␥
Haruto sudah menduga bahwa Jeongwoo akan mendiami dirinya ketika ia ngambek. Kemarin, sepulangnya dari Mall, Haruto sengaja tidak mengunjungi rumah Jeongwoo dan memilih bermain dengan teman-temannya.
Pesan dari Jeongwoo hanya ia balas secara singkat tanpa menjelaskan alasan kenapa dirinya tidak bisa menemui Jeongwoo. Karena bagian dari rencananya membuat Haruto melakukan itu.
Selain itu, melihat bagaimana Jeongwoo menghindari dirinya setiap kali mereka berpas-pasan berhasil membuat Haruto semakin jatuh cinta. Jeongwoo terlihat menggemaskan dengan raut cemberut miliknya.
Saat jam makan siang, Haruto biasanya langsung mendatangi Jeongwoo mengajaknya pergi ke kantin. Namun, eksistensi pemuda itu tak dapat Jeongwoo tangkap dalam pandangannya. Padahal, Jeongwoo sudah berharap Haruto mendatanginya dan meminta maaf sudah mengabaikannya kemarin hari.
Terlampau kesal, Jeongwoo menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja. Mengabaikan teman sebangku nya yang terkejut akibat suara keras yang ia hasilkan.
Wonyoung menutup pouch make up nya. Menoleh ke arah Jeongwoo yang terlihat tidak bersemangat.
"Jeongwoo kenapa?" Tanya Minji yang baru saja datang bersama Jaehee dan Dohyon sambil menenteng sebungkus basreng.
"Gak tau, tiba-tiba jedotin kepala bikin gue kaget." Wonyoung mengambil snack milik Minji seenaknya.
"Eh, punya gue! Beli sendiri sana lo!"
"Males jalan."
Dohyon melemparkan satu bungkus kearah Wonyoung. "Noh, titipan lo." Kemudian ia menyandarkan pinggang pada pinggiran meja. Matanya terpaku ke bawah, tepatnya ke arah Jeongwoo. "Gue liat Haruto di kantin sama Doyoung sama Jungwon, tumben ga ngapelin ni bocah ke sini?"
"Makasih, Dohyon! Lo emang penyelamat gue, ga kayak si onoh."
"Bilang aja gue, gausah si onoh onoh." Minji mengambil sebiji basreng kemudian memaksa Wonyoung membuka mulutnya. "Nih, nih, makan nih."
"FAKKKKK!"
"Ribut terus, heran. Tapi, bener deh! Haruto kan selalu ke sini buat ngajak Jeongwoo makan. Kok sekarang ngga ya?" Jaehee yang awalnya diam, mulai ikut membuka mulutnya.
Wonyoung dan Minji segera berhenti membuat keributan. Mereka berempat fokus menjatuhkan perhatian ke Jeongwoo.
Wonyoung mendekat, menusuk-nusuk lengan Jeongwoo. "Je, masih idup, kan?"
"Cek kakinya, napak ga?" Minji menginterupsi, telunjuknya menunjuk ke bagian bawah meja.
"Sinting kalian." Dohyon berdecak sebal.
"Orang-orang dengan pemikiran di luar nalar macam kalian diem dulu! Ssttt!" Jaehee melotot galak. Ini situasi gawat darurat baginya.
Wonyoung meniru itu lalu melototi Minji yang sontak menutup mulutnya.
Baru saja Jaehee ingin bertanya pada Jeongwoo yang sudah mengangkat wajahnya, sebuah suara lebih dulu menyela.
"Haruto sama Jeongwoo cerai, kah?"
Jeongwoo lagi-lagi menjatuhkan kepalanya. Namun, kali ini ditambah tas yang ia ambil untuk ikut serta menyembunyikan mukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiddo √
FanfictionCOMPLETED! [ Hajeongwoo | Boyslove! ] "Kata ayah kartu ini bisa beli apa aja. Aku mau beli kamu, berapa harganya?" © ARCAPHILE