⌕. Delapan : Runtuh dan Panik

2.5K 373 108
                                    

Haruto tengah mengasingkan diri didalam kamarnya setelah ditegur papa dan ditertawakan oleh ayah karena kejadian di taman bermain tadi. Duduk di atas sofa kecil dengan tangan memegang remote control menerbangkan mainan helikopter miliknya mengelilingi langit-langit kamar.

"Aku cuma mau beli Je, kenapa susah banget sih?" Gumam Haruto kesal.

Tidak bisa menahan rasa kesalnya, tanpa sengaja helikopter milik Haruto menabrak pendingin ruangan dan terjatuh ke atas ubin.

Mulut Haruto terbuka lebar lantaran terkejut. Dengan cepat ia berlari guna melihat bagaimana keadaan mainannya.

Haruto memungut baling-baling helikopter dengan mata berkedip cepat. "Patah.."

Namun, perasaan kaget dan sedih itu dalam sekejap sirna saat ia mendapati kartu hitam milik Junkyu di meja belajarnya.

"Tinggal beli lagi." Ucap Haruto sambil mengangkat bahu. Enteng sekali.

Haruto menghubungi Aron untuk segera ke kamarnya dan membelikan mainan helikopter baru menggunakan kartu yang ia punya.

"Jangan sampe ketahuan papa ya, Aron." Ucap Haruto dengan wajah dibuat-buat agar menakuti pelayan pribadinya.

"Baik, Tuan Muda."

Sesudahnya, Haruto kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Berjalan ke arah kasur lalu merebahkan diri, tangannya bergerak mencapai IPad yang tergeletak di sebelah bantal.

"Kenapa hubungi aku?"

Itu suara Doyoung, anak si Jihoon.

"Bantu aku dong, Doy."

"Ga mau. Semua yang kamu lakuin bikin aku sakit kepala. Sekarang aku udah punya adek doyan mimik susu dan suka nangis, makin sakit kepalaku!"

"Oh, gitu. Doy, kedengaran bagus ga kalo aku bilang kamu pernah ma-"

"Apa?!"

Melihat Doyoung buru-buru memotong ucapannya sambil melotot membuat Haruto tertawa.

"Kamu masih kenal Je, kan?"

"Kenal, kenapa?"

"Aku mau dia. Ada disini sama aku tiap hari."

"Hah?"

"Denger ga? Wifi mu jelek kah?"

"Kamu yang jelek. Tinggal ajak main ke rumahmu lah."

"Kalo ajak main kan cuma sebentar. Aku maunya yang lama."

Doyoung menggaruk sisi kepalanya yang tak gatal. "Apasih? Ya minta dia main sama kamu lama-lama lah, gitu."

Haruto mengerang frustasi. Ia mengubah posisi menjadi duduk. "Aku mau dia disini."

"YA MAKANYA AKU BILANG AJAK DIA MAIN KERUMAH KAMU, BODOH!"

"DOBBY MULUTNYA!"

"Maaf, dadda! Ga sengaja! Ini nih anaknya ayah Jun aneh kayak bapaknya."

Kiddo √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang