11. Kritis

1K 122 6
                                    

Sacra benar-benar menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sacra benar-benar menghilang. Yang membingungkan adalah, Sacra tak terlihat di cctv mana pun. Sampai Tuan Grigor mengerahkan semua pekerjanya untuk mencari si bungsu. Namun sudah hampir 2 jam pencarian berlangsung, Sacra masih belum di temukan juga.

Tuan Grigor yang sudah curiga sejak awal, bahwa ini ada kaitannya dengan Felix, pun segera meninggalkan yang lain untuk menjejakkan kaki ke rumah lamanya. Namun sesampainya di sana, ia hanya merasakan sunyi. Tak ada yang membuat dirinya merasa tegang, berisik, atau hal-hal yang membuat dugaannya benar.

Langkahnya terayun ke ruang bawah tanah. Di mana ia menyembunyikan mayat Felix, setelah ia renggut nyawanya beberapa hari yang lalu. Di sana pun masih tempak tenang. Petinya sama sekali tak terbuka. Ia melihat ke sekeliling ruangan itu. Tidak ada kekacauan sama sekali. Tuan Grigor pikir, Felix sudah tenang sebab di sekelilingnya terdapat doa-doa yang ditujukan bagi arwahnya.

"Ck! Kalau begini, sudah pasti peliharaannya yang kembali berulah. Bisa-bisanya dia muncul lagi," gumamnya seraya mengusap wajahnya. Ia tampak frustrasi.

***

Kala itu, Sacra tak banyak lagi berpikir saat Jayden memintanya untuk mengantarnya ke rumah Alga. Tak ada kecurigaan sama sekali. Ia hanya menuruti permintaan Jayden, meski dirinya khawatir dengan keadaan sang kakak. Mereka keluar dari rumah sekitar pukul setengah lima sore. Berjalan santai menyusuri jalanan dalam keheningan. Satu hal yang membuat Sacra merasa heran. Sepanjang perjalanan, kakaknya itu hanya diam. Ia hanya berjalan dengan tatapan kosong, seperti robot. Sacra semakin khawatir kalau kakaknya itu sakit betulan. Berkali-kali ia melirik Jayden dan melihatnya lamat-lamat.

"Kak, serius lo nggak apa-apa?"

"Nggak."

Sacra mengerutkan kening. Saking datarnya raut wajah Jayden, Sacra sampai mengira bahwa kakaknya itu kerasukan robot betulan. Ia pun tertawa melihatnya, sesuatu yang langka. Namun tawa itu seketika berhenti saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan lengan Jayden. Dingin. Sacra mulai tak bisa tenang. Ia tak sadar bahwa langkahnya kini sudah tiba di salah satu rumah.

Rumah yang Sacra lihat sebagai rumah Alga itu tampak sepi.

"Panggilin si Alga dong, tiba-tiba gue pusing."

"Heh, yang bener aja Kak. Jangan pingsan lo, ngerepotin Alga nanti."

"Berisik, udah sana masuk."

Sacra mengerucutkan bibirnya. Ia pun menurut dan segera memasuki halaman rumah Alga yang gerbangnya terbuka. Sangat sepi sekali, seolah tak ada kehidupan di sana. Berkali-kali Sacra memencet bel dan mengetuk pintu, tetapi tak ada seorang pun yang datang guna membukanya.

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang