Sacra diam termangu dengan tatapan lurus nan kosong. Ada selembar foto dalam genggamannya. Foto itu merupakan foto yang ada di ruangan kakeknya. Awalnya Sacra tidak menemukannya, tetapi salah satu makhluk halus yang mebantunya kala itu yang justru menemukannya. Makhluk itu segera saja memberikannya pada Sacra.
Dalam foto itu jelas ada Tuan Grigor, Diajeng yang masih tampak sehat, Jefrey, Viona dengan perut besarnya, dan satu lagi wanita yang berdiri di samping Diajeng yang Sacra tidak tahu identitasnya. Wajahnya terlihat tidak asing di mata Sacra. Rasanya, wajah itu terasa sangat familiar belakangan ini. Mungkin Sacra pernah melihatnya di suatu tempat. Akan tetapi bukan itu poin utamanya. Sacra benar-benar penasaran dengan sosok itu. Otaknya terus bertanya-tanya soal, siapa sebenarnya wanita itu?
"Dia seorang penyanyi, Agatha Jasmine."
Bisikan itu terasa sangat dingin di telinga Sacra. Seseorang baru saja memberitahunya sesuatu. Sacra melihat ke sekelilingnya. Tak ada siapa pun di sekitar kamarnya selain dirinya, dan kedua kakaknya yang sudah terlelap dengan nyenyak. Bahkan suara dengkuran keduanya terdengar begitu nyata di telinga Sacra.
Suara detak jarum yang terus berbunyi di tengah keheningan malam itu, membuat suasana semakin terasa mencekam. Sebetulnya perasaan Sacra sudah tidak karuan sejak bisikan itu menghampiri indera pendegarnya. Jantungnya bahkan berdetak 2 kali lebih cepat. Wajahnya yang sudah pucat bertambah pucat dengan disertai keringat dingin yang mengucur di area pelipis. Tiba-tiba saja pandangannya menjadi berbayang. Kepalanya terasa begitu berat dan dadanya terasa sesak.
Sacra tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, hingga gelap menguasai dirinya. Foto itu terjatuh dan terselip dibawah lemari besar. Malam itu, Sacra kehilangan kesadarannya tanpa penyebab yang jelas. Sampai akhirnya Jayden terbangun dengan tiba-tiba. Mungkin sebuah firasat buruk yang membuatnya membuka mata dan kemudian menemukan adiknya yang tergeletak di lantai yang dingin.
***
Sacra terbangun di suatu tempat yang asing. Rumah itu terasa begitu hangat. Tak lama kemudian ia melihat sosok Diajeng yang keluar entah dari mana. Sacra tidak hapal dengan detail rumah ini. Dilihat dari bangunanya, terlihat seperti rumah dengan gaya eropa klasik. Entahlah, bisa saja Sacra salah dalam menafsirkannya.
"Nenek?!" panggilnya dengan antusias. Tak bisa dipungkiri bahwa dia begitu merindukan sosok nenek yang selalu menyayanginya itu. Sacra ingat betul, dulu ketika ia kecil, Viona sangat sibuk merawat kakak kembarnya hingga tak bisa merawat dirinya, hingga akhirnya sang neneklah yang merawat Sacra meski dengan waktu yang singkat.
Sacra mengerutkan kening saat panggilannya tak digubris oleh Diajeng. Wanita renta itu hanya sibuk dengan kegiatannya yang kini tengah membuat adonan kue. Sacra tahu ini hanyalah mimpi, tetapi rasanya sangat nyata. Anak itu pun segera menghampiri Diajeng untuk memeluknya dari belakang. Namun sayang, ia tak bisa menyentuh Diajeng. Tangannya tembus begitu saja melewati badan sang nenek. Sacra terdiam mematung sambil memandangi tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe
Teen FictionBlurb: Semesta tak pernah berkhianat. Apa yang mereka sembunyikan, perlahan akan terkuak. Seerat apapun mereka menggegenggamnya, rahasia itu pasti terungkap. Seperti fakta seorang anak remaja yang bernama Sacra. Keluarganya merahasiakan suatu kebena...