03. Sakit

609 60 2
                                    

Ayo voment biar si bocah gembul dan babeh pirang cepet up :3

"Kal, oper bolanya ke sini!" Seru seorang anak laki-laki sembari berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kal, oper bolanya ke sini!" Seru seorang anak laki-laki sembari berlari.

Baskara mulai melambaikan tangan pertanda perpisahan, angkasa biru pun mulai melahirkan jingga. Riuh para insan di kota metropolitan tak terelakan, seakan mengirim sinyal waktunya tiba untuk rehat sejenak. Namun, semua itu tak diindahkan oleh sekumpulan anak akil balig yang sedang asik dengan dunianya, main bola.

Berlari seakan tak ada hari esok, menikmati aroma debu dan peluh. Semuanya tak luput dari penglihatan manik berwarna hijau nan indah. Sampai seruan tersiratkan amarah membuyarkan kegembiraan di hati si bocah kecil yang sibuk mengawasi anak-anak yang sedang bermain bola.

"Valkyrie! pulang!"

Bocah yang merasa seruan itu untuknya pun menoleh, dapat dilihatnya pria asing yang sejak semalam merangkap menjadi orang tuanya, Frash, berdiri tepat di belakangnya. Ia pun berjalan perlahan menghampiri seraya memamerkan senyum terbaiknya, mengabaikan detak jantung yang seakan meronta ingin keluar saking gugupnya.

"Loh, ada papa hehe."

"Haha hehe haha hehe, pulang! Beraninya bocah cebol sepertimu mencoba menipuku, huh?!" Omel Frash.

Hening, target yang terkena omelan juga seperti tak ada niat menjawab pertanyaan itu. Frash menghela napas berat, ingin mengomel lagi.

"Ga gitu, pa. Aku lagi cali angin segal bial cepet sehat."

"Kenapa tak mengajakku?!"

"Ciee mau diajak main-- ih engga, papa tadi kan lagi sibuk, jadi aku gak mau ganggu papa."

Valkyrie segera meralat perkataannya ketika melihat mata Frash yang melotot kejam ke arahnya.

"Lain kali jangan begitu lagi, ini peringatan terakhir. Kalau kau melanggar lagi, jangan salahkan aku kalau kau ku kembalikan ke hutan. Mengerti?"

Valkyrie mengangguk, tangan mungilnya juga secara cepat menggenggam tangan Frash yang menggantung bebas. Frash terkejut, tapi berusaha ia tutupi sebisa mungkin.

Di perbatasan senja, Valkyrie pun pulang ke apartemen ditemani dengan Frash yang menggenggam tangannya erat. Yah, walaupun ia yang menggenggam terlebih dahulu bukan Frash.

●○●○●

"Inilah yang akan terjadi kalau kau membangkang perkataan orang tua."

Valkyrie menggigit bibir pelan untuk menahan isakan, perutnya terasa melilit. Beberapa saat yang lalu ia bolak-balik ke kamar mandi karena mual dan berakhir muntah.

"Kenapa? Katanya cari angin biar sehat?"

Frash terus menghujami Valkyrie dengan perkataan lembut tapi sarkas, namun tak ayal tangannya memijat tengkuk si kecil dengan minyak angin.

[01] Hiraeth : EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang