SHARIEL-21

45 5 0
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!

Vote sama komen nggak bayar kok, itu juga ngaruh banget buat aku...so jangan pelit ya.

Happy reading🤗

o0o

Deruman yang berasal dari motor besar itu berhenti tepat di depan tubuh Aleisha. Gabriel melepaskan helm-nya dan menatap Aleisha dengan tatapan yang sangat tajam. Tatapan itu seakan meminta penjelasan kepada Aleisha, dan tatapan itu juga mengisyaratkan tanda jika Gabriel sangat tidak menyukai Aleisha balapan.

"Ngapain di sini? Ngapain bawa helm dan duduk di atas motor Daniel?" Ujar Gabriel menatap tajam Aleisha, termasuk Daniel dan Carel. Mereka merasa bersalah karena mereka tidak memberitahu Gabriel. Terlebih lagi Carel.

"Aku...aku---"

"Balapan? Iya?" Potong Gabriel yang sudah tahu jawaban Aleisha karena keberadaan Aleisha di sirkuit tempat Gabriel meluapkan kemarahannya.

"Naik sekarang."

"Kak Gabril aku---"

"Aku bilang naik sekarang, Aleisha." Ujar Gabriel yang tidak ingin di bantah lagi.

Dengan hati-hati Aleisha menaiki motor Gabriel, Aleisha duduk dengan jarak yang sedikit jauh dari Gabriel karena bagi Aleisha ketika Gabriel sedang marah Gabriel seperti monster yang ingin memakan orang. Dan ya, Gabriel yang menyadari itu dengan sengaja melepas gas motornya yang mengakibatkan Aleisha memeluk Gabriel.

"Kak Gabril mau bawa aku kemana? Kok jalannya lama banget? Kak Gabril denger aku nggak? Kak Gabril?" Aleisha melihat muka Gabriel dari samping itu hanya diam saja. Aleisha tahu Gabriel sedang menahan amarahnya sekarang.

"Jelasin...sekarang." Ucap Gabriel setelah menepikan motornya di ujung jalan.

"Kak Gabril, Aleisha mau ngejelasin semuanya tapi kak Gabril harus janji sama Aleisha jangan marah." Ujar Aleisha menjulurkan jari kelingking-nya dan dengan cepat Gabriel menautkan kelingking-nya dengan kelingking Aleisha.

"Tadi pagi Alya narik aku ke kamar mandi, di situ dia bilang aku harus balapan sama dia malam ini. Kalau aku nggak datang, berarti itu sama aja aku nyerahin kak Gabril ke dia, dan aku nggak mau itu terjadi makannya aku nurutin perkataannya." Jelas Aleisha yang memang apa adanya.

"Terus kamu memang?" Tanya Gabriel yang mendapatkan anggukan dari Aleisha. Gabriel yang melihat itupun membuang mukanya dan mengepalkan kuat tangannya hingga jari-jari tangannya memutih.

"Aku bukan barang yang harus di pertaruhkan kayak gini. Mau kamu ikut balapan atau nggak, mau kamu menang atau nggak aku tetep milik kamu Aleisha. Aku nggak peduli dengan ini semua, yang harus kamu tahu aku tetap milik kamu." Gabriel menatap Aleisha dengan tatapan yang sedang menahan marah. Jika boleh jujur Gabriel tidak suka menjadi bahan taruhan seperti ini, dia bukan barang yang dengan gampangnya di beli.

"Aku tahu aku salah, aku nggak mau kehilangan kamu. Aku juga nggak ada maksud jadiin kamu bahan taruhan kayak gini, aku...aku udah kehilangan mamah dan abang aku. Papah juga nggak ada waktu buat aku, aku cuma nggak mau kehilangan kamu." Ujar Aleisha menatap Gabriel sendu, walau mereka berbeda keyakinan tapi mereka memang tulus mencintai.

Mendengar perkataan itu membuat Gabriel menatap Aleisha juga. Gabriel tidak tahu jika Aleisha bisa melakukan ini, dan Gabriel juga tidak tahu jika Aleisha mengorbankan keselamatannya demi dirinya.

SHARIEL & DUNIANYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang