hellouu! mana nih yang minta up?
harus tinggalin jejak lho yaa
kalo ngga.. mwehehehe 😏.⚠ 1k word!
␥
Jeongwoo kini berlari dengan wajah menunjukkan rasa khawatir yang kentara. Orang-orang yang melihatnya melangkah cepat menyusuri koridor pasti bisa merasakan bahwa pemuda itu sedang panik dan cemas.
Saat kakinya berada tepat di depan ruang kesehatan, jantungnya berdetak lebih cepat. Hembusan nafas gusar membawa Jeongwoo memasuki ruangan selangkah demi selangkah. Keringat membasahi kening, mengucur begitu banyak akibat berlari dari kelasnya yang cukup jauh hanya demi melihat Haruto. Pemuda dengan wajah di hiasi memar serta goresan darah yang terbilang tak sedikit.
Tangan gemetar itu terangkat, mengusap penuh hati-hati ruam merah tersebut. Bibirnya terbuka, menampakkan celah agar dapat bersuara.
"Haru, kenapa?" Nada Jeongwoo yang bergetar membuat Haruto menghela nafas berat.
"Maaf, Je."
Setahu Jeongwoo, Haruto bukanlah pribadi yang mudah terpancing emosi dan memulai perkelahian. Bahkan Haruto sendiri tidak menjadikan orang-orang khusus sebagai musuhnya. Ia hidup tanpa mengganggu orang lain.
"Kenapa bisa begini? Bilang ke aku, Haru."
Haruto menghela nafas, lagi. Menunduk, menabrakkan dahinya pada perut Jeongwoo yang berdiri di hadapannya. "Waktu di rooftop gue ga sengaja denger dia ngomong, Je. Gue marah saat itu juga, gue emosi, gue ga bisa kendalikan diri gue sendiri. Gue ga mau sesuatu yang ga mengenakkan terjadi sama lo. Maaf Jeongwoo, maaf."
Jeongwoo memeluk tubuh besar Haruto erat. Mengusap punggung lebar itu teratur dari atas ke bawah.
Jika bertanya Jeongwoo marah atau tidak karena Haruto berkelahi dengan pacarnya, Matthew, jawabannya adalah tidak.
Sebelum ke ruang kesehatan, teman Haruto yang bernama Jungwon memberitahukan awal mula bagaimana perkelahian itu terjadi hingga membuat heboh satu sekolah secara detail tanpa di lebih-lebihkan.
Sebab itulah Jeongwoo berakhir di UKS dengan Haruto berada di dalam rangkuman nya.
"Je, lo marah?"
Mendengar pertanyaan itu, Jeongwoo mengulum bibirnya sejenak. "Iya! Aku marah banget sama kamu!"
Haruto mendongak hingga mereka saling menatap satu sama lain. "Maaf. Nanti gue minta maaf sama si asu."
"Haruto! Aku marah sama kamu karna ga mau di obati. Kata Doyoung, dia mau obati luka kamu, tapi kamu malah tendang dia keluar dari sini. Aku marah sama kamu karna hal itu." Jeongwok berucap galak, alisnya menukik sangat tajam.
Haruto terkekeh pelan. "Gue mau di obatin sama lo." Tangan Haruto terulur menyerahkan kotak P3K kepada Jeongwoo, "nih."
Walau sedikit kesal karena sifat tengil Haruto kembali, Jeongwoo tetap menerima dan mengobati muka serta tangan Haruto yang lecet penuh perhatian.
"Jeongwoo."
Jeongwoo yang sebelumnya fokus mengobati luka Haruto seketika memindahkan perhatiannya. "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiddo √
FanfictionCOMPLETED! [ Hajeongwoo | Boyslove! ] "Kata ayah kartu ini bisa beli apa aja. Aku mau beli kamu, berapa harganya?" © ARCAPHILE