Sejak mendengar percakapan kakeknya dengan Pak Lim tempo lalu, kini Sacra merasa sangat canggung bila berada di dekat pria tua itu. Ia pun memilih untuk menghindar, menjaga jarak agar mereka tidak terlalu dekat sementara waktu. Setiap kali kakeknya menghampiri Sacra di kamarnya, anak itu akan berpura-pura tertidur, dan akhirnya Tuan Grigor hanya mendatangi si kembar saja. Kemudian ketika makan bersama, Sacra akan memilih tempat duduk yang jaraknya cukup jauh dari kakeknya itu. Jika biasanya Sacra duduk di ujung meja dekat Tuan Grigor, kali ini ia meminta bertukar posisi dengan Jensen.
Tuan Grigor yang memiliki tingkat kepekaan tinggi, tentu saja ia merasa ada yang berbeda dari cucu bungsunya itu. Atensi pria itu tak lepas dari Sacra, sejak mereka melangsungkan sarapan bersama 10 menit yang lalu. Tuan Grigor menghela napas berat setelah ia menyelesaikan suapan terakhirnya. Pria tua itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Kemudian meminum air putihnya hingga tersisa setengah gelas.
"Sacra, jadwal kontrol besok lusa biar Kakek aja yang antar, ya? Kakek mau tahu kondisi kamu langsung dari mulut Dokter Jo."
Mendengar kakeknya menyapa, Sacra yang tengah meminun susu kedelainya malah tersedak. Jayden yang ada di sampingnya sampai berdecak sebal melihat adiknya yang terbatuk hingga susunya memuncrat mengotori almamater yang dipakainya itu. Melihat sang anak yang tak berhenti batuk, Viona pun berinisiatif mengusap punggung anak itu dan menepuk-nepuknya pelan.
"Hati-hati, Nak. Ini minum dulu airnya," kata Viona sambil menyerahkan segelas air putih. Kini perhatian Viona teralihkan pada si kembar, wanita itu menggelengkan kepalanya. "Jen, jangan ketawa kamu, nanti ikutan tersedak. Jay, kamu bisa lepas almatnya, ganti sama yang lain kalo yang itu kotor."
Jensen menurut, ia langsung terdiam dan melanjutkan memakan keju slice-nya. Sementara itu Jay memanggil Bi Mur untuk mencarikan almamaternya.
"Padahal kamu bisa ambil sendiri Jay. Jangan terlalu dibiasakan, karena nantinya kamu akan ketergantungan sama orang lain." Tuan Grigor mengingatkan agar Jayden tidak berbuat semaunya. Dia harus belajar mandiri mulai dari sekarang. Walau bagaimana pun pewaris utama perusahaannya adalah Jayden yang mana merupakan cucu pertama.
"Iya Kek. Maaf Bi Mur, nggak jadi aja." Jayden bangkit dari kursinya, kemudian berjalan menuju kamarnya.
Melihat Sacra yang sudah lebih baik, meski wajahnya sedikit memerah. Tuan Grigor pun kembali menatapnya, menunggu jawaban sang cucu atas pertanyaan yang terlontar beberapa saat lalu. "Sacra, jadi gimana? Kamu mau kan kontrol sama Kakek?" ulangnya.
Sacra menatap kakeknya dengan ekspresi yang berbeda dari biasanya. Kali ini, ia telihat gugup dan takut. "I-iya Kek, Sacra mau kok," jawabnya meski ragu-ragu.
"Kek, mau mobil," rengek Jensen pada sang kakek dengan wajah polosnya.
Tuan Grigor mengalihkan atensinya dari Sacra, pada cucu keduanya yang kini menampilkan cengiran tak berdosanya. "Enggak. Nanti kamu banyak main, Kakek nggak suka. Cukup satu aja buat bertiga. Kakek kasih izin Ayah kalian beliin mobil itu, buat kebutuhan. Bukan buat main-main."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe
Teen FictionBlurb: Semesta tak pernah berkhianat. Apa yang mereka sembunyikan, perlahan akan terkuak. Seerat apapun mereka menggegenggamnya, rahasia itu pasti terungkap. Seperti fakta seorang anak remaja yang bernama Sacra. Keluarganya merahasiakan suatu kebena...