Bengkel25: Dipijat

5.4K 162 38
                                    

"Ahh, ahhh, ahhh!" Lenguh Yanto seiring pantatnya dihentak kontol Mang Saki hingga tubuhnya terguncang-guncang.

"Uhh, Mamang kangen pisan ngewe memek kamu, Nto, uhhh, uhhh..." racau Mang Saki.

Kait celana Mang Saki sudah terbuka. Resletingnya sudah turun. Celana jinsnya hanya dipelorotkan sepaha. Kata Mang Saki, biar ringkas kalau ada apa-apa.

Kontolnya yang ngaceng sudah bersarang di jepit anus Yanto. Pinggulnya bergerak maju mundur menggenjot lubang Yanto yang masih saja seret rapet. Yanto yang telanjang membungkuk di meja makan menunggingkan pantatnya.

"Mamang nggak bisa lama, Nto, ohhh, Mamang bucat sekarang aja ya, ahh, ahhh..." Mang Saki harus balik ke bengkel lagi. Masih ada motor yang harus ia betulkan.

"Iya, Mang, emphh..." Yanto sudah kewalahan menerima gempuran kontol Mang Saki.

"Uhh, uhhh, uhhhh...."

Gerakan pinggul Mang Saki tambah cepat. Ia menekan kontolnya lebih dalam, lalu ia tarik sampai ujung dan kembali dilesakkan. Mang Saki sangat suka dengan sensasi jepitan anus Yanto, ditambah setiap kali menusukkan kontolnya, lubang Yanto terasa legit di masuki. Mang Saki merasa sedang memperawani anak gadis.

Kali ini genjotannya lebih bertenaga sampai-sampai pinggang Yanto mesti dipeganginya agar kontolnya terkendali merojok. Ia juga suka melihat pemandangan Yanto dari belakang, yang pasrah dihajar kontolnya. Punggungnya yang liat, bahunya yang lebar, kulitnya yang putih mulus, dan yang selalu berhasil membuat kontolnya ngaceng tentu saja bongkahan pantatnya yang montok membundar seperti buah labu matang.

"Emphhh, ahh, ahh, ahhh, Manghh, ahh, ahhh, ahhh...."

Yanto mendesah terus-terusan. Kedua tangannya sudah memegangi pinggir meja. Pantatnya ia angkat sedikit, kakinya dibuka selebar bahu, membuat kontol Mang Saki leluasa memasuki lubangnya. Biar perih, Yanto menyukai sensasi anusnya yang rapet akhirnya bisa dibobol kontol juga. Apalagi kalau dimasuki sampai mentok, awalnya sakit membuat agak sesak, tapi setelahnya bakal muncul gelombang nikmat yang bikin ia gemetaran.

"Uhhh, Nto, Mamang mau muncrat, ahhhh, ohhhh..."

"Ahhh, yang kenceng, Mang, ahhh, teruss, ohhh, Manghh, ahhh..."

"Ohhh, kempotan kamu enak, Nto... Mamang nggak kuathhhh, ahhh, ahhhh..." Mang Saki mempercepat genjotannya.

"Emphh, ohhhh, ohhhh, Manghhh, ahhh..."

"Ahhh, ahhh, ahhhh, Yanto, Mamang keluarrrrrhhhhhhh, arrrrgggggh..."

Crot! Crot! Crot!

"Arrggggghhhh!" erang Mang Saki panjang.

Pada hentakan pamungkas, Mang Saki menekan kontolnya lebih dalam. Kalau bisa lebih masuk, rasanya ingin ia memasukan kontolnya biar sampai ke perut Yanto. Sayangnya tidak bisa sampai begitu. Pejuhnya meledak muncrat banyak dan berkali-kali. Gelombang nikmat menjalari sekujur badan. Darahnya berdesir hebat tertarik ke ubun-ubun hingga matanya memejam.

Mang Saki langsung merunduk, memegangi bahu Yanto, dan kontolnya ditekan lebih dalam. Beberapa kali ia mengejan menguras pejuhnya sampai habis. Dadanya mepet menempel ke punggung licin Yanto. Tubuhnya bergidik hebat saking enaknya. Setiap kali muncrat, rasa enaknya tidak bisa dilukiskan pakai kata-kata. Yang pasti ia merasa plong, badan langsung enteng melayang-layang.

Entah berapa kali kontolnya menyemburkan cairan nikmat kental itu, sampai-sampai nafas keduanya tersengal-sengal. Tampak dahi keduanya basah berkeringat.

Setelah semua pejuhnya dikeluarkan, Mang Saki menciumi tengkuk Yanto beberapa kali sampai yang punyanya kegelian. Ini bentuk perasaan puasnya.

"Mang, geli ih," Yanto mencoba menghindar tapi tidak bisa.

MONTIR KETAR-KETIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang