Bengkel16: Mang Dede

7.4K 186 16
                                    

"Bapak genjot ya, Nto!"

"Sok, Pak, pelan-pelan dulu," jawab Yanto sesak. Kontol Bapak yang gede membuat pantatnya terasa penuh banget.

Bapak memegangi pinggang Yanto. Ia gerakan kontolnya keluar-masuk.

"Ohhh, sempit bae memek kamu, Nto. Ahhh... Bapak seneng pisan ngewe kamu begini, ahhhh...."

"Uhhhh, kontol Bapak gede, ahhh, Yanto kepenuhan, Pak, emphh...."

Setelah beberapa tusukan, Bapak menggempur anus Yanto dengan kencang dan perkasa. Ritmenya tambah cepat. Kontolnya keluar masuk tanpa halangan. Setiap hentakan membuat badan Yanto terlonjak ke depan. Lenguhan pun keluar dari mulutnya padahal sudah di tahan-tahan.

"Emph, emph, Pak, penuh pisan, ahh, emph, ahh, ahh..."

"Uhh, uhh, sempit, Nto, ahh, ahh," racau Bapak.

"Terushhh, Pak. Ahh, ahhh, kenceng, Pakhh, ahhh!" Yanto memancing.

"Uhhh, kempotin memek kamunya, ahhh, ahhh,...."

Plok! Plok! Plok!

"Euhhh, Begini, Pak? Epmhh...."

"Iyah, Nto, ahhh, ooohhh...."

"Enakhh, Pak? Apa kuranghh? Ahhh..."

"Lagihhh, uhhhh, kempotin, yeahhh..."

""Emph, emphh, emphhh..."

"Yeah, ahhh, enak, Nto, ahhh, ahhh...."

Bapak merojok kencang mengingat kesempatannya sempit jadi ia harus segera muncrat. Menyengajakan bermain lama takut istrinya keburu bangun. Bisa geger kalau sampai kepergok.

"Ahhhh, shhhh, uhhh," desah Bapak keenakan. Kontolnya berpacu penuh tenaga.

Yanto serasa lubangnya sedang diobok-obok. Ia membenamkan wajahnya ke bantal agar desahannya teredam.

Bapak terus memompa lubang Yanto. Badan keduanya sudah mengkilap oleh keringat.

"Uhh, Nto, Bapak mau keluar inihhh, ahhh, mau di mana di keluarinnya, uhh?"

"Ahhh, ahhh, di mulut Yanto aja, Pakhh, ahh, ahhh...."

"Yuhh, ahhh, ahhh,"

Plok! Plok! Plok!

"Emph, emph, hah, hah, ohhh!" Yanto meremas bantal yang menutupi wajahnya.

Semakin pejuhnya mau keluar, sodokan Bapak tambah dalam saja. Ia mencengkram pinggang Yanto erat. Tenaga membobolnya ditambah sampai kontolnya mentok.

"Ouhhhh...." Mulut Bapak sampai menganga saking keenakannya.

Yanto seperti tersetrum dengan genjotan Bapak. Titik enaknya kesundul berkali-kali. Otaknya pengar, lalu plong. Baru sebentar menikmati sensasi itu, kontol Bapak sudah kembali menyodok keras dan sensasi serupa menyergap sekujur badannya. Punggung Yanto gemetaran.

"Arkhhhh, keluar, Nto!! Bapak mau bucat!!!"

Bapak mencabut kontolnya. Yanto berbalik badan memosisikan mulutnya.

Crot! Crot! Crot!

"Arkhhhhh, arkhhhh arkhhhhh," geram Bapak dengan mata terpejam. Urat di dahinya sampai timbul.

Semua pejuh Bapak muncrat di mulut Yanto. Menubruk dinding tenggorokan dan mengumpul sampai banyak. Yanto kewalahan menampungnya. Semprotan Bapak masih saja, mau tak mau akhirnya Yanto harus menelannya.

Glek!

Rasanya tetap aneh. Kental. Tapi Yanto menyukainya.

Bapak tersengal mengurut batangnya agar pejuhnya keluar semua.

MONTIR KETAR-KETIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang