FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!
Vote sama komen nggak bayar kok, jadinya jangan pelit ya. Itu juga pengaruh banget buat aku.
Happy reading ✨
o0o
"Kira-kira kak Gabril mau ngomongin apa ya? Kenapa juga harus Minggu nanti? Kenapa nggak sekarang aja si?" Gerutu Aleisha memainkan pulpen yang ia pegang.
Aleish yang sedari tadi hanya memainkan pulpen tanpa memperhatikan pelajaran akhirnya di tegur oleh Atha. Atha tidak ingin Aleisha mendapatkan hukuman terus-menerus, karena itu akan berdampak buruk pada sekolah Aleisha.
"Sha lo perhatiin guru, jangan mainin pulpen terus. Kalau lo mainin pulpen sambil ngedumel kayak gitu yang ada lo kena hukuman lagi. Lo pikirin juga sekolah lo." Seru Atha menyadari Aleisha.
"Eh iya tha, maaf. Tadi tuh gw cuma lagi bingung aja makannya gw kayak gitu."
"Lo juga bilangnya kayak gitu terus sha." Balas Atha ingin tertawa.
"Awas ketawa lo pecah nanti." Ledek Aleisha.
o0o
"Kak Gabril dimana ya? Katanya di taman deket rumah, tapi kok sekarang nggak ada." Aleisha melihat sekeliling dan Aleisha sama sekali tidak menemukan Gabriel.
"Aleisha, lama ya nunggu? Gw tadi ada urusan sebentar sama keluarga." Ucap Gabriel menghampiri Aleisha.
"Eh nggak kok, gapapa. Oiya lo mau ngomongin apa? Serius banget ya sampe nunggu hari Minggu segala."
"Sha gimana pendapat lo kalo ada orang yang suka sama lo? Tapi dia beda agama sama lo." Ucap Gabriel menatap Aleisha.
"Kenapa lo nanya gitu? Ada yang suka sama lo ya? Kalo pendapat gw itu gapapa, karena rasa suka itu kan kita nggak bisa milih harus di orang yang mana. Rasa itu dari hati, bukan dari pikiran." Jawab Aleisha tersenyum tipis.
"Gw suka sama lo sha."
Mendengar kata-kata itu, Aleisha langsung menatap Gabriel dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa tidak yakin dan ada rasa senang. Aleisha tidak yakin jika ia menerima Gabriel hubungannya akan berjalan lancar, begitupula dengan rasa senangnya. Aleisha senang karena akhirnya perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.
"Gw tahu mungkin ini salah, tapi gw yakin sama perasaan gw. Gw tahu kita beda, kita beda keyakinan." Ucap Gabriel tersenyum miris.
"G-gw...apa gw boleh minta waktu? Kasih gw waktu buat ngasih jawaban ke lo."
"Gw nggak maksa lo sha, jadi gw akan ngasih waktu semau lo."
o0o
"Atha, lo bisa ke rumah gw nggak? Gw kasih alamat rumah gw kalo lo mau ke sini. Gw mau cerita sama lo." Ucap Aleisha menelfon Atha.
"Boleh, gw juga bosen di rumah." Jawab Atha antusias. "Rumah gw di jalan *** lo ke sini ya."
Setelah memberikan alamat rumahnya, Aleisha segera mematikan panggilannya. Untuk sekarang ini Aleisha benar-benar bingung harus bagaimana. Aleisha membutuhkan teman untuk bercerita, Aleisha membutuhkan pendapat.
"Atha, gw mau minta saran atau apapun itu dari lo. Lo bisa kan? Gw butuh banget, gw bener-bener butuh banget tha." Aleisha memegang kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.
"Yaudah iya sha, nggak usah ngacak-ngacak rambut lo si. Lo tau nggak? Lo kayak gitu udah kayak orang gila yang ada di komplek gw." Atha tertawa melihat rambut Aleisha yang sudah berantakan persis seperti orang gila.
"Kak Gabriel nembak gw, gw harus gimana sekarang? Gw suka sama dia, tapi kita beda keyakinan." Ucap Aleisha langsung ke intinya.
Atha yang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Aleisha benar-benar kaget. Atha juga sampai tersedak karena mendengar kalimat itu. Sungguh Atha tidak menduga jika Aleisha ingin bercerita tentang hal ini padanya.
"Apa sha? Lo bilang apa? Kak Gabril? Gabriel Ambrosius? Ketua OSIS itu? Aleisha yang cantik tolong jangan bercanda. Nggak lucu sha." Atha menatap Aleisha dengan serius, Atha masih tidak percaya dengan Aleisha.
"Atha, gw emang suka sama kak Gabril, tapi untuk ngarang cerita kalo dia nembak gw itu nggak akan mungkin. Gw ceritain ini ke lo karena gw bingung, gw bingung harus jawabnya gimana. Di satu sisi gw seneng karena perasaan gw nggak bertepuk sebelah tangan, tapi di satu sisi gw nggak yakin." Jelas Aleisha menghela nafas panjangnya.
"Iya iya gw minta maaf. Tapi lo nggak pernah cerita sama gw kalau lo suka sama kak Gabriel."
"Gw takut perasaan gw nggak sesuai ekspektasi gw. Makannya gw milih buat nyimpen perasaan gw sendiri."
"Iya gw maklum kok. Gw tahu gimana rasa bingung lo, gw nggak bisa ngasih saran lebih sama lo. Tapi kalau lo emang yakin sama dia, lo jalanin aja. Apapun itu gw akan selalu ngedukung lo, jangan lupa buat cerita juga sama gw. Oiya satu lagi, kalo kak Gabril jahat sama lo, lo bilang aja ke gw oke? Biar gw omelin dia." Aleisha yang mendengar semua yang Atha katakan langsung tertawa. Aleisha bersyukur mempunyai teman seperti Atha.
"Jadi lo mau kapan ngasih jawaban ke kak Gabril? Kak Gabril pasti nungguin jawaban lo." Tanya Atha penasaran.
"Senin besok aja, gw nggak mau buat dia terlalu lama nungguin jawaban gw." Jawab Aleisha yakin
"Oke. Kalau perlu lo jawabnya di depan semua anak-anak ya, biar satu sekolah tahu kalo lo pacar kak Gabriel."
"Yang ada gw kena hujatan mereka semua, sebagian si nggak ya tapi kebanyakan pada nggak suka."
"Gapapa, gw Atha selalu ada buat lo. Gw kan bodyguard lo." Ucap Atha terkekeh.
Aleish dan Atha akhirnya tertawa bersama, baru kali ini Aleisha tertawa lepas bersama orang lain. Aleisha harap pertemanannya ini akan berjalan sampai tuhan yang memisahkan, dan Aleisha harap keputusannya ini adalah keputusan yang benar.
Jangan lupa follow tiktok aku dan Instagram aku 👇
Tiktok: @wp.salwakthyng
Instagram: @salwasshr
KAMU SEDANG MEMBACA
SHARIEL & DUNIANYA [ON GOING]
Fiksi RemajaTentang sepasang remaja yang sedang mencoba menjalin hubungan, dan saling mencintai tapi terhalang oleh keyakinan. Seorang gadis yang selalu di perlakukan sangat baik seperti ratu oleh seorang laki - laki yang sangat mencintainya dengan tulus, beser...