Bengkel10: Mang Saki Sakit

6.8K 179 13
                                    

Di kamar, Yanto menuntun Aa Husa agar duduk di sisi ranjang. Gorden ditutup, pintu kamar dikunci. Ia mendekati Aa Husa dan berjongkok di depannya.

Yanto membuka kait celana jins Aa Husa. Dia keluarkan kontolnya. Baru disentuh segitu saja, Aa Husa sudah menengadahkan kepala dengan mata terpejam.

"Uhhhhh...."

Yanto mengocok sebentar kontol Aa Husa. Semakin keras saja sampai urat-uratnya menonjol. Ujung kontolnya mengeluarkan cairan semen yang langsung dijilat Yanto sampai habis. Lidahnya menjalar dari kepala kontol ke pangkal. Yanto menghayati aksinya sampai membuat Aa Husa terus melenguh.

"Uhhhh...." desah Aa Husa begitu perkakasnya masuk ke mulut Yanto.

Setelah didiamkan sebentar, kepala Yanto bergerak maju-mundur menyepong. Gerakannya pelan-pelan, begitu kontolnya mau dilepas, mulut Yanto mengempot. Begitu kontolnya dihisap, rahangnya mengendur. Ada jeda sebentar ketika kontolnya mentok di tenggorokan, Yanto sengaja merapatkan mulutnya menjepit.

"Yeah, uhhhh, Nto, enak banget sepongan kamu. Ini yang kemarin-kemarin terus kepikiran, uhhhh, yeahhhh, terus, Nto, sampai mentok, ahhhh," racau Aa Husa.

Selagi Yanto mengerjai kontolnya, Aa Husa melepas kaos yang dikenakannya. Putingnya jadi mainan tangan Yanto. Dipelintir dengan hati-hati, sesekali ia usap-usap lembut.

Mulut Yanto begitu sakti membuat kontolnya serasa diperas. Pejuhnya mulai terasa bergerak-gerak. Aa Husa tak mau permainannya usai secepat itu. Ia tarik Yanto ke pelukannya. Ia sosor bibirnya. Sambil merebah di ranjang, mereka berciuman dengan lidah.

"Emphhhh..."

"Cup, cckk, ahhhhh..."

Aa Husa membalik tubuh Yanto hingga di bawah tindihannya. Ia tatap mata Yanto dengan kasih lalu bibirnya kembali memagut. Kali ini Yanto berada di kuasanya. Aa Husa mencumbu leher Yanto dengan kecupan-kecupan kecil.

"Ahhhh, Aa, jangan sampai merah, ahhhh, nanti ketahuan Bapak Ibuk, ahhhh..."

"Enggak akan, Nto, ahhhhhh..."

Mulut Aa Husa menjelajah leher Yanto sampai basah. Lalu bergerak ke bahu, dicucupnya setelah kerah kaos disingkap memperlihatkan bahu Yanto yang kokoh.

"Aa... Ahhhh, sedot, aa...."

Walau geli, Yanto menikmatinya. Badannya menggelinjang. Setiap gigitan Aa Husa pada bahunya menimbulkan getaran hebat campuran geli dan perih. Yanto ketagihan. Aa Husa yang seperti baru saja menemukan titik rahasia enak Yanto, ia perbanyak mengecup dan menyedot daerah bahunya.

Nafas mereka tersengal saat cumbuan dijeda untuk menghirup udara. Yanto masih ditindih Aa Husa, tangannya merentang di sisi kepala, pasrah. 

Aa Husa melucuti kaos dan celana Yanto sampai telanjang. Ia pun melepaskan semua pakaian yang ada di badan. Dengan sama-sama tanpa baju, Aa Husa kembali menindih Yanto. 

"Aku bolehkan ngewe Yanto? Aku kangen kamu, Nto," Aa Husa berbisik di telinga Yanto.

"Boleh, Aa. Tapi pelan-pelan, Aa."

"Pasti, Nto."

Aa Husa kembali memagut bibir Yanto sampai ia puas. Birahi yang berkobar sudah tidak tertahankan. Aa Husa bangkit dan mengangkangkan selangkangan Yanto sampai lubangnya terlihat. Ia meludah banyak dan membalur agar lubang Yanto licin. Kontolnya pun dilumasi dengan ludah. 

Sebentar dikocok dulu agar makin keras. Lalu kontolnya diarahkan di lubang Yanto. Dengan sedikit bertenaga, pinggul Aa Husa mendorong.

"Ouhhhh, pelan, Aaaaaaaa, emphhhhhh...," Yanto merintih kesakitan. Tangannya meremas seprei.

MONTIR KETAR-KETIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang