Mengandung di usia muda, tanpa ikatan pernikahan, kemudian ditinggalkan, dan berakhir dimusuhi oleh keluarga sendiri. Semua rasa pahit itu Agatha telan sendiri. Usianya baru 19 kala itu, mentalnya belum cukup kuat, sehingga keinginan untuk membunuh janin semakin meningkat. Belum lagi karirnya yang mungkin akan hancur saat publik mengetahui bahwa dia hamil di luar nikah. Padahal kala itu, karirnya sedang bersinar terang.
Di saat Agatha berada di titik terlemahnya, ia hampir saja menggugurkan janinnya. Akan tetapi, Tuan Grigor terlanjur menghentikannya. Sebagai seorang ayah, Tuan Grigor tidak mau putrinya melakukan dosa berkali lipat. Sampai akhirnya Tuan Grigor membuat sebuah kebohongan besar.
Agatha dikabarkan hiatus dengan alasan kesehatan. Nyatanya, Tuan Grigor mengirimnya ke Kanada untuk membesarkan kandungannya. Setelah berhasil melahirkan, Agatha tidak mau menyusuinya, bahkan membenci bayi itu. Setiap kali melihat bayi itu, Agatha pasti teringat akan Felix. Wajah Felix benar-benar mendominasi. Tidak seperti Agatha yang dominan berparas Eropa, bayi itu bermata sipit dan memiliki hidung yang kecil khas orang Asia Tengah. Ia tidak mau merawatnya hingga akhirnya Tuan Grigor mengambilnya dan meminta putra sulungnya untuk mengakui bayi itu sebagai putra kandungnya. Jefrey dan Viona yang tak bisa menolak permintaan sang ayah, pun terpaksa menerimanya. Bayi itu——Sacra Vincanza Hanasta—— tumbuh dengan baik pada awalnya. Hingga di usianya yang baru menginjak angka 2 tahun, Tuan Grigor sering kali memergokinya bermain sendirian, tetapi seolah beramai-ramai. Dari situlah Tuan Grigor tahu bahwa Sacra berbeda.
Semakin besar, Sacra mengalami perubahan. Mungkin karena setiap hari ia dirawat oleh sang nenek, lambat laun ia memiliki kemiripan dengan neneknya itu. Entah itu dari segi wajah, cara ia berbicara, tersenyum, makan, atau, tidur. Itulah yang membuat Tuan Grigor sangat menyayangi Sacra. Terlebih, anak itu adalah korban dari perbuatan dosa kedua orang tuanya.
Selama belasan tahun Agatha diliputi rasa bersalah. Hampir saja ia depresi, sampai akhirnya ia dipertemukan dengan Mikhael. Pria itu membantu Agatha bangkit dari rasa bersalahnya. Memulai hidup baru yang lebih baik. Mereka hanya teman, setidaknya bagi Agatha. Mikhael mungkin merasa telah jatuh cinta, bahkan ia sempat melamar Agatha dan ingin menjadi ayah bagi Sacra. Sayangnya, Agatha belum ingin melakukan hal itu. Mikhael paham, ia pun memilih untuk menunggu.
Merasa tak enak hati dengan Mikhael, Agatha pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Terlebih saat itu, pihak managemen yang menaunginya selama berkarir sebagai penyanyi, terus bertanya soal kepulangannya ke tanah air. Selain itu, Agatha juga ingin melihat secara langsung, seperti apa putranya saat ini.
"Sekarang kamu jadi lebih mirip sama Nenek, ya? Pantes aja Kakek sayang banget sama kamu." Agatha mengusap kepala Sacra yang masih terbaring koma.
Ini adalah hari ke-3 sejak Agatha memberikan darahnya untuk sang anak. Keadaannya sudah membaik. Ia juga sudah meninggalkan ICU dan di rawat di kamar VVIP, tetapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda ia akan bangun. Agatha merasa sedih. Sudah tak terhitung berapa banyak air mata yang ia keluarkan untuk menangisi anak itu. Setiap kali ia mengunjunginya, untaian doa tak pernah lupa ia panjatkan. Katanya, doa seorang ibu pasti terkabulkan. Agatha percaya bahwa Tuhan amat menayanginya dan juga putranya. Sekali pun ia sudah berbuat dosa yang banyak, Tuhan pasti memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe
Teen FictionBlurb: Semesta tak pernah berkhianat. Apa yang mereka sembunyikan, perlahan akan terkuak. Seerat apapun mereka menggegenggamnya, rahasia itu pasti terungkap. Seperti fakta seorang anak remaja yang bernama Sacra. Keluarganya merahasiakan suatu kebena...