Grigor Van Leeuwen, lahir di kota Rotterdam, Belanda. Pria tua itu merupakan seorang yatim piatu sampai akhirnya diadopsi sebagai anak dari seorang imam gereja, Pastor. Tuan Grigor saat taat terhadap agamanya, berkat didikan sang ayah angkat. Dia juga merupakan seorang yang sangat pekerja keras.
Selama 8 tahun Tuan Grigor meniti karirnya sebagai pebisnis di bidang properti, akhirnya ia berhasil mendirikan sebuah perusahaan yang cukup besar di kota kelahirannya itu. Sampai suatu ketika ia berlibur ke Indonesia ——tepatnya di Bandung—— Tuan Grigor bertemu dengan sosok perempuan cerdas, anggun, dan memiliki keberanian yang tinggi. Diajeng Kartika, sosok perempuan keturunan Sunda-Jawa yang mampu membuat Tuan Grigor jatuh hati. Meski berbeda keyakinan, mereka tetap melangsungkan pernikahannya dengan khidmat. Kala itu Diajeng tidak mau dibawa ke Belanda, hingga akhirnya Tuan Grigor yang mengalah untuk menetap di Nusantara. Sesekali dia akan pulang ke Rotterdam jika perusahannya mengalami kendala.
"Di rumah ini, saya menghabiskan waktu bersamanya. Jadi mustahil jika saya harus melenyapkan rumah ini. Rumah ini terlalu berharga bagi saya. Tapi juga jadi malapetaka bagi Sacra."
Tuan Grigor menyesap tambakaunya, setelah beberapa menit ia memandangi sebuah lukisan mendiang istrinya yang masih terpajang apik di sana. Ia melihat ke sekeliling bangunan yang masih cukup bagus meski sudah di kosongkan selama kurang lebih 15 tahun.
"Tuan, sudah waktunya," ucap Pak Lim.
Tuan Grigor mengangguk. Ia bangkit dari kursinya, menyimpan cangklong yang sudah habis tembakaunya ke dalam saku celana. Setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang berada di bawah tanah. Ruangan itu ... merupakan sebuah ruangan tersembunyi. Yang mana di dalamnya terdapat sosok pria paruh baya yang selama ini Tuan Grigor sebut sebagai Felix. Ia terpenjara di sana selama 15 tahun.
Sedikit mundur dari cerita sebelumnya. Ketika Tuan Grigor dan Pak Lim merencakan sesuatu, Sacra yang berada di kamarnya justru tidak merasakan kantuk. Hatinya seolah merasakan gundah tanpa alasan, ia tidak merasa tenang. Karena itu, ia pun memilih untuk duduk di kursi belajarnya dan menatap ke luar jendela sambil memakan puding cokelat kesukaannya.
Di tengah kegiatannya ——memakan puding—— ia melihat Kakeknya dan Pak Lim berjalan menuju rumah lama sang kakek. Sacra terdiam cukup lama, hingga ia memutuskan untuk pergi ke rooftop. Sacra tentu penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan di rumah lama itu di waktu hampir memasuki pertengahan malam seperti saat ini.
Dari atas rootop sana, Sacra bisa melihat rumah itu dengan jelas.
"Sendirian saja kamu?"
"Aish!!!" Sacra hampir terjungkal karena kaget melihat kedatangan si gadis penunggu kamarnya. Ia menghela napas kesal. Bukankah gadis itu sudah diusir Pak Lim? Lantas kenapa dia masih saja berkeliaran di rumahnya. "Kamu kenapa muncul lagi, sih? Pak Lim kan udah ngusir kamu kemaren. Soalnya kamu jahat." Sacra mengerucutkan bibirnya saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang membuatnya jadi takut akan kehadiran gadis itu. Meski dia sudah meminta maaf berkali-kali dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tetap saja Sacra merasa harus waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe
Teen FictionBlurb: Semesta tak pernah berkhianat. Apa yang mereka sembunyikan, perlahan akan terkuak. Seerat apapun mereka menggegenggamnya, rahasia itu pasti terungkap. Seperti fakta seorang anak remaja yang bernama Sacra. Keluarganya merahasiakan suatu kebena...