal atas perbuatan Arhan.

"Ayolah Fio, aku hanya bercanda, aku minta maaf," timpal Arhan dengan wajah menggemaskan.

"Terserah kamu, Arhan. Aku gak peduli!" teriak Fiona dengan air mata yang menetes.

"Astaga Fio, kamu kenapa malah menangis, aku hanya bercanda. Kamu lihat aku baik-baik aja, aku gak papa," ucap Arhan. Arhan menekan luka yang Fiona obati dan otomatis kembali meneteskan darahnya kembali.

Fiona kembali menangis dengan kencang karena darah yang kembali menetes. Selain mempunyai gamophobia,  Fiona juga sangat takut dengan darah.

Arhan kembali meminta maaf dan memeluk Fiona dengan lembut. Karena terlalu banyak menangis membuat Fiona mengantuk dan akhirnya tertidur.

"Astaga apa yang Lo lakukan Arhan," gumam Arhan marah pada dirinya sendiri.

Tercium wangi nasi goreng yang membuat Fiona bangun dengan pelan. Nasi goreng yang terasa enak membuat Fiona menatap dengan enak. Fiona mengendarkan ke seluruh ruangan yang terasa berbeda.

"Ah ternyata aku tidur di Villa ini. Arhan kemana yah?" tanya Fiona bingung.

Pintu dibuka pelan dan menampakan sesosok Arhan yang sudah wangi dan rapi.

"Selamat pagi tuan putri, ayo makan dulu," saut Arhan tersenyum manis.

"Arhan kenapa aku bisa tidur di Villa? Terus gimana luka kamu?" Fiona melihat tangan Arhan dengan cepat.

"Aku udah sembuh karena obat dari tuan putri yang cantik ini," ucap Arhan.

"Dasar gombal banget sih kamu Arhan!" dengus Fiona cemberut.

Fiona memakan nasi goreng dengan lahap. Sesekali melihat Arhan yang berwajah tampan dan manis.

"Aku emang ganteng, tapi kamu harus pokus sama nasi gorengnya, nanti keselek loh," Arhan terkekeh menyebalkan.

"Iya."

Fiona dengan ragu memasuki rumah dengan hati yang gelisah. Arhan yang berada disampingnya mencoba meyakinkan, bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aku takut Arhan. Gimana kalau mama marah," ucap Fiona lirih.

"Gak akan, mama kamu baik banget Fio. Kamu percaya sama aku?" Arhan berbicara dengan lembut.

Fiona mengangguk dan mengetuk pintu dengan pelan. Beberapa kali Fiona mengetuk, tetapi tidak ada sahutan dari Soffi.

"Mama kemana?" Fiona melirik Arhan dengan perasaan semakin bingung.

"Kamu coba sekali lagi," timpal Arhan pelan.

Ketika Fiona mencoba akan mengetuk pintu, tiba-tiba tetangga Fiona datang dengan wajah pucat.

"Loh, kenapa neng Fiona masih disini? Gak pergi?" tanya tetangga dengan heran.

"Pergi kemana Bu?" Arhan yang bertanya karena Fiona masih merenung.

"Kemarin malam ibu Soffi pergi dalam keadaan menangis karena katanya ada saudara yang meninggal," jawab tetangga.

Fiona melihat handphonenya yang sedari malam mati karena tidak ingin ada seseorang yang mengganggunya. Mata Fiona terbelalak karena melihat beberapa pesan dan telepon yang tidak terjawab.

Fiona melirik Arhan dengan air mata yang sudah berlinang dan menarik tangan Arhan dengan cepat.

"Ini tidak mungkin!" gumam Fiona lirih.

Bendera kuning dan banyak orang yang datang membuat Fiona lemes seketika. Tapi karena ingin mengetahui apa yang terjadi, Fiona nekat masuk kedalam dengan keadaan sakit hati.

"Ini tidak mungkin!" teriak Fiona lirih dan penglihatan yang buram, lalu tidak sadar apa yang terjadi.

GAMOPHOBIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang